Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KETUA Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Muradi, menilai keputusan Presiden Joko Widodo untuk melakukan penguatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) modern tetap memerlukan komitmen lain, seperti kemandirian dalam hal pengembangan alutsista dalam negeri.
"Jadi harus memastikan kalau kita mandiri untuk mengembangkan alutsista itu, misalnya teknologinya kita punya dan lain sebagainya," ujar Muradi ketika dihubungi, Jumat (22/11).
Ia pun tidak menampik jika realitasnya banyak produsen alat pertahanan yang enggan membagi teknologi. Menurut dia, hal tersebut bisa saja terjadi karena sistem alih teknologi dalam prosesnya memiliki prasyarat yang wajib dipenuhi.
Baca juga : Jokowi Instruksikan Prabowo Jangan Beli Alutsista Usang
"Sistem transfer of technology (ToT) tentu ada prasyarat. Apa? Ya, kita harus punya logistik yang cukup untuk bisa melakukan alih teknologi. Itu menjadi prasyarat utama, mau tidak mau, suka tidak suka. Tidak masalah karena hal itu menjadi bagian penting dari penguatan industri pertahanan dalam negeri."
Namun, sambung dia, proses alih teknologi tidak bisa langsung diterapkan kepada produsen di negara yang sebelumnya sudah menjalin kerja sama.
Tetap harus dilakukan bertahap sembari membangun komunikasi dan kerja sama yang lebih strategis dengan negara-negara lain.
"Alih teknologi itu begini, begitu kita impor pasti ada ToT. Nah, ToT itu kan ada uangnya. Jadi itu enggak gratis dan negara harus menyiapkan anggarannya," tandasnya. (Gol)
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved