Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEPALA Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan butuh kesabaran tim ahli pembuat sketsa wajah untuk menggambarkan kembali pelaku teror. Pasalnya, saksi yang sempat melihat pelaku masih ragu-ragu mengingat secara detail dan pasti.
"Itu yang laki (saksi) ragu-ragu lagi itu. Ya kita menguatkan mental si laki-laki ini, memberikan jaminan keamanan kepada yang bersangkutan," kata Dedi, di Mabes Polri, Jumat (18/1).
Baca juga: 27 Januari, PBB Tentukan Arah Dukungan Pilpres 2019
Dia menjelaskan, kepolisian tengah membuat sketsa wajah pelaku teror di kediaman Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Kota Bekasi. Selain itu, juga mendalami rekaman kamera CCTV dan sekitar lingkungan rumah Laode M Syarif yang dilempari bom molotov, Rabu (9/1).
"Jadi anggota INAFIS sampai tidur-tidur di warungnya. Siapa tau pas bangun tidur inget lagi. Pak seperti ini, eh berubah lagi," sebut Dedi menyampaikan kesulitan anggotanya.
Dedi tak memungkiri, saksi masih harus mengingat-ingat wajah seseorang yang sudah satu minggu lamanya. Ini butuh kesabaran dari ahli sketsa bisa menggambarkan kembali sesuai keterangan saksi tersebut. "Ketika diminta konfirmasi raut wajah yang dibuat, mogok nggak mau. Yaudah sabar lagi. Anggota inafis sampai di warung sana terus," lanjutnya.
Sebelumnya, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah menjelaskan pihaknya mengalami kesulitan dalam menganalisa Closed Circuit Television (CCTV) terkait teror bom yang terjadi di kediaman petinggi KPK Agus Raharjo dan Laode M Syarif. Pasalnya, tangkapan kamera rendah dan tidak terbaca jelas.
"Karena memang kondisinnya gelap kemudian untuk kameranya itu kemampuan rekaman untuk menangkap gambar itu perlu dianalisa kembali. Itu agak kesulitan," kata Dedi.
Baca juga: Bebaskan Ba'asyir, Ma'ruf Amin: Sisi Kemanusiaan Jokowi Luar Biasa
Meskipun demikian, pihaknya akan melakukan pengambilan dan pengabungan seluruh rekaman yang telah disita tim penyidik dari kediaman petinggi KPK, lanjutnya, akan dicocokkan setiap tangkapan CCTV tersebut.
"Akan disingkronkan dengan CCTV yang lain. Karena kemampuan kamera untuk menangkap itu boleh dikatakan tidak sebagus dengan harapan kita," sebutnya.
Dedi meminta masyarakat bersabar dan mempercayakan kepada pihak kepolisian yang masih melakukan pendalaman dan penyidikan guna mengungkap pelaku teror tersebut. (OL-6)
RATUSAN warga Tembesi, Batanghari, melempari kapal tugboat (kapal tunda) penarik tongkang batu bara yang melintasi kolong Jembatan Tembesi dengan bom molotov
Satu bom molotov dilemparkan ke toko milik jaringan Malaysia yang menjual kaus kaki bertuliskan Allah. Ini dikatakan polisi pada Sabtu (30/3).
VIRAL di media sosial sebuah aksi tawuran di Jalan, Dr. Sumarno, Cakung, Jakarta Timur atau tepatnya di depan Gedung Walikota Jakarta Timur, Minggu (17/9) dini hari.
Sebanyak 100 anggota TNI diduga melakukan serangan terhadap Mapolres Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (27/4) pukul 01.45 Wita. Mereka melempari polres dengan batu dan bom molotov.
Kabagbanops Densus 88 Polri, Kombes Aswin Siregar menyatakan, pihaknya siap menghadapi praperadilan John Sondang yang rencananya akan digelar perdana pada 11 Januari 2023, di PN Jaksel.
Israel merebut Tepi Barat dari Yordania dalam Perang Enam Hari pada 1967. Sejak itu, sekitar 475.000 pemukim Yahudi telah pindah ke wilayah itu tinggal di komunitas yang dianggap ilegal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved