Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Doa Menjelang Bulan Puasa

Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
23/4/2020 06:35
Doa Menjelang Bulan Puasa
Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta(Seno)

PUJI syukur kami panjatkan ke hadirat-Mu karena meskipun berada di tengah ancaman musibah pandemi covid-19 dan harus menjalani pembatasan jarak sosial (social distancing), hamba-Mu masih tetap bisa merasakan besarnya karunia-Mu. Kami bisa merasakan indahnya salat berjemaah, makan berjemaah, olahraga berjemaah, dan tadarusan berjemaah bersama keluarga kami, yang justru selama ini jarang kami rasakan.

Sebentar lagi bulan Ramadan tiba. Jadikanlah bulan Ramadan kali ini tidak hanya membersihkan dosa-dosa kami, tetapi kiranya sekaligus
juga membersihkan virus korona yang mengancam hidup dan ketenangan kami. Kami berjanji, hamba-Mu akan menjadi hamba yang taat terhadap ajaran agama-Mu. Sebentar lagi hamba-Mu memasuki Ramadan. Hamba-Mu tertunduk malu.

Hamba-Mu bersimpuh di hadapan-Mu, di tempat kami masing-masing, untuk melakukan perenungan mendalam, sekaligus mengevaluasi diri terhadap amanah yang Engkau berikan kepada kami, baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah.

Kini hamba-Mu sadar. Bertambah panjang usia, bertambah banyak pula dosanya. Bertambah banyak nikmat Engkau berikan, bertambah
banyak pula dosa maksiat yang dilakukan.

Hamba-Mu sadar, siapa yang berbuat dosa dan siapa yang mengampuni dosa? Hamba-Mu-lah yang paling banyak melakukan dosa dan
Engkaulah yang paling banyak mengampuni dosa. Hamba-Mu sadar, dosa-dosanya besar, tetapi ampunan-Mu jauh lebih besar. Tidak ada yang bisa mengampuni dosa yang besar kecuali Tuhan Yang Mahabesar.

Karena itulah, hamba-Mu datang untuk menyeru dan memohon kepada Mu walaupun hamba-Mu berlumuran dosa. Jika Engkau menolak kedatangan kami, ke mana hamba-Mu akan pergi? Sementara hamba-Mu sadar, tidak ada Tuhan yang bisa menolong kecuali hanya Engkau.

Hamba-Mu sadar, Engkaulah Sang Mahakuasa. Makhluk kecil-Mu bernama korona tak bisa dilihat dengan mata, tetapi membuat kami semua lumpuh. Mereka datang mengepung dan mengintai kami. Hamba-Mu sudah berikhtiar, tetapi ikhtiar kami belum berhasil. Ternyata hamba-Mu ini tidak ada artinya apa-apa di hadapan-Mu. Ke mana kami memohon perlindungan selain dari-Mu, ya Allah?

Apakah Engkau masih mau menghukum sementara hamba-Mu sudah rebah bersujud dan beribadah kepada-Mu? Masihkah Engkau akan melanggengkan cobaan-Mu sementara wajah hamba-Mu sudah dibasahi air mata tobat? Apakah Engkau membenci hamba-Mu sementara jiwanya sudah diliputi rasa cinta dan kepasrahan teramat dalam terhadap-Mu?

Jika Engkau menghukum hamba-Mu, tidak ada manfaatnya bagi-Mu. Jika Engkau mengampuni hamba-Mu tidak ada mudaratnya bagi-Mu. Tidak ada jalan bagi hamba melindungi diri dari musibah kecuali dengan pertolongan-Mu. Tidak ada cara mencapai amal yang baik kecuali dengan kehendak- Mu.

Sungguh hamba-Mu takjub karena begitu banyak dosa dan kealpaan, tetapi bersamaan dengan itu hamba-Mu merasakan banyaknya anugrah dan kebaikan dari-Mu.

Ajarilah hamba-Mu agar tidak hanya pandai mensyukuri nikmat-Mu, tetapi juga pandai bersabar terhadap cobaan-Mu; tidak hanya mampu bersikap ikhlas, tetapi juga mampu bersikap istikamah di dalam menjalani kehidupan; tidak hanya bisa bersikap kritis, tetapi juga bisa bersikap santun; tidak hanya berani melakukan kebenaran, tetapi juga takut melakukan pelanggaran; tidak hanya pandai melihat kelemahan orang lain, tetapi juga pandai melihat kelemahan diri sendiri; tidak hanya mampu bicara banyak, tetapi juga mampu berbuat banyak; tidak hanya mampu memahami fenomena yang lahir, tetapi juga memahami fenomena yang batin; tidak hanya mampu menjadi orang yang pintar (’alimin), tetapi juga mampu menjadi orang arif bijaksana (’arifi n); tidak hanya mampu mengetahui apa yang diamalkannya, tetapi juga mengamalkan apa yang diketahuinya; tidak hanya bisa menjadi pemimpin yang baik, tetapi juga mampu menjadi rakyat yang baik; tidak hanya bagaimana menjadi orang baik, tetapi juga bagaimana mempersiapkan generasi masa depan lebih baik.

Kami mohon pengampunan-Mu karena di hadapan kami ada orang lemah, membutuhkan bantuan tidak kami bantu; ada orang dizalimi; memohon perlindungan tidak kami lindungi; ada orang susah; meminta bantuan, tidak kami hiraukan; ada orang meminta maaf; tidak kami maafkan; ada suguhan dosa dan maksiat; tidak kami tolak; ada haknya orang lain; tidak kami penuhi; ada kewajiban terhadap-Mu dan terhadap orang lain; tidak kami penuhi; kepada kami ada orang yang berbuat baik; tidak kami berterima kasih kepadanya; di dalam benak kami ada aib orang lain; tidak kami sembunyikan; di dalam diri kami ada kebaikan orang lain tidak kami hargai.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya
Renungan Ramadan
Cahaya Hati
Tafsir Al-Misbah