Humor Rawat Akal Waras

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
24/6/2024 05:00
Humor Rawat Akal Waras
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

HUMOR menjadi media kritik yang paling relevan sepanjang zaman. Disebut relevan karena melalui humor, kritik yang paling tajam sekalipun tidak membuat muka merah pihak terkait.

Salah satu humor terkini beredar di media sosial. Mahkamah Konstitusi dipelesetkan menjadi mahkamah kakak dan Mahkamah Agung diubah menjadi mahkamah adik. Kedua lembaga tertinggi di bidang yudikatif itu dikritik karena membuat keputusan yang dianggap menguntungkan kakak beradik.

Humor dan hoaks dua hal berbeda. Perbedaan keduanya diulas dengan baik oleh Daniel Dhakidae (2019). “Bila hoaks mampu menghasilkan tawa, yang diproduksikannya belum tentu berasal dari humor, karena tawa dan humor tidak identik dan tidak selalu sejalan. Hoaks bisa saja menghasilkan tawa, tetapi tawa di sini tidak beradab, angkuh, dan ingin melenyapkan yang lain, orstracizing, karena bukan berasal dari humor yang adil dan beradab.”

Humor yang adil dan beradab sangat dibutuhkan untuk membangun demokrasi. Penelitian di Towson University Maryland (2011) menyimpulkan humor satire dan komedi politik merupakan faktor penting dalam demokrasi. Disebut penting karena humor menjadi salah satu cara mengetahui kebenaran pernyataan atau kebijakan, menambah kepercayaan masyarakat dan pemerintah, yang akhirnya meningkatkan partisipasi politik masyarakat.

Pengakuan Presiden Joko Widodo patut diapresiasi. “Mengurus negara memang perlu keseriusan tanpa kehilangan rasa humor dan jenaka.” Pengakuan itu disampaikan Jokowi setelah makan malam bersama komedian senior pada 16 Desember 2015 dan makan siang bersama para komika pada 17 Desember 2015.

Pada pertemuan sembilan tahun lalu itu disepakati untuk menggelar kompetisi komedi bertajuk Piala Presiden Stand Up Comedy. "Hal yang menggembirakan, Presiden bersedia membuat Piala Presiden Stand Up Comedy," kata komedian senior Indro Warkop pada saat itu. Sepertinya rencana kompetisi itu bak materi komedi yang belum terwujud hingga kini.

Dalam perspektif humor yang adil dan beradab, patut didukung upaya pelawak Komeng alias Alfiansyah Bustami yang kini memilih berjuang di jalur politik. Ia mencalonkan diri menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Barat untuk memperjuangkan Hari Komedi Indonesia.

Komeng meraih 5,3 juta suara dalam Pemilu 2024. Ia meraih suara tertinggi DPD sepanjang lembaga itu ada. Raihan itu bisa bermakna bahwa masyarakat mendukung penetapan Hari Komedi Nasional. Komeng mengusulkan Hari Komedi Nasional pada 27 September, bertepatan dengan hari lahirnya komedian legendaris Indonesia, yaitu almarhum Bing Slamet.

Hari humor nasional dideklarasikan pada 7 September 2021, bertepatan dengan hari kelahiran KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Proklamasi itu digagas Jaya Suprana.

'Proklamasi Ketawa disingkat Proketawa, kami bangsa Indonesia yang katanya ramah, yang katanya bersatu, yang katanya beradab, yang katanya sangat toleran, menyatakan bahwa hahahaha adalah Hak Asasi Manusia selama hahahaha itu berlandaskan humor, karena hahahaha yang tidak berlandaskan humor adalah upaya penyelewengan terhadap hahahaha, sedangkan hahahaha tanpa sebab adalah kegilaan', demikian petikan teks naskah Proketawa yang dibacakan Inayah Wahid.

Bukan hanya Indonesia, dunia juga butuh komedi. Paus Fransiskus mengundang pelawak ke Vatikan pada 14 Juni 2024. Fransiskus menyoroti keajaiban komedi dan pentingnya pekerjaan pelawak. ”Anda semua membuat orang-orang tersenyum. Memberi mereka secercah kebahagiaan meskipun sedang berada di masa-masa sulit. Kalian menyatukan dunia karena tertawa itu menular,” ujarnya.

Undangan kepada para pelawak itu hanya selang enam tahun setelah Paus Fransiskus menerbitkan Seruan Apostolik Gaudete et Exultate (Bersukacitalah dan Bergembiralah). “Para kudus mampu hidup dengan sukacita dan rasa humor. Tanpa lari dari kenyataan, mereka memancarkan semangat positif dan kaya akan pengharapan bagi sesama.”

Santo Thomas More melantunkan doa yang unik, “Anugerahilah aku, ya Tuhan, rasa humor yang baik. Berilah aku rahmat untuk mengerti lelucon agar memiliki dalam hidup sedikit sukacita, serta sanggup untuk membagikannya kepada sesama.”

Sudah saatnya bangsa ini merawat selera humor yang tinggi. Kiranya terlalu banyak alasan kita bisa saling tertawa, termasuk menertawakan diri sendiri. Meski demikian, pejabat publik jangan terlalu banyak mengumbar kebijakan yang lucu-lucu. Bisa-bisa komedian sepi job karena kalah lucu ketimbang kebijakan pejabat. Jika itu yang terjadi, humor bukan lagi merawat akal waras.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima