Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jalan Mundur Manufaktur

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
03/7/2024 05:00
Jalan Mundur Manufaktur
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

SKEPTISISME terhadap kebangkitan ekonomi kita kian menyeruak hari-hari ini. Maksud hati ingin bersikap optimistis, tapi apa daya fakta tak sampai. Pandemi covid-19 memang sudah sepenuhnya berakhir, tapi dampaknya terhadap perekonomian kita masih terasa hingga kini.

Salah satu sektor yang membuat banyak orang skeptis akan kebangkitan ekonomi ke depan ialah bidang manufaktur. Bahkan, sebuah analisis terkini menyebutkan aktivitas manufaktur Indonesia pada Juni terjun bebas ke level terendah dalam 13 bulan. Itu terekam lewat data purchasing managers' index (PMI) yang dirilis S&P Global awal pekan ini, yang menunjukkan PMI manufaktur Indonesia jatuh ke angka 50,7 pada Juni 2024.

Indeks sebesar itu lebih rendah jika dibandingkan dengan angka PMI pada Mei 2024 yang mencapai 52,1. Capaian indeks Juni itu bahkan menjadi yang terendah sejak Mei 2023, atau 13 bulan terakhir. Itu artinya, sektor manufaktur kita di ambang bahaya. Artinya pula, nasib penyerapan tenaga kerja juga kian terancam karena sektor manufaktur merupakan tiga besar penyerapan tenaga kerja kita.

PMI manufaktur Indonesia memang sudah melandai dalam tiga bulan beruntun. Penurunan PMI manufaktur pada Juni 2024 sebesar 2,7% ialah yang terdalam sejak September 2023 (turun 2,9%). Kabar agak baiknya, PMI manufaktur Indonesia masih berada dalam fase ekspansif selama 34 bulan terakhir.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula mengukur aktivitas manufaktur. Jika angka indeks ada di atas 50, itu artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara itu, bila angka indeks di bawah 50, artinya sektor manufaktur berada dalam kontraksi.

Kendati masih berada di jalur ekspansi, penurunan indeks manufaktur kali ini mesti direspons amat serius. Data S&P Global memang menjelaskan penurunan PMI Juni ini dipicu menurunnya pesanan atau permintaan baru. Namun, kondisi itu mestinya sudah bisa dimitigasi pemangku kepentingan, misalnya dengan mencari ceruk permintaan baru di pasar-pasar yang masih tumbuh.

Banyaknya negara tujuan ekspor barang manufaktur Indonesia yang dilanda resesi membuat permintaan dihentikan sementara. Penjualan ekspor yang lemah juga mengurangi pesanan. Bisnis ekspor baru turun untuk keempat kalinya berturut-turut. Lagi-lagi, kondisi seperti itu juga seharusnya sudah jauh-jauh hari diantisipasi pemerintah dengan menemukan negara-negara tujuan ekspor baru dengan perekonomian yang sedang menggeliat.

Keyakinan yang rendah mengenai produksi masa depan saat ini kian membatasi penyerapan tenaga kerja. Pada Juni, jumlah penyerapan tenaga kerja hampir tidak berubah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal itu sejalan dengan tren yang telah terjadi hampir satu tahun lamanya.

Itulah mengapa menyelamatkan sektor manufaktur dengan mendongkrak permintaan dan pasar baru menjadi keniscayaan. Dengan PMI manufaktur yang semakin melambat dan terancam mengalami kontraksi, rekrutmen tenaga kerja bakal semakin sedikit.

Apalagi, badai pemutusan hubungan kerja (PHK) tengah melanda Indonesia, terutama sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Badai PHK di pabrik-pabrik TPT tersebut awalnya sebagai langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan. Namun, beberapa di antaranya tetap tak bisa bertahan meski telah melakukan PHK. Setidaknya ada 36 perusahaan tekstil menengah besar yang tutup dan 31 pabrik lainnya melakukan PHK karena efisiensi sejak 2019.

Merosotnya aktivitas manufaktur yang berdampak serius pada penyerapan tenaga kerja tersebut mestinya membuat pemangku kebijakan sudah menyiapkan rencana cadangan. Mencari ceruk baru di negara-negara yang tengah menanjak permintaannya ialah langkah penting yang seharusnya sudah dilakukan, bukan sekadar disimulasikan. Menyiapkan insentif, relaksasi, dan kemudahan lainnya juga menjadi langkah penting.

Pemerintah bisa meniru cara Tiongkok dalam menciptakan ekosistem yang subur bagi tumbuh kembangnya manufaktur di negara itu. Negara ikut bertanggung jawab dengan menyiapkan skema insentif dan subsidi yang memadai untuk pabrik-pabrik. Hasilnya, dalam dua dekade kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) Tiongkok ajek di 40%. Kita juga ajek, tapi ajek turun hingga kini tinggal 18%.

Dominasi Tiongkok 'pusat pabrik dunia', termasuk di bidang manufaktur teknologi bersih, jauh lebih luas. Tiongkok memproduksi 80% panel surya dunia, dan sebagian besar merupakan produksi barang modal yang dibutuhkan untuk membuat panel surya. Tiongkok tidak hanya memproduksi lebih banyak turbin angin daripada negara lain, tetapi juga komponen turbin anginnya semakin banyak digunakan produsen turbin lainnya.

Pertanyaannya, kita sudah melakukan langkah besar apa? Atau, di mana posisi manufaktur kita di tengah dunia yang terus bergegas dan berkeringat meraih keunggulan? Apakah kita tetap berkeringat, tapi akibat berjalan mundur?



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.