Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Republik Anomali

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
27/2/2024 05:00
Republik Anomali
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(Ebet)

SEBUTAN anomali marak belakangan ini dalam dinamika Pemilu 2024. Dari lolosnya pencalonan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka gara-gara akrobat hukum Mahkamah Konstitusi (MK) yang memberikan karpet merah ke Gibran, putra sulung Presiden Joko Widodo, hingga berlabuhnya jenderal-jenderal yang mencopot Prabowo sebagai Pangkostrad karena kasus penculikan aktivis ke paslon 2.

Selain itu, tidak linearnya suara partai dengan suara paslon atau suara paslon ke partai pada hasil pemilu sementara, seperti perolehan suara pileg PDI Perjuangan nomor wahid, tetapi raihan suara paslon 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor buncit.

Anomali yang tak kalah menggegerkan ialah ‘bersatunya’ Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan tokoh yang disebut ‘pembegal’ Partai Demokrat Moeldoko di Kabinet Indonesia Maju pascapesta demokrasi 14 Februari. Bahkan, kedua tokoh itu kemarin sudah bersalaman dalam sidang kabinet. Fenomena yang tak lazim itu sering disebut anomali politik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi anomali adalah ketidaknormalan, penyimpangan dari normal, atau kelainan. Pengertian dalam konteks linguistik ialah kelainan yang dipandang dari sudut konvensi gramatikal atau semantis suatu bahasa. Sementara itu, dalam konteks teknik, anomali ialah penyimpangan dari keseragaman sifat fisik yang sering menjadi perhatian eksplorasi. Contohnya, anomali waktu-lintas, anomali magnetik.

Kata anomali sering disebut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terhadap kondisi cuaca yang menyimpang dari keadaan normal. Misalnya, musim kemarau pada 2023 tiba-tiba suatu daerah diguyur hujan lebat.

Ketergantungan Indonesia pada komoditas impor bisa disebut anomali karena negeri yang disebut gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja itu importasinya tak terbendung. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik di atas bumi maupun di perut bumi hingga lautan.

Terbukti bumi Nusantara sudah mengekspor hasil bumi dan hasil hutan yang dikenal dengan Jalur Rempah (Spice Routes) ke Tiongkok, India, Timur Tengah, hingga Eropa pada ribuan tahun silam. Jalur Rempah tak sekadar bermakna perdagangan, tetapi juga diplomasi kebudayaan Nusantara dengan dunia luar.

Namun, kisah Jalur Rempah tinggal kenangan. Setidaknya kini 15 komoditas impor masih membanjiri Indonesia, seperti beras, gula, tepung terigu, kedelai, garam, jagung, pupuk, gandum, dan tembakau. Belum lagi impor komoditas nonpangan tak kalah bejibunnya.

Itu kisah Jalur Rempah yang mendahului Jalur Sutra Tiongkok. Kini, Indonesia babak belur dihantam krisis pangan yang dimulai dari melonjaknya harga beras, lalu diikuti harga komoditas lain yang merobek kantong.

Harga beras hingga kemarin masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No 7/2023 sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kg untuk beras medium dan Rp13.900-Rp14.800 per kg untuk beras premium.

Ketergantungan Indonesia pada pangan impor ditambah krisis pangan dunia akibat berkepanjangannya perang Rusia-Ukraina dan ketegangan geopolitik lainnya serta climate change membuat negeri ini limbung mengatasi krisis pangan.

Impor beras 3 juta ton pada 2024 mencetak rekor sejarah sejak Indonesia merdeka 78 tahun silam. Pemerintah menggelontorkan fulus Rp30 triliun untuk mendatangkan beras ke Tanah Air. Meski impor berlimpah, harga beras tetap tak bersahabat.

Semua anomali di atas harus diakhiri dengan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Tata kelola yang berbasiskan akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi. Tata kelola pemerintahan bisa dilakukan jika pemerintahannya memiliki komitmen pada etika dan hukum.

Tata kelola di atas tak hanya untuk urusan pemerintahan, tetapi juga pengelolaan politik, termasuk berkontestasi dalam pemilu harus memiliki nilai-nilai yang memperkuat kedewasaan dalam berpolitik.

Pemilu harus menghargai proses. Jangan mentang-mentang tak ada hukum yang dilanggar atau lolos dari jerat hukum sementara secara etika, asas kepantasan dan kepatutan bermasalah, sang elite politik itu tidak memiliki rasa bersalah. Alhasil, pemilu hanya menjadi pesta pora kaum homo homini lupus. 

Jika bangsa ini menghargai proses, bangsa ini akan dijauhkan dari watak licik yang gemar jalan pintas, memanipulasi proses untuk mencapai tujuan. Pembangunan karakter suatu bangsa dimulai dari kebiasaan bangsanya menghargai proses, termasuk proses berdemokrasi. Itulah jalan membangun peradaban. Proses hidup ialah seperti memahat batu, yakni setiap pukulan akan membentuk keindahan yang tak ternilai. Tabik!



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.