Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pengamat: NasDem Bisa jadi Jembatan Oposisi dan Pemerintah

M. Iqbal Al Machmudi
03/11/2019 16:18
Pengamat: NasDem Bisa jadi Jembatan Oposisi dan Pemerintah
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman(MI/ Adam Dwi)

PERTEMUAN antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman disebut-sebut sebagai politik dua kaki. Namun, pengamat politik Adi Prayitno berpandangan sebaliknya.

"Gak ada politik dua kaki. Jangan selalu dikaitkan dengan politik dua kaki tapi komitmen NasDem yang ingin sebagai mitra kritis saya kira layak dukung karena memang posisi oposisi kan lemah," kata Adi dihubungi, Minggu (3/11).

Menurutnya keduanya bisa saja menjadi mitra kritisi, jika ada kebijakan pemerintah yang tidak membuat masyarakat sejahtera. Peran NasDem juga bisa mengingatkan Presiden dan pemerintah.

"Kalau dibaca secara umum, NasDem ini mendorong agar ada oposisi yang juga kuat. Karena dengan kondisi yang seperti ini oposisi sangatlah lemah. Hanya PKS yang istiqamah dan konsisten berseberangan dengan pemerintah," ujar Adi.

Menurutnya sudah menjadi tugas NasDem yang bisa menjembatani antara oposisi dengan pemerintah.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengungkapkan bahwa ada tiga kesepakatan yang ditandatangani bersama yaitu kesepakatan menghormati posisi partai politik masing-masing sehingga demokrasi tetap berjalan dengan baik.

"Kesepakatan kedua adalah sama-sama mengedepankan Akhlakul Karimah, keteladanan, dan kebajikan di ruang publik," ujar Willy.

Sedangkan kesepakatan ketiga ialah sama-sama menjaga nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila yang kemudian bersikap tegas terhadap aksi intoleransi, radikalisme, terorisme dan sebagainya.

"Yang dibahas waktu itu diskusinya yang sangat berat Pak Sohibul iman berbicara mengenai trust dalam kondisi kebangsaan," tutupnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya