Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PAKAR politik CSIS Nicky Fahrizal mengatakan pembahasan penunjukan gubernur Jakarta oleh presiden di Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) merupakan wujud upaya melakukan sentralisasi kekuasaan. Upaya itu ingin membangun kekuasaan yang efektif dengan tindakan yang otoriter dengan melakukan penunjukan.
"RUU Daerah Khusus Jakarta itu merupakan wujud dari upaya melakukan sentralisasi kekuasaan. Mencoba untuk kekuasaan tersentralisasi dan menginginkan kekuasaan yang efektif, kalau bisa ditunjuk saja tidak perlu melalui pemilu itu yang bahaya padahal kita dalam lintasan demokrasi yang seharusnya semakin sehat," ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Jumat (8/12).
Nicky menekankan praktik penunjukan kepala daerah dianggap sebagai pemerosotan demokrasi. Hal ini selain memang telah disusun secara dalam skema tertentu juga terjadinya ruang publik masyarakat sipil untuk kritis sebagai bentuk keseimbangan.
Baca juga : NasDem Dorong Pasal Penunjukan Langsung Kepala Daerah di RUU DKJ Dicabut
"Menyusutnya ruang publik masyarakat sipil sehingga kebebasan mereka mengecil. Lalu Masyarakat sipil kita tidak terkonsolidasi dengan baik selama 4 tahun 5 tahun terakhir,” ungkapnya.
Baca juga : RUU DKJ: Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Warganet Ramai-Ramai Menolak
Instrumen kekuasaan memberikan pengaruh yang cukup kuat terhadap gerakan sipil. Politik merangkul yang diterapkan Joko Widodo membuat sistem keseimbangan menjadi lemah dan mudah disingkirkan oleh kekuasaan.
"Simpul masyarakat sipil ada di pemerintahan ring 1 dan ring 2 itu sudah menjadi lemah. Dan sistem merangkul yang dilakukan Jokowi ketika kita melemah itu gampang sekali dilindas oleh kekuasaan," ucapnya.
Cara tersebut sambung dia sebelumnya pernah dilakukan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan merangkul masyarakat sipil dan akademisi. Namun yang SBY tidak berupaya mengecilkan ruang publik atau keseimbangan.
"Sebenarnya (cara ini) sudah pernah dilakukan oleh SBY dengan cara merangkul tokoh masyarakat sipil dan akademisi menjadi bagian pemerintah namun dia tidak berupaya untuk mengecilkan ruang publik atau menyusutkan ruang publik. Kalau Jokowi menyusutkan ruang publik dan membiarkan masyarakat sipil tidak terkonsolidasi. Ketika ada isu politik dan inkonstitusional jadi tidak menyeluruh yang satu bersuara yang lainnya tidak bersuara. Saya khawatir tidak berpengaruh pada electoral," paparnya.
Dengan demikian menurunya kualitas demokrasi gerakan masyarakat sipil yang tidak berpengaruh pada elektoral tidak memiliki daya doromg kuat untuk melakukan perbaikan. (Z-8)
Bawaslu antisipasi terjadinya kecurangan Pilkada DKI Jakarta
NasDem bebaskan Anies Baswedan pilih wakil di Pilkada DKI
Cawagub Anies Baswedan disarankan bukan kader NasDem, PKB, dan PKS
Koalisi Indonesia Maju (KIM) menegaskan tak khawatir untuk melawan calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilgub DKI 2024.
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengapresiasi langkah yang diambil NasDem dengan mengusung Anies di Pilgub DKI.
Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah menyebut PKB menyambut baik dukungan yang dilakukan oleh NasDem.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved