Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Hadiri Apel Siaga Perubahan, Golkar Lebih Klop dengan NasDem?

Fachri Audhia Hafiez
17/7/2023 17:18
Hadiri Apel Siaga Perubahan, Golkar Lebih Klop dengan NasDem?
Apel Siaga perubahan Partai NasDem di Gelora Bung Karno (GBL), Jakarta, Minggu (16/7).(MI/Moh Irfan.)

KETUA DPP Partai Golkar Christina Aryani, Ketua Badan Advokasi Hukum dan HAM (Bakumham) DPP Partai Golkar Supriansa, dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Rizal Mallarangeng hadir dalam Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu, 17 Juli 2023. Kehadiran tiga elite Golkar itu dinilai bentuk ikhtiar partai berlogo pohon beringin itu sebelum bersikap untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Bentuk ikhtiar politik dari Partai Golkar untuk mencari peluang terbaik dalam melabuhkan sikap politik untuk pemilihan presiden," kata peneliti dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro kepada Medcom.id, Senin, 17 Juli 2023. Menurut Bawono, Partai Golkar lebih klop bersama poros NasDem dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) atau Partai Gerindra dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Ini karena kedua pucuk pimpinan (parpol) itu mantan politikus Golkar.

"Bagi Partai Golkar memang lebih terasa klop bila dalam satu barisan koalisi dengan Partai NasDem atau dengan Partai Gerindra ketimbang dalam barisan koalisi dengan PDI Perjuangan," ucap Bawono. Partai Golkar dinilai masih terlihat gamang dalam menentukan sikap politik terutama dukungan terkait Pilpres 2024. Belum terlihat kecenderungan kuat akan melabuhkan dukungan terhadap Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, atau Anies Baswedan.

Baca juga: Analis Politik: Agenda Perubahan Surya Paloh Menemukan Momentum

Apabila Partai Golkar, lanjut dia, ingin bergabung dalam barisan Koalisi Perubahan, tidak boleh mematok nama Airlangga Hartarto sebagai bakal cawapres untuk dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai harga mati. Pasalnya, elektabilitas Airlangga juga belum mumpuni.

"Partai Golkar harus lebih realistis melihat tingkat elektabilitas Airlangga Hartarto saat ini tidak cukup bersaing dibandingkan nama-nama lain di jajaran bakal cawapres," ujar Bawono. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya