Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Rajut kembali Persaudaraan di Wamena

Marcelinus Kelen
09/10/2019 06:30
Rajut kembali Persaudaraan di Wamena
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.(MI/RAMDANI)

SITUASI di Wamena, Jayawijaya, Papua, dilaporkan relatif kondusif pascakerusuhan yang terjadi pada 23 September lalu. Presiden Joko Widodo pun, kemarin, mulai memerintahkan jajarannya untuk memperbaiki bangunan-bangunan yang rusak akibat insiden di wilayah itu.

Selain perbaikan fisik, perbaikan atas kerusakan nonfisik juga tidak kalah pentingnya untuk disegerakan. Dalam kaitan itu, dosen sosiologi dan antropologi Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Kadir Katjong, berpendapat bahwa kolaborasi para tokoh yang ada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, dan sekitarnya dapat menjadi solusi awal demi merajut kembali kebersamaan pascakerusuhan.

Ketua Program Studi Pascasarjana Antropologi Hukum Uncen itu berpendapat, membaiknya situasi terkini di Wamena merupakan kesempatan untuk menciptakan momentum bersama para tokoh ataupun pihak berpengaruh lainnya untuk duduk bersama.

"Pemerintah dapat mengambil inisiatif untuk mengumpulkan para tokoh di Wamena. Duduk bersama mencari solusi merajut kembali kebersamaan di sana yang selama ini berjalan baik," kata Kadir, kemarin.

Senada, Rektor Universitas Cenderawasih, Apollo Safanpo, mengimbau semua pihak untuk menahan diri. Mereka diminta tidak terprovokasi dengan berbagai isu yang kurang baik. Masyarakat juga didorong untuk terus membangun dialog dan komunikasi dengan berbagai komunitas dan semua paguyuban yang ada di Wamena dan Papua.

"Upayakan terus untuk merajut dan menguatkan perdamaian dan kerukunan," kata Apollo saat dihubungi, kemarin.

Apollo juga memaparkan solusi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang bagi persoalan di Papua. Solusi jangka pendek ialah memulihkan kembali kondisi keamanan, perekonomian, dan rasa saling percaya. Untuk jangka menengah, menghadirkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Adapun solusi jangka panjangnya ialah mengevaluasi total kurikulum pendidikan di Papua secara berjenjang, mulai sekolah dasar, menengah, sampai perguruan tinggi.

"Pada setiap jenjang harus ada pendidikan karakter dan pendidikan moral, etika, dan norma agar kita dapat terus menanamkan dan menumbuhkan rasa persatuan dan persaudaraan atas dasar saling menghargai dan saling menghormati," papar Apollo.

 

Perbaikan

Dalam kesempatan berbeda, Presiden Joko Widodo, kemarin, memanggil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, dan Wakil Menkeu Mardiasmo ke Istana Presiden, Jakarta. Jokowi meminta bangunan yang rusak akibat kerusuhan di Wamena segera diperbaiki.

Seusai pertemuan, Basuki mengatakan telah melaporkan progres penanganan kerusakan. Ia menyatakan pembangunan kembali rumah dan fasilitas umum akan dilakukan kementeriannya dengan melibatkan pengusaha dan material lokal. Pembangunan pun akan menggandeng TNI. (Pun/Mal/YH/JI/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya