Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Dunia semakin Merana

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
16/4/2024 05:00
Dunia semakin Merana
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

DUNIA sedang tidak baik-baik saja. Muram dan penuh ketegangan. Konflik melanda sejumlah kawasan. Perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung dua tahun memperburuk kondisi ekonomi global. Harga pangan dan energi dunia meroket.

Tak hanya itu, agresi Rusia terhadap Ukraina memicu konflik lebih besar lagi, yakni negara yang dipimpin Vladimir Putin itu mengalami ketegangan dengan sekutu Ukraina, Amerika Serikat dan negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Putin siap memasuki perang dunia ketiga. Menurutnya, jika pasukan NATO sudah memasuki Ukraina, sama halnya dengan menabuh genderang perang dunia ketiga. Pemimpin Rusia yang meraup 87% suara dalam pemilu pada Maret lalu menjawab rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan mengirimkan pasukan ke Ukraina untuk membantu negara itu melawan Rusia.

Perang Rusia-Ukraina belum ada tanda-tanda akan berakhir. Keduanya saling melancarkan serangan yang mematikan. Bahkan, AS dan NATO bertekad tak akan membiarkan negara sahabat mereka itu mengibarkan bendera putih ke Rusia.

Dunia semakin muram dengan konflik Israel-Palestina yang membawa tragedi kemanusiaan yang mendalam bagi warga Palestina. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas di Gaza mencapai 31.045 orang akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. Sebanyak 72% korban ialah perempuan dan anak-anak.

Putusan Mahkamah Internasional dalam sidang di Den Haag, Belanda, Jumat (26/1) yang memerintahkan Israel untuk menghentikan tentara mereka melakukan genosida tidak digubris. Israel terus melancarkan serangan ke Gaza dan bersiap menyerang Rafah dengan alasan memburu milisi Hamas.

Agresi Israel di Gaza yang masih menyala menyeret konflik Israel-Iran.

Setelah Israel melancarkan serangan rudal ke Konsulat Jenderal Republik Islam Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan 11 orang, salah satunya jenderal senior Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), 'Negeri para Mullah' itu tidak tinggal diam.

Iran meluncurkan sebanyak 300 drone dan rudal terhadap target-target militer Israel. Jika eskalasi konflik Iran-Israel memuncak, saling membalas, bukan tidak mungkin itu akan menyeret para sekutu kedua negara tersebut.

Rusia, Israel, dan Iran ialah negara-negara yang memiliki senjata nuklir. Senjata pemusnal massal itu rawan digunakan jika dinilai posisi mereka terdesak dalam perang. Apabila senjata nuklir digunakan dalam perang, hal itu bisa menandakan pecahnya perang dunia ketiga.

Kekuatan senjata nuklir bisa belasan kali lipat dari kedahsyatan bom atom yang dijatuhkan AS di Nagasaki dan Hiroshima.

Meluasnya konflik antarnegara berikut sekutu atau aliansi pertahanan militer tak bisa diatasi Persatuan Bangsa-Bangsa. Negara-negara adidaya, seperti AS, Rusia, dan RRC serta pemilik hak veto lainnya (Inggris dan Prancis), tidak memiliki komitmen untuk menjaga keamanan dan perdamaian dunia.

Bagi mereka, kepentingan negara dan sekutu merekalah yang dinomorsatukan, sementara dunia yang semakin merana karena dampak perang tidak menjadi prioritas mereka. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki sejatinya untuk meningkatkan peradaban umat manusia, bukan memukul mundur peradaban, seperti pembuatan senjata nuklir.

Dunia semakin merana bukan saja karena perang, melainkan juga perubahan iklim (climate change). Pembangunan di berbagai negara termasuk Indonesia belum sepenuhnya berwawasan lingkungan. Pembangunan masih mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa memperhatikan dampak sosial dan ekologi.

Dampak perubahan iklim sangat berbahaya bagi kehidupan, di antaranya menurunnya kualitas dan kuantitas air, lahan pertanian menyusut dan tidak produktif, kenaikan permukaan air laut, perubahan habitat, spesies punah, dan wabah penyakit.

Indonesia harus berkontribusi untuk mengatasi dunia yang semakin merana karena perang dan bencana iklim. Semangat menjaga ketertiban dunia sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 harus ditunjukkan dengan respons cepat dan bernas dalam forum-forum internasional.

Terlebih Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non-Blok (Presiden Sukarno) pada 1961 memiliki legitimasi kuat untuk menyuarakan perdamaian, menentang kolonialisme dan imperialisme. Sejauh ini Indonesia memiliki sikap tidak berkompromi atas agresi Israel terhadap Palestina di PBB.

Namun, untuk menjadi negara yang memiliki bargaining position yang tinggi di tingkat dunia, Indonesia harus menjadi negara maju, memiliki kedaulatan dan kemandirian.

Di tengah ketidakpastian dunia akibat krisis pangan dan energi, Indonesia harus mengurangi ketergantungan pada komoditas impor. Caranya dengan meningkatkan produktivitas pangan dan diversifikasi energi melalui tata kelola yang baik (akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi). Tabik!



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.