Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

NasDem Ingatkan Prioritas Hunian Tetap Pascabencana Sulteng

Aries Wijaksena
24/6/2019 16:15
NasDem Ingatkan Prioritas Hunian Tetap Pascabencana Sulteng
Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Ahmad HM Ali(MI/Akmal fauzi )

FRAKSI Partai NasDem DPR RI meminta semua stakeholder yang terlibat dalam agenda Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana di Sulawesi Tengah bersinergi mengutamakan pemenuhan hak-hak korban terdampak yang kehilangan rumah.

“Mereka harus diprioritaskan untuk secepatnya difasilitasi hunian tetap dan agenda ekonomi untuk memulihkan mata pencaharian sesuai dengan master plan rencana induk yang telah ditetapkan,” ujar Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Ahmad HM Ali, Senin (24/6).

Realisasi prioritas dipandang Ali sangat penting, mengingat bencana gempa bumi, tsunami, likuifaksi dan tanah longsor yang terjadi di lembah Palu, Sulteng, telah berlalu sejak 10 bulan lalu tepatnya 28 September 2018 lalu.

“Artinya masyarakat korban sudah mengungsi kurang dua bulan lagi, satu tahun. Harus ada kemajuan yang berarti, paling tidak pemenuhan hak-hak korban disegerakan untuk dipenuhi,” kata anggota Komisi VII ini.

Baca juga: Masih Ada Rangka Manusia di Bekas Likuefaksi Sulteng

Lebih jauh Ali menekankan rehabilitasi kehidupan manusia, terutama korban yang telah kehilangan tempat tinggal harus menjadi skala prioritas. Agenda rekonstruksi kata dia bisa mengikuti secara beriringan.

“Agenda pemulihan kehidupan sosial korban terdampak yang kehilangan hunian harus menjadi skala prioritas, infrastruktur dan rekonstruksi lainnya yang bersifat fisik nanti bisa sambil beriringan,” pesannya.

Dalam kesempatan yang sama, Ali menyampaikan saat ini terjadi disparitas (perbedaan) tingkat kehidupan yang agak ekstrem terutama wilayah perkotaan dengan desa yang menjadi zona terdampak bencana. Banyak sekali orang kehilangan mata pencaharian, sementara kehidupan sosial bergerak lebih cepat dari kemampuan adaptasi program rehab rekon untuk memenuhi fasilitas sarana kerja.

“Disparitas kehidupan agak ekstrem (tajam) karena kehidupan sosial bergerak cepat ke arah konsumsi normal di tengah produksi dan pekerjaan yang belum pulih,” tuturnya.

Ali mengemukakan laporan Bank Indonesia menyebutkan kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengah sedikit memburuk paskabencana. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Tengah pada Februari 2019 mencapai 3,54% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang sebesar 3,19%.

“Salah satu penyebabnya adalah dampak bencana yang menyebabkan tenaga kerja kehilangan mata pencahariannya terutama pada sektor pertanian dan perdagangan,” pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya