Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
TENGGELAMNYA kapal selam Nanggala 402 di perairan Bali menjadi sinyal kuat untuk pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh khususnya terhadap sistem perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/4) Ketua MPR Bambang Soesatyo menekankan pemerintah tidak boleh lagi membeli barang bekas khususnya alutsista.
"Tidak boleh kita beli barang bekas lagi. Jika perlu, dilakukan audit terhadap sistem perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan (maintenance, repair and overhaul/MRO). Agar kedepannya tidak ada lagi nyawa prajurit yang gugur dalam latihan," tegasnya.
Dia mendukung rencana Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan memberikan kenaikan pangkat secara berjenjang terhadap seluruh personil KRI Nanggala 402 yang gugur dalam tugas negara.
Baca juga: Jokowi Beri Kenaikan Pangkat 53 Awak KRI Nanggala-402
"Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga tetap tabah dan mengikhlaskan kepergian mereka. Para keluarga yang ditinggalkan pun harus bangga karena mereka adalah patriot kebanggaan bangsa, mengabdikan dirinya sebagai prajurit yang menjaga kedaulatan negara," terangnya.
Negara sambungnya juga harus hadir dan tidak boleh melupakan pengabdian para prajurit KRI Nanggala 402. Salah satunya dengan memberikan perhatian khusus kepada keluarga prajurit yang gugur.
Selain kenaikan pangkat, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bersama Kementerian Sosial serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga dapat memberikan beasiswa pendidikan kepada para putri-putri personil KRI Nanggala 402.
"Sehingga masa depan putra dan putri para prajurit KRI Nanggala 402 bisa tetap terjamin," imbuhnya. (OL-4)
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved