Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Tambang Berkemajuan

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
30/7/2024 05:00
Tambang Berkemajuan
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

Pidato itu kemudian diterbitkan oleh Hoofdbestuur (HB) Majelis Taman Pustaka berjudul Kesatuan Hidup Manusia. Sejumlah  ilmuwan Eropa pun terkesan dengan pidato tokoh yang memiliki nama kecil Muhammad Darwis. 

Pidatonya selain menyasar umat, tokoh yang disebut Bung Karno sebagai 'manusia amal' karena amal usahanya tersebar ke seluruh wilayah Indonesia itu juga memberikan warning kepada para pemimpin. 

Ahmad Dahlan menyebutkan penyebab orang yang mengabaikan atau menolak kebenaran. Penyebabnya ada lima, di antaranya cinta dunia. "Khawatir berkurang atau kehilangan kemuliaan, pangkat, kebesaran, kesenangan, dan sebagainya," tandasnya. 

Muhammadiyah ialah salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar setelah Nahdlatul Ulama di Tanah Air. Kedua ormas itu merupakan dua 'sayap garuda' yang menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Setelah NU mendapat sorotan tajam karena menerima konsesi izin usaha pertambangan (IUP) yang ditawarkan pemerintah, giliran Muhammadiyah sami mawon. 

Izin pengelolaan tambang oleh ormas keagamaan diatur dalam PP Nomor 25 Tahun 2024 yang mengubah PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Ormas keagamaan yang dimaksud dalam PP tersebut ialah ormas yang salah satu organnya menjalankan kegiatan ekonomi serta bertujuan pemberdayaan anggota dan kesejahteraan masyarakat/umat.

Bak pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu, suara-suara kritis, baik dari internal maupun eksternal, yang meminta ormas yang lahir di Kauman Yogyakarta pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah) itu menolak IUP, hilang tersapu angin.

Kajian awal penolakan diterbitkan oleh Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia (MHH) PP Muhammadiyah. Ketua MHH PP Muhammadiyah Trisno Raharjo mengatakan aktivitas pertambangan memiliki risiko lingkungan dan konflik sosial yang tinggi. Alhasil, mudaratnya lebih besar ketimbang maslahatnya. 

Setali tiga uang, penolakan juga dikumandangkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1995-1998 Amien Rais, Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Muhammadiyah Usman Hamid, Kepala Divisi Lingkungan Hidup dan Manajemen Bencana PP Aisyiyah Hening Parlan, serta sejumlah kader muda Muhammadiyah. 

Namun, Pengurus Pusat Muhammadiyah menepis tudingan bahwa mereka mengabaikan suara-suara yang menolak.  Mereka menyambut konsesi tambang untuk ormas nawaitu-nya bukan cuan. Dalam menjalankan usaha tambang, Muhammadiyah ingin menjadi role model agar pengelolaan tambang tidak merusak lingkungan hingga menimbulkan disparitas sosial.

"Bagi kami harus dikelola, tapi jangan dirusak. Nah, itu perbedaannya. Kami ingin punya role model pengelolaan tambang yang tidak merusak lingkungan dan tidak menimbulkan konflik serta disparitas sosial," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Minggu (28/7). 

Di sisi lain, Muhammadiyah ialah ormas yang menawarkan Risalah Islam Berkemajuan (Al-Islam at-Taqaddumi) dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta pada 2022 yang dibuka Presiden Joko Widodo. 

Dalam risalah itu disebutkan bahwa Islam yang berkemajuan ialah Islam yang menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia (rahmatan lil alamin). Islam berkemajuan bergerak dalam bidang dakwah, tajdid (pembaruan), ilmu, dan amal. 

Sejatinya Muhammadiyah menolak konsesi tambang karena tidak senapas dengan gerakan tajdid. Semangat pembaruan Muhammadiyah menolak kejumudan, bersikap progresif, dan berani berijtihad. Tajdid tidak melulu menyentuh ranah keagamaan, tetapi juga aspek kehidupan lainnya. 

Pertambangan ualah dunia masa lalu meski memiliki signifikansi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia, yakni Rp2.300 triliun atau 8,57% dari total PDB. Aktivitas ekstraktif yang tidak ramah lingkungan itu menjadi kecemasan global. 

Dunia akan mengakhiri energi fosil menuju energi baru dan terbarukan (renewable energy), termasuk Indonesia yang akan mengurangi energi fosil pada 2040. 

Pertambangan berada di peringkat ketiga sektor penyebab konflik agraria. Data Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) pada 2023 menunjukkan pertambangan menyebabkan 32 letusan konflik agraria di 127.525 hektare lahan dengan 48.622 keluarga dari 57 desa terdampak tambang.

Ahmad Dahlan pada akhir pidatonya dalam Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922 menyinggung perbedaan antara orang pintar dan orang bodoh. "Orang pintar itu pasti mengerti barang yang akan menjadikan senang dan susah, orang yang bodoh tidak mengerti," ujarnya. 

Walakin, orang pintar, menurut tokoh pembaruan Islam di Tanah Air itu, juga bisa menimbulkan masalah bagi orang lain jika menegasikan petunjuk sang Khalik dan memberhalakan hawa nafsunya. Tabik!



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.