Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Optimalkan Ibadah Ramadan

SYARIEF OEBAIDILLAH
28/4/2021 04:50
Optimalkan Ibadah Ramadan
(Ustaz Shamsi Ali . (Dok. Youtube))

JIKA dalam konsep masyarakat lain waktu itu adalah uang atau terkenal dengan istilah time is money, dalam pandangan Islam justru waktu itu adalah hidup. Hidup manusia di atas dunia ini ialah bilangan waktu. Detik ke menit ke jam ke hari hingga ke bulan dan tahun.

"Umur manusia pun hanya dalam bilangan waktu. Ada yang mencapai ratusan tahun. Ada puluhan tahun, tapi ada juga beberapa bulan, bahkan sekadar bilangan hari dari umurnya, " kata Ustaz Shamsi Ali kepada Media Indonesia, Selasa (27/4).

Pada akhirnya ketika waktunya berlalu, berlalu pula hidupnya dalam dunia ini. Shamsi Ali menegaskan urgensi waktu dalam pandangan Islam ditandai, di antaranya, dengan berulang kali Allah bersumpah dalam Alquran. “'Demi malam, demi siang, demi waktu duha, dan beberapa ayat lainnya dalam Alquran menggambarkan urgensi waktu dalam hidup manusia," ujarnya.

Bahkan secara spesifik Allah mengaitkan kerugian manusia dengan waktu itu. Seolah kegagalan dalam mengoptimalkan waktu ialah salah satu penyebab utama kerugian manusia.

Shamsi Ali mengutip panjang tentang makna dan hikmah menghidupkan waktu yang menjadi tuntuntan umat di dalam kitab suci Alquran. 'Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang beriman dan beramal saleh. Serta saling mewasiatkan kepada kebenaran dan kesabaran'.

Ia pun mengutip hadis Rasulullah SAW yang mengingatkan umatnya akan urgensi waktu. Di antaranya 'pergunakan lima perkara sebelum lima perkara tiba'. Salah satunya ialah 'hidupmu sebelum matimu'.

"Hadis ini mengingatkan manusia untuk memaksimalkan hidup sebelum ajal. Kata ajal sendiri menggambarkan posisi waktu dalam hidup manusia, yaitu akhir dari rentetan waktu hidupnya. Ajal manusia itu berarti akhir dari perjalanan waktu dalam hidupnya," papar Shamsi Ali yang merupakan putra daerah Sulawesi Selatan. Shamsi Ali mengutip pesan Sayidina Ali RA, "Waktu itu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memotongnya, dialah yang akan memotongmu."

 

Muhasabah

Dia mengingatkan Ramadan ialah rangkaian waktu. "Kini Ramadan mendekati pertengahan umurnya. Hampir memasuki masa senja, yang harusnya semakin matang. Semoga kita semua matang dalam memaksimalkan hari-hari ini dalam meraih rida dan kasih Allah," tegasnya.

Dia kembali mengingatkan hendaknya sebelum terlambat kita semua bermuhasabah (introspeksi). Melakukan kalkulasi-kalkulasi secara jujur pada diri kita sendiri. Puasa saya bagaimana? Qiyaam saya bagaimana? Sedekah dan tilawah saya bagaimana? Bagaimana keadaan batin saya? Suasana hati bagaimana? Bagaimana pula pikiran dan dorongan iktikad hidup saya?

Kalau saja kita sadar akan nilai waktu di bulan mulia ini, niscaya kita akan siapkan check list segala amalan yang harusnya kita maksimalkan di dalamnya. Sayang, kerap kesadaran itu sangat minim. Akibatnya hari-hari mulia nan berkah berlalu begitu saja tanpa amalan yang bermakna dari kita. Ingat, penyesalan memang selalu hadir di akhir. "Semoga sebelum hari-hari Ramadan berlalu kita kembalikan semangat itu. Semangat untuk meraih semua kebaikan yang ada di dalamnya," ujarnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah