Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DI balik nama besar Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), ternyata kesederhanaan dan sikap egaliternya lebih mengemuka.
Hal itu berdasarkan pengalaman orang-orang yang bersentuhan dengannya, baik keluarga, kolega, mahasiswa, teman diskusi atau sesama alumni Pondok Pesantren Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah.
Kesan mendalam tentang Rektor UIN Syaif HIdayatullah Jakarta periode 2006-2010 dan 2010-2015 yang akrab disapa Mas Komar itu terungkap dalam acara yang bertajuk Ketuhanan dan Kemanusiaan: 67 Tahun Perjalanan Komaruddin Hidayat, yang digelar secara virtual pada minggu (18/10) malam.
Perayaan ulang tahun dihadiri sekitar 300-an peserta.
Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menuturkan pengalamannya saat menjadi staf Komaruddin Hidayat di mana tokoh kelahiran Magelang, 18 Oktober 1953, ketika itu menjabat Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) untuk Pemilu 2004.
“Saya pernah melihat Prof Komar mencopoti tulisan profesor di topinya. Saya tanya kenapa dicopotin? Kata Prof Komar, gelar profesor kan simbol saja. Ngak usahlah, katanya,” ungkap Titi Anggraini yang disambut tawa hadirin.
Baca juga: Jokowi: Pengadaan Vaksin Jangan Tergesa-gesa
Tak hanya itu, Titi melihat Komaruddin tidak peduli dengan segala privilese (keistimewaan) sebagai Ketua Panwaslu Pusat. “Sebagai pejabat biasa kan kalau dibawakan tasnya atau dibukakan pintu mobil nya. Tapi, Prof Komar marah diperlakukan seperti itu. Kata mas Komar, saya takut kalau ngak jadi pejabat lagi, lupa bagaimana buka pintu mobil. Saya kagum dengan Prof Komar. Beliau mengajarkan demokrasi yang sesungguhnya, komitmen pada keberagaman, menghargai anak muda dan perempuan,” pungkasnya.
Guru Besar Antropologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jamhari Makruf, mengatakan bahwa Komaruddin adalah ikon penting keberhasilan alumni Ponpes Pabelan.
“Waktu saya masih nyantri di Pabelan. Ada mobil Corolla DX warna putih plat D datang ke pondok. Yang nyetirnya berambut gondrong. Saya tanya sama kyai, siapa dia? Dia alumni sini. Kalau kamu belajar sungguh-sungguh kamu bisa punya lebih dari Corolla DX. Kata kyai ke saya. Mobil Corolla DX mas Komar saat itu benar-benar jadi inspirasi santri yang miskin, tiap hari makan tahu, dan gudikan (buduk),” katanya sembari tersenyum.
Jamhari saat menjabat Wakil Rektor UIN Jakarta juga dipaksa main golf oleh Komaruddin. “Saya diberi stik golf dan terus langsung disuruh main dengan Dubes Korea Selatan. Ternyata golf bisa memperkaya pergaulan. Hebatnya mas Komar juga mampu menangkap spiritualitas dalam golf. Awalnya saya berpikir mas Komar mengada-ada, tapi kemudian saya berpikir oh benar juga, sehingga tak aneh kalau buku Spiritual Side of Golf (2010) mas Komar menjadi Best Seller bertahun-tahun,” tuturnya.
Baca juga: ISIS Kutuk Kesepakatan Israel-Arab Teluk
Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan kesaksian bahwa Komaruddin adalah santri kosmopolitan. “Mas Komar adalah lulusan pesantren yang memiliki pergaulan yang luas dengan berbagai kalangan, menjadi guru besar, tidak kurang 60 negara sudah dikunjunginya. Cara beragama dan pemikiran mas Komar selalu merefleksikan nilai kemanusiaan,” kata Lukman.
Komaruddin mengapresiasi Komunitas Cak Nurian yang menggelar perayaannya. “Saya merasa surprise dengan acara ini. Saya merasa terharu. Terima kasih. Hidup itu adalah gerak sentripetal di mana kita akan kembali kepada Tuhan. Kebertuhanan baru akan optimal apabila kita menghargai kemanusiaan, karena di dalam kemanusiaan ada nilai ketuhanan. Jadi naif kalau mengaku bertuhan tapi menindas manusia. Meminjam istilah Ibnu ‘Arabi, Jalan menuju Tuhan sebanyak ruh manusia,” katanya. Selamat Ulang Tahun Mas Komar, semoga sehat dan sukses selalu.(OL-4)
PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto (PS) peduli terhadap berbagai faktor yang mengancam keutuhan bangsa.
Meraih gelar profesor bukanlah perkara mudah. Perjalanan panjang dan komitmen tinggi diperlukan untuk memenuhi kualifikasinya.
Belasan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, melanggar integritas akademik serius dan terancam dicopot gelarnya.
Universitas Mercu Buana (UMB) melahirkan dua guru besar baru di bidang Ilmu Manajemen yaitu Ahmad Badawi Saluy dan Indra Siswanti.
Perubahan iklim dapat menjadi ancaman besar bagi ketahanan pangan nasional.
Buku yang berjudul Garuda & Trisula: Hubungan Indonesia-Ukraina 1946-2022 menggambarkan hubungan bilateral Indonesia-Ukraina.
CEO Apple, Tim Cook mengatakan akan kembali berinvestasi di Indonesia dengan membangun akademi Apple di Bali.
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak meminta akademisi dan masyarakat mengawasi persidangan kasus korupsi dan mengkritisinya.
Keadilan adalah sesuatu yang relatif dan memiliki dimensi dalam berbagai konteks, sehingga diperlukan sistem hukum yang tepat agar dapat memberikan kepastian hukum yang berkeadilan.
Ada 40 stand PTS dan 10 perguruan tinggi negeri yang memeriahkan Career Day 2024 MGBK, serta dihadiri oleh hampir 20 ribu pengunjung selama pelaksanana tiga hari.
RENACI hadir sebagai langkah nyata untuk mendukung transisi menuju energi berkelanjutan dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menerapkan energi terbarukan.
Menjadi seorang pilot bisa diwujudkan melalui program 14 Daypilot Flight Academy dan mempermudah siapapun untuk menekuni dunia penerbangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved