Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PERGERAKAN koalisi partai politik (parpol) pendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo saat ini masih didominasi oleh partai-partai non-parlemen, diketahui saat ini hanya dua partai besar yakni PDIP dan PPP yang telah menunjukkan sikapnya untuk mendukung Ganjar.
Melihat belum adanya kepastian dari parpol parlemen yang merapat dengan koalisi pendukung Ganjar, pengamat politik Firman Noor menilai keraguan parpol lain untuk merapat dengan koalisi Ganjar dikarenakan dominasi PDIP yang terlalu tegas.
"Saya kira ini refleksi dari beberapa hal, ada dari PDIP-nya sendiri di mana PDIP saat ini sudah menunjukkan bahwa siapapun yang nantinya akan bergabung, dia harus menyadari bahwa Presiden ini adalah petugas partai," tutur Firman dalam keterangannya, Jumat (21/7).
Baca juga: Gerindra Hormati Sikap PDIP Terkait Pemangilan Budiman Sudjatmiko
"Dalam posisi inikan berarti porsi komposisi kabinet, porsi agenda pemerintahan itu-kan akan didominasi oleh PDIP, nah tentu saja opsi ini tidak terlalu menarik untuk partai-partai menengah dan besar, kecuali partai partai kecil yang sudah pasrah," imbuhnya.
Selain itu, Idealisme PDIP yang sangat kental juga dinilai menciptakan keraguan sendiri bagi partai parlemen untuk bergabung dalam koalisi Ganjar.
Baca juga: Anies Katakan Perubahan tak Selalu Berarti Merombak
Dalam satu contoh, Firman menjelaskan, beberapa waktu belakang PDIP kerap kali melakukan pertemuan dengan Partai Demokrat, namun dia meyakini Demokrat tidak akan merapat ke koalisi pendukung Ganjar karena perbedaan idealisme.
"Kedua adalah idealisme. Dia (parpol lain) punya idealisme yang berbeda dengan PDIP. Nah misalnya mengapa kelompok perubahan (Demokrat) tidak bisa didekati oleh PDIP dan saya yakin tidak akan mengarah kesana, karena idealisme mereka sudah berbeda, mau dipaksa gimana juga susah. Karena kita bicara idealisme," jelasnya.
Senada dengan Firman, pengamat politik Ujang Komarudin juga menilai bahwa dominasi PDIP yang terlalu tegas dalam koalisi Ganjar menjadi keraguan bagi parpol parlemen untuk bergabung.
"Bisa jadi partai-partai parlemen itu belum bergabung karena menganggap PDIP terlalu dominan, karena punya tiket sendiri (untuk mengusung calon presiden). Dan partai-partai lain khawatir hanya dianggap sebagai pengikut," terangnya.
Ujang menambahkan, hal lain yang juga membuat partai-partai besar ragu untuk bergabung dengan dengan koalisi Ganjar karena memang parpol lain punya perhitungan sendiri dan memiliki pilihannya sendiri.
"Prinsipnya berkoalisi itukan kebersamaan dan ingin meraih kekuasaan bersama-sama. Saya sih melihatnya, mungkin partai-partai parlemen tidak merapat dengan PDIP, karena partai partai itu punya kepentingannya masing-masing. Seperti NasDem, Gerindra dan PKB itukan punya kepentingannya masing-masing," tukasnya. (Rif/Z-7)
GANJAR Pranowo merespon pertanyaan awak media terkait sosok yang cocok menjadi Gubernur Jawa Tengah (Pilkada Jateng). Ini menurutnya.
Megawati diyakini sudah melalui pertimbangan yang matang sebelum mengeluarkan keputusan tersebut.
Adian Napitulu, Ganjar Pranowo, hingga Basuki Tjahaja Purnama masuk kepengurusan PDIP
Ajang Soekarno Run sebagai penutupan peringatan Bulan Bung Karno 2024 digelar di Parkir Timur Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (30/6)
PDI Perjuangan menanggapi soal adanya kemungkinan berkoalisi dengan partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam mendukung calon gubernur DKI Jakarta.
MANTAN Gubernur Jawa Tengah dua periode, Ganjar Pranowo mengungkapkan munculnya nama Anies Baswedan sebagai bakal calon Gubernur Jakarta yang akan didukung PDI Perjuangan
Penyelenggaraan Pilkada yang inklusif menjadi jembatan bagi pemenuhan hak pilih bagi semua golongan.
Pilkada Kota Semarang 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan ketat dengan beberapa kandidat yang sudah dikenal oleh calon pemilih.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyambut baik tawaran bergabung dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengungkapkan pihaknya menunggu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran
Anies memastikan bakal memilih pasangan yang memperkuat koalisi. Figur yang dipilih juga dipastikan menjaring dukungan kuat masyarakat.
PDIP berpandangan koalisi politik yang lebih cair di Pilkada ketimbang Pilpres adalah hal yang wajar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved