Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Profesor Autentik

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
09/7/2024 05:00
Profesor Autentik
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

HIDUP, kata Aristoteles, ialah pilihan yang sulit antara kesulitan dan kenikmatan. Tak banyak orang memilih jalan kesulitan saat berada di puncak kekuasaan. Melepaskan segala kenikmatan, seperti gaji, tunjangan, fasilitas, satus sosial, dan privilese lainnya sebagai pejabat. 

Melepaskan segala kenikmatan, keluar dari zona nyaman (comfort zone), dan membentur tembok kekuasaan, membutuhkan mental baja seorang pejuang. Mental yang didasari prinsip bahwa kekuasaan ialah sarana untuk menciptakan kemaslahatan bangsa, bukan aji mumpung untuk kepentingan-kepentingan jangka pendek. 

Dalam arus pragmatisme, materialisme, hedonisme, feodalisme, dan asal bapak senang (ABS) yang terus menyala pada birokrasi, termasuk dalam dunia pendidikan nasional, sikap pemimpin yang memilih jalan 'menderita' (leiden is lijden) sangat langka. Salah satunya ialah Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER atau dikenal dengan sapaan Prof Bus.  

Dia ditendang dari singgasananya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga oleh Rektor Unair Prof Dr Mohammad Nasih. Pencopotan itu diduga karena Prof Bus bersuara lantang menolak rencana Kementerian Kesehatan mendatangkan dokter asing untuk mengisi kekurangan dokter spesialis di Tanah Air. 

Ibarat tak ada angin dan tak ada hujan, pemecatan Prof Bus sontak menimbulkan keriuhan, tanda tanya publik, khususnya sivitas akademika Unair. Apa yang mendasari pemecatan Prof Bus, adakah kesalahan besar, seperti asusila, narkoba, terorisme, korupsi, atau plagiarisme? Kenapa tidak ada mekanisme surat peringatan?

Alhasil, sejumlah guru besar, termasuk mantan Rektor Unair Prof Dr dr Med Puruhito, dosen, dan dokter muda berunjuk rasa memprotes pemberhentian Prof Bus di halaman Gedung FK Unair, Kamis (4/7). Demikian pula ratusan karangan bunga keprihatinan atas pencopotan dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG) yang menjabat sebagai dekan FK Unair sejak 2020 itu menghiasi halaman FK Unair. Tulisan 'Save Prof Bus' terlihat di mana-mana. 

Ketua Pusat Komunikasi dan Informasi Publik (PKIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Martha Kurnia Kusumawardani berdalih bahwa pelengseran Prof Bus untuk menerapkan tata kelola kelembagaan yang lebih baik.

Walakin, pemberhentian pejabat kampus semestinya tidak perlu menimbulkan rumor atau kegaduhan apabila kembali kepada statuta kampus, peraturan dasar pengelolaan kampus. Unair yang memiliki reputasi nasional dan internasional sudah memiliki rule of the game yang terang benderang terkait hal tersebut. 

Berdasarkan Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2014 tentang Statuta Unair, disebutkan bahwa dekan dan wakil dekan diberhentikan apabila berakhir masa jabatannya, meninggal dunia, mengundurkan diri, sakit yang menyebabkan tidak mampu bekerja secara permanen, sedang studi lanjut, dan/atau dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan perbuatan yang diancam pidana penjara. 

Dengan demikian, pencopotan Prof Bus yang misterius tidak sesuai dengan semangat membangun tata kelola universitas yang baik (good university governance), yakni akuntabilitas, transparansi, responsif, dan partisipasi. 

Terlebih kampus yang telah berusia 70 tahun itu memiliki slogan Excellence with morality. Artinya, segenap sivitas akademika harus menjunjung tinggi nilai moral. Moralitas itu juga harus menjadi dasar Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. 

Prinsip penyelenggaraan pendidikan tinggi sudah diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yakni pencarian kebenaran ilmiah oleh sivitas akademika. Selain itu, berprinsip demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya, kemajemukan, persatuan, dan kesatuan bangsa. 

Iklim pendidikan di perguruan tinggi harus sehat. Mustahil kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan tercipta apabila atmosfer pendidikan di kampus berkabut, mendung, bahkan gelap karena intervensi kekuasaan. 

Silang pendapat soal rencana pemerintah membuka pintu bagi dokter asing sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan sebaiknya diselesaikan secara bermartabat, yakni dengan berdialog dalam panggung akademis.

Forum tersebut bisa menghadirkan sivitas akademika, pakar, dan pemerintah. Penyelesaian konflik secara beradab itu tentu dirindukan oleh kita semua, khususnya Ksatria Airlangga, sebutan untuk sivitas akademika dan alumni Unair. 

Prof Bus, tetaplah menjadi guru besar yang autentik di tengah kuasa gelap dunia pendidikan tinggi, obral gelar besar-besaran untuk guru besar. Tabik!



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.