Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
POLEMIK pembelian 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-2 milik Angkatan Udara Qatar dinilai karena ada ketidakpahaman sejumlah pihak. Padahal itu untuk memenuhi kebutuhan alutsista yang mendesak.
"Melihat bujet yang tersedia tergolong kecil mengingat kondisi alutsista Indonesia dalam keadaan memprihatinkan dan kebutuhan mendesak. Selain itu penggunaannya mencapai jangka panjang," ujar Apep Agustiawan, pengamat sosial dan militer, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (18/6).
Sebelumnya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan memiliki sejumlah alasan penting di balik pembelian 12 unit Mirage 2000-5 tersebut, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur Indonesia. Dengan begitu, Indonesia memiliki kekuatan pertahanan atau mampu menjaga dari ancaman yang membahayakan kedaulatan NKRI.
Prabowo juga mengatakan saat ini banyak pesawat tempur yang dimiliki Indonesia kondisinya sudah tua sehingga harus diperbarui (refurbished). Indonesia sudah memesan pesawat jenis Dassault Rafale, tetapi proses kedatangannya cukup memakan waktu.
Menurut Apep, angka Rp4,7 triliun ditambah dukungan perawatan, pelatihan, dan fasilitas senilai Rp7,1 triliun masih terbilang bisa dipahami. Pasalnya, jika membeli unit baru hanya mendapatkan sekitar 2-3 pesawat saja.
"Angkanya masih sangat ideal. Terlebih jika kita melihat betapa pentingnya kebutuhan kemanan dan fungsionalnya. Selain itu penting untuk menjaga kekosongan kekuatan negara di angkasa dalam rangka menjaga ekonomi (PDB) Rp19.558 triliun, tentu membutuhkan rasa aman," tandas Apep.
Adapun pembelian alutsista yang dilakukan merupakan strategi yang tepat dan sesuai konstitusi. Ia menambahkan pembelian alutsista merupakan bentuk nyata Kemenhan dalam melaksanakan fungsi untuk pembangunan kekuatan TNI.
Pengadaan Mirage 2000-5 juga tidak mudah sebab banyak negara yang mengincar pesawat tersebut. Prabowo menambahkan Mirage 2000-5 masih dalam kondisi bagus dan terbilang canggih, walaupun pesawat itu merupakan bekas dari Angkatan Udara Qatar.
Hal tersebut karena Qatar merupakan negara kecil sehingga waktu terbangnya masih sedikit serta wilayahnya tidak terlalu luas. Alhasil masih bisa dipakai 15-20 tahun lagi, dan teknologinya sudah sangat canggih serta mengarah kepada Rafale. Terlebih, pilot-pilot Indonesia bisa berlatih di Mirage.
Prabowo juga mengatakan insitusinya memiliki program dengan Korea Selatan, yakni terkait pesawat tempur generasi 4.5 KFX. Di sisi lain, Kementerian Pertahanan pun sedang bernegosiasi dengan Amerika Serikat soal pembelian pesawat tempur F-15 Super Eagle. (RO/O-2)
KETUA Badan Pengurus Centra Initiative, Al Araf membeberkan sejumlah tata kelola sektor pertahanan ala Prabowo Subianto yang kacau dan ruwet.
KOMISI Pemberantasann Korupsi (KPK) telah menerima laporan dugaan rasuah dalam pengadaan Jet Tempur Mirage 2000-5 di Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Aduan itu kini diverifikasi.
KOALISI Masyarakat Sipil untuk Reformasi Keamanan melaporkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke KPK untuk dugaan rasuah dalam pembelian Pesawat Jet Mirage 2000-5.
SETARA Institute menjadi salah satu dari Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menyelidiki laporan dugaan korupsi pembelian pesawat Mirage 2000-5
KOALISI masyarakat sipil meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar mengusut dugaan korupsi atas laporan dugaan korupsi Pembelian Pesawat Mirage 2000-5 milik Angkatan Udara (AU) Qatar.
DPR juga diminta untuk meminta klarifikasi dari Prabowo.
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved