Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
JURU Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak membantah bahwa sejumlah pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Kemenhan bias terhadap TNI Angkatan Darat.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, kata dia, sejak awal, menegaskan pengadaan alutsista akan dilakukan semaksimal mungkin.
"Jadi keliru bila ada yang menilai perspektif dan program Menteri Pertahanan bias Angkatan Darat," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (25/11).
Dahnil menambahkan belanja alutsista juga akan diarahkan untuk perimbangan kekuatan pertahanan, khususnya kapal-kapal perang Angkatan Laut, maupun pesawat tempur Angkatan Udara dan Angkatan Darat.
Prabowo, lanjut Dahnil, juga paham memahami, kondisi alutsista yang sudah baik harus ditingkatkan terus dan dimodernisasi.
Baca juga: PP Penanganan Terorisme Belum Detail Atur Soal Pelaku
Oleh sebab itu, Prabowo juga terus mengkaji secara langsung terkait harga dan spesifikasi pengadaan alutsista yang sudah dialokasi pada 2019 dan alokasi 2020. Hal ini demi pengadaam alutsista tepat sasaran, ekonomis, efisien dan efektif.
"Agar mampu memberikan efek positif memperkuat pertahanan dan bebas kebocoran serta perburuan rente," paparnya.
Prabowo, kata Dahnil, juga sudah mewanti-wanti agar pengadaan alutsista di Kemenhan dilakukan secara ketat. Ia juga tidak mau ada kebocoran anggaran dalam pengadaan alutsista.
"Belanja pertahanan harus digunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan minimalisasi kebocoran," paparnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyediakan alat mutakhir untuk mengantisipasi perang di masa mendatang. Jokowi tidak ingin, pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) yang usang.
Menurut Jokowi, pengadaan alutsista harus betul-betul memperhitungkan dan mengantisipasi teknologi persenjataan yang berubah begitu cepat.
Pengadaan alutsista ijuga harus mempertimbangkan corak peperangan di masa yang akan datang.
"Jangan sampai pengadaan alusista kita lakukan dengan teknologi yang sudah usang, sudah ketinggalan, dan tidak sesuai dengan corak peperangan di masa yang akan datang," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai kebijakan pengadaan alutsista di Kantor Presiden, Jakarta, 22 November lalu. (OL-2)
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved