Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DINASTI politik keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan berlanjut pada pertarungan Pilkada 2024. Setelah Gibran Rakabuming Raka melaju menjadi calon wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto, kini putra bungsu Jokowi, yakni Kaesang Pangarep dikabarkan maju dalam pemilihan wali kota Solo atau gubernur Jakarta.
Sementara istri Kaesang, Erina S Gudono juga diusulkan Partai Gerindra dan Partai Golkar maju dalam pemilihan bupati Sleman. Lalu, menantu Jokowi yang menjabat Wali Kota Medan, Bobby Nasution juga berencana maju dalam pemilihan gubernur Sumatera Utara.
"Bisa jadi, dengan melihat kesuksesan Gibran dan Bobby Nasution sebagai wali kota, bahkan kemudian Gibran terpilih sebagai wakil presiden, menjadi pendorong utama mereka (Kaesang dan Erina) untuk maju di pilkada," kata Peneliti senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli, Senin (18/3).
Baca juga : Dinasti Politik Tidak Sehat untuk Demokrasi
Lili menilai peluang keluarga Jokowi yang maju dalam Pilkada serentak 2024 tergantung status sang ayah. Jika Jokowi masih menjabat sebagai presiden, peluang mereka menang cukup tinggi.
Menurutnya, efek dari Jokowi sebagai presiden dianggap sebagai titik masuk untuk sukses di pilkada. Partai-partai bisa diasumsikan pasti akan mencalonkan dan mendukungnya.
"Dengan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap orang tuanya sebagai presiden dianggap nanti ada effect positif untuk keterpilihan mereka. Pemilih dianggap take for granted, pasti memilihnya," kata Lili, Senin (18/3).
Baca juga : Gen Jokowi Paling Cocok untuk Anak Muda
Kendati demikian, kondisi itu bisa saja berubah jika para petinggi partai politik dan publik melihat bahwa Jokowi tidak lagi jadi presiden yang memiliki pengaruh dan kekuatan. Jokowi akan selesai masa jabatannya pada Oktober 2024. Sementara Pilkada 2024 direncakanan November.
"Jadi masih ada dinamika dan politik selalu tidak pasti, ada kejutan-kejutan," kata Lili.
"Tentu saja, jika memang mereka benar-benar maju, politik dinasti Jokowi makin meluas dan melebar. Kondisi ini sebenarnya tidak sehat bagi perkembangan demokrasi," lanjutnya. (Z-6)
Komika perempuan Mega Salsabillah meroasting komika senior Pandji Pragiwaksono terkait dinasti politik
Isu dinasti dilontarkan oleh pihak pihak yang setia dalam menuntaskan agenda reformasi yang belum tuntas.
PENYELENGGARAAN Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 lalu banyak dikritisi oleh lembaga pemantau pemilu. Dalam pelaksanaannya, Pemilu 2024 memiliki begitu banyak catatan
Anggota Komisi II DPR Fraksi PKS Mardani Ali Sera mengatakan keputusan itu bagus dan berpihak pada anak muda untuk maju menjadi pemimpin dan berkancah di politik.
Aksi Presiden Joko Widodo yang melanggengkan dinasti politik dan nepotisme dalam Pemilu 2024 bertentangan dengan kedauluatan rakyat.
Jika calon gubernur Jakarta lainnya yang muncul seperti Ketum PSI Kaesang Pangarep, itu juga dinilai punya kualitas yang bagus
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mendukung Irjen Ahmad Luthfi untuk maju dalam kontestasi Pilgub Jawa Tengah.
Ahmad Luthfi disebut memiliki popularitas tinggi di beberapa lembaga survei.
Ketum PSI Kaesang Pangarep mengaku akan lebih fokus menemani istri yang sedang mengambil program studi S2 dibandingkan terjun langsung jadi calon kepala daerah di Pilkada 2024.
Survei dari Indikator Politik Indonesia menunjukkan hasil respon publik terhadap simulasi tiga kandidat dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
Gerindra pertimbangkan Kaesang maju wakil gubernur Jateng
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved