Luruhnya Kesahajaan

24/10/2024 05:00
Luruhnya Kesahajaan
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

VIDEO yang berisi tayangan saat mantan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengakhiri tugas dan meninggalkan bekas kantornya menggunakan sepeda tanpa pengawalan, belakangan kembali viral di media sosial. Momen itu sebetulnya terjadi pada awal Juli 2024 lalu ketika Rutte resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri.

Rutte yang mengepalai pemerintahan Kerajaan Belanda sejak 2010 itu memang dikenal sebagai sosok yang bersahaja. Bersepeda sudah menjadi kebiasaannya, seperti layaknya warga Belanda pada umumnya yang memang punya kultur memakai sepeda sebagai alat transportasi mereka.

Hampir setiap hari ia cukup menggunakan sepeda, baik saat pergi ke kantornya yang terkenal dengan sebutan 'Menara Kecil' (Torentje) di Den Haag, maupun untuk agenda lain. Bahkan, ketika akan menemui Raja atau menerima tamu negara lain pun, Rutte tak segan menaiki sepedanya. Ia bersepeda bukan sekadar demi pencitraan, melainkan karena sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.

Kembali ke soal video yang kembali viral tadi. Tampaknya para warganet Indonesia banyak mengunggah video Rutte itu sembari mengaitkannya dengan prosesi pelepasan Joko Widodo alias Jokowi setelah mengakhiri masa tugasnya sebagai Presiden RI, Minggu (20/10). Berkebalikan dengan pelepasan Rutte, pelepasan Jokowi sangat megah, bahkan menjurus glamor.

Ketika itu, setelah upacara pelepasan di Istana Negara, Jokowi dan Iriana langsung diantar menggunakan mobil MV3 Garuda buatan PT Pindad menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Yang ikut mengantar pun tidak main-main. Presiden Prabowo Subianto bahkan ikut satu mobil bersama Jokowi menuju Halim.

Di Halim, sudah menunggu pesawat Boeing 737-800 Next Generation (NG) milik TNI Angkatan Udara dengan nomor ekor A-7309 yang akan membawa Jokowi dan istri ke kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah. Sudah disiapkan pula delapan pesawat tempur AU, dari F16 hingga Sukhoi yang akan mengawal perjalanan pesawat hingga Solo. Mantap betul.

Rutte dan Jokowi sejatinya berangkat dari karakter yang mirip. Keduanya punya nilai lebih dari sisi kesahajaan. Karakter itu pula yang membuat kedua sosok itu dicintai sebagian besar rakyat mereka. Namun, kiranya perjalanan kepemimpinan selama satu dekade lebih telah membentuk perbedaan di antara mereka.

Rutte yang sekarang telah menduduki jabatan baru yang tak kalah prestisius, menjadi Sekretaris Jenderal NATO, barangkali tak berubah banyak dari sosoknya pada 14 tahun lalu ketika ia mulai menjabat sebagai PM Belanda. Sampai akhir tugasnya, seperti yang terlihat dalam tayangan video, ia tetap membumi.

Ia menolak acara serah terima jabatan yang meriah. Ia juga memilih pulang sendiri ke rumahnya naik sepeda meskipun protokoler kantornya pasti menawarkan pengawalan sebagai mantan kepala pemerintahan. Karakter yang kuat membuat ia sanggup menolak tawaran fasilitas itu.

Jokowi agak berbeda. Pada awal-awal kemunculannya di dunia politik, tidak ada yang meragukan kesederhanaanya. Ia dikenal luas sebagai pemimpin yang merakyat. Jokowi bahkan tak segan terbang menggunakan pesawat komersial kelas ekonomi untuk urusan-urusan pribadinya.

Anda pasti ingat cerita yang kemudian banyak diulas media asing soal kesederhanaan Jokowi. Kira-kira satu bulan setelah ia dilantik menjadi Presiden ke-7 RI, tepatnya pada November 2014, Jokowi memilih naik pesawat kelas ekonomi Garuda Indonesia menuju Singapura untuk menghadiri wisuda putranya, Kaesang Pangarep. Tentu saja dengan ongkos sendiri.

Saat-saat awal itu, tak ada yang menyangkal kesahajaan Jokowi masih sangat autentik. Termasuk dalam berpolitik, cara pandangnya boleh dikatakan sederhana. Ia bergulat dalam politik, bertarung untuk menjadi wali kota, gubernur, hingga presiden semata untuk kepentingan rakyat. Setidaknya itu yang yang tergambar dari ucapan dan tindakan pada awal-awal karier politiknya.

Namun, belakangan cap sederhana yang melekat pada Jokowi mulai luntur. Bukan karena dia kemudian mengubah gaya hidup jadi bermewah-mewah. Bukan pula karena dia tiba-tiba gemar memamerkan kekayaan seperti banyak pejabat negara yang lain. Bukan itu.

Lunturnya stempel kesederhanaan Jokowi setidaknya diindikasikan dua hal. Pertama, ia gagal mewariskan sifat dan sikap sederhana itu kepada anak-anak dan keluarganya. Kisah yang menghebohkan publik tentang jet pribadi dan flexing-nya Kaesang dan istrinya, Erina Gudono, beberapa waktu lalu, ialah salah satu contoh akibat dari kegagalan itu.

Kedua, kesederhanaan Jokowi luruh karena mulai tercemari nafsu kekuasaan. Kesahajaan Jokowi nyatanya tidak mampu membendung ambisi dan keserakahan yang kelewat besar untuk membangun dinasti kekuasaan. Secara fisik, ia mungkin masih terlihat sederhana, merakyat, tapi jiwa dan hatinya sudah terbagi dua, antara melayani rakyat dan memenuhi obsesi pribadi, keluarga, dan kelompoknya.

Selamat purnatugas Pak Jokowi. Kesederhanaan Anda di awal akan terus kami kenang, tetapi proses-proses yang membuat kesederhanaan Anda luruh di akhir-akhir jabatan juga tidak akan kami lupakan.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima