Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Untung Ada Mudik

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
06/4/2024 05:00
Untung Ada Mudik
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

BANGSA kita amat beruntung karena punya kekayaan tradisi. Dengan beragam tradisi itu, kita punya modal sosial penting untuk terus merajut persatuan dalam keragaman. Rupa-rupa tradisi itu nyatanya sanggup menguatkan kohesi sosial di antara banyak perbedaan.

Tradisi mudik salah satunya. 'Ritual' pulang kampung itu mampu mewujudkan silaturahim akbar antaranak bangsa. Saat mudik, kesabaran dan empati tumbuh. Orang tidak marah kendati harus berjam-jam menanti roda transportasi bisa berjalan karena macet.

Bahkan, bila ada yang tertimpa kemalangan di jalan, tidak segan-segan antara satu dan lainnya saling membantu. Itulah solidaritas sosial tanpa dianjurkan, apalagi diinstruksikan atau dipaksa. Semua berjalan secara sukarela.

Mudik juga tidak sekadar memupuk modal sosial penting. Di luar itu, mudik juga mampu mewujudkan modal kebangkitan ekonomi. Walau berlangsung singkat, sekitar dua minggu, mudik mampu membuat perekonomian bergeliat sekaligus terdistribusi secara merata.

Tingginya jumlah pemudik diyakini sanggup membawa daya ungkit ekonomi yang tidak kecil. Pada 2024 ini, pergerakan masyarakat diproyeksikan melonjak signifikan pada momen Ramadan dan Lebaran. Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan menunjukkan pergerakan mudik masyarakat secara nasional berpotensi mencapai 71,7% dari jumlah penduduk atau sebanyak 193,6 juta orang.

Jumlah itu meningkat jika dibandingkan dengan jumlah survei mudik Lebaran 2023 yang sebesar 123,8 juta orang, dan Lebaran 2022 sebanyak 85,5 juta orang. Peningkatan pergerakan tersebut akan berimbas pada tingginya potennsi perputaran uang. Dengan asumsi jumlah per keluarga ialah empat orang, akan ada setidaknya 48,4 juta keluarga yang mudik. Jika diasumsikan setiap keluarga membawa uang rata-rata Rp3.250.000, perputaran uang selama Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah ini diperkirakan mencapai Rp157,3 triliun.

Jumlah tersebut masih berpotensi naik karena perkalian yang saya pakai merupakan angka minimal atau moderat. Perputaran uang tersebut akan menyebar di berbagai sektor usaha seperti retail, fashion, makanan dan minuman, BBM, transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara.

Perputaran uang saat Lebaran juga memberikan efek pada sektor pariwisata, seperti hotel, motel, vila, restoran, kafe, minimarket, aneka warung/toko, destinasi wisata/taman hiburan, UKM makanan khas daerah, dan aneka produk unggulan lainnya. Karena itu, bisa dibayangkan betapa berkahnya mobilitas mudik. Inilah pergerakan ekonomi tanpa diorkestrasi.

Perputaran uang selama mudik juga akan menyebar di seluruh pelosok Tanah Air, terutama daerah yang menjadi tujuan utama mudik, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek. Secara akumulatif, populasi daerah-daerah tersebut diperkirakan mencapai 62% dari total jumlah penduduk Indonesia. Sisanya akan menyebar di Sumatra, Kalimantan, Bali/NTB, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua.

Dengan perputaran uang yang cukup besar tersebut, perekonomian daerah dan konsumsi rumah tangga juga akan terdorong naik. Di sisi lain, perputaran uang di momen libur dan mudik Lebaran juga signifikan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2024. Hal itu akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2024, yakni bertahan di angka 5%.

Jumlah perputaran uang Rp157 triliun lebih selama Lebaran itu bisa menyumbang sepersepuluh nilai pertumbuhan ekonomi kita. Itu artinya, 0,5% dari total pertumbuhan 5% disumbang perputaran uang selama mudik Lebaran. Itu baru dari belanja uang langsung selama mudik.

Bila dihitung, efek turunan yang muncul setelah pemudik membelanjakan uang mereka ialah tumbuhnya sejumlah usaha baru. Dalam kurun singkat, multiplier effect ekonomi tercipta. Pemerataan pendapatan juga terwujud kendati cuma berlangsung singkat.

Karena itu, kita semua kiranya patut bersyukur bahwa di tengah ekonomi yang cenderung melemah, daya beli yang tergerus harga pangan, mudik menyalakan harapan sebaliknya, yakni geliat ekonomi. Lebaran dengan tradisi mudiknya memberikan pelajaran penting bahwa modal sosial ternyata jauh lebih diperlukan untuk melawan segala kemustahilan. Dengan modal sosial yang besar, tidak ada yang tidak bisa diwujudkan. Untung ada mudik.



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.