Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengimbau agar masyarakat tidak menyikapinya hasil hitung cepat lembaga survei dalam Pilpres 2019 secara berlebihan, menurutnya yang terpenting ialah mensyukurinya.
"Mari kita menyikapi hasil survei itu dengan tidak berlebihan sebagaimana kita lihat tadi tidak ada euforia apapun ya, Pak Jokowi, teman-teman di TKN, tidak ada euforia apapun. Semua bersyukur melihat hasil survei itu dengan penuh kesyukuran," ujar TGB saat ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (17/4).
Menurut TGB, lembaga survei yang merilis hasil perhitungan cepat tersebut kredibel, dan berdasarkan hasilnya tidak terdapat perolehan yang berbeda signifikan. Ia juga berharap agar hasil perhitungan cepat ini akan sesuai dengan hasil resmi dari KPU nantinya.
"Saya pikir semua lembaga kredibel ya, yang melakukan quick count itu kan sepakat ya bahwa pasangan Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin itu menang cuma hasilnya kan ada yang 53, ada 54, 55. Jadi kami punya keyakinan Insyallah mudah-mudahan hasil real count dari KPU itu sesuai dengan quick count sebagaimana apda pemilu-pemilu sebelumnya," terang TGB.
Baca juga : KPU: Quick Count Bisa Dipertanggungjawabkan
TGB tidak menampik keakuratan metode perhitungan cepat yang mengunggulkan pasangan Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019, meskipun demikian ia menegaskan untuk tetap berpedoman pada hasil akhir yang diumumkan oleh KPU selaku penyelenggara pemilu.
"Mari kita dengan berlapang dada kita tunggu hasil, kita hormati quick count, yang mau percaya ya Alhamdulillah sesuai metode scientific, yang merasa kurang lega atau kurang nyaman silahkan tunggu hasil KPU," tutur TGB.
TGB mengingatkan per 17 April 2019 kontestasi pemilu sudah usai, sehingga elite politik diharapkan memberikan ujaran-ujaran dan pernyataan yang menyejukan kepada masyarakat, dan bukan sebaliknya yang justru dapat memprovokasi masyarakat.
"Tapi tidak boleh siapapun kita atau tokoh-tokoh menyuarakan hal-hal yang akan menyebabkan masyarakat kita terprovokasi atau mempersulit kita untuk membangun Indonesia ke depan. Itu kan yang rugi bukan satu atau dua pihak, tapi kita semua," pungkasnya. (OL-8)
PSI jadi perhatian dinilai identik dengan Presiden Joko Widodo.
WAKIL Ketua Komisi III Ahmad Sahroni mempertanyakan lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang ramai dibicarakan saat ini.
Per Senin (4/3) suara PSI masih berada pada angka 3,13% atau di bawah ambang batas parlemen, yakni 4%.
Fenomena melonjaknya suara PSI dalam hitungan pileg pada Sirekap KPU sangat tidak wajar karena bertolak belakang dengan hasil quick count.
INDONESIA baru saja melaksanakan pemilu yang menentukan nasib demokrasi.
Sosialisasi real count KPU dinilai kurang sehingga masyarakat lebih populer dengan quick count
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved