Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Omon-Omon

Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group
11/1/2024 05:00
Omon-Omon
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

BUKAN netizen Indonesia kalau tidak cepat 'memakan' istilah-istilah baru yang punya potensi viral di media sosial. Tidak peduli apakah istilah itu punya arti secara bahasa atau tidak. Tak masalah jika kata itu bahkan tidak ditemukan di kamus bahasa mana pun. Sepanjang dianggap unik, bila perlu aneh, dan dimunculkan dalam momentum peristiwa yang menjadi perhatian banyak orang, itu sudah memenuhi syarat pertama untuk jadi trending.

Ya, omon-omon, istilah yang dijadikan judul tulisan ini ialah contohnya. Silakan Anda cari arti kata itu di setiap kamus, buku, literatur, jurnal yang ada di perpustakaan paling lengkap sekalipun, saya hakulyakin hasil pencariannya bakal nihil. Coba pula Anda tanyakan ke para pakar bahasa dan kosakata, mungkin jawaban mereka bakal seragam: jangkankan tahu artinya, mendengar kata omon-omon pun belum pernah.

Akan tetapi, ya itu tadi, istilah yang tidak punya makna pun tiba-tiba bisa menjadi sangat populer, trending di sejumlah platform media sosial, jadi top of mind karena ada momentum yang membuatnya begitu. Omon-omon menemukan momentumnya di debat Pilpres 2024 edisi ketiga pada Minggu (7/1) lalu. Yang mengenalkan ialah Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2.

Sedikitnya dua kali Prabowo menggunakan istilah omon-omon dalam debat itu. Dua-duanya, jika dicermati lagi dari rekaman potongan debat yang beredar, sepertinya omon-omon itu ditujukan untuk menyindir kompetitornya, capres nomor urut 1 Anies Baswedan, yang sejak awal debat memang terus menohok Prabowo dengan pertanyaan kritis seputar kinerja Kementerian Pertahanan, termasuk soal penggunaan anggaran.

Yang pertama Prabowo bilang, "Jadi leadership apakah negara, apakah perorangan, tapi terutama negara harus dengan contoh ing ngarso sung tulodo. Kita memimpin, kita membawa agenda, kita mau cerita, itu cerita. Omon-omon tak bisa." Di sini, omon-omon yang dimaksud Prabowo barangkali bisa diartikan 'hanya cuap-cuap' atau 'omong doang'.

Di kesempatan lain, seusai Anies menanggapi pernyataan Prabowo soal Indonesia jadi pemimpin Selatan-Selatan, Menteri Pertahanan itu kembali menjawab dengan mengulang omon-omon. "Kenapa negara-negara Selatan sekarang melihat ke Indonesia? Karena kita berhasil membangun ekonomi kita. Jadi, tidak hanya omon, omon, omon. Kerjanya omon saja. Tidak bisa."

Entahlah, apakah Prabowo memang sudah menyiapkan istilah itu sebelum debat atau hanya spontanitas keluar dari mulutnya sebagai ekspresi kegeraman atas desakan pertanyaan dari Anies. Yang pasti sejak saat itu orang-orang di seantero Nusantara jadi mengenal dan membicarakan omon-omon. Bahkan kemudian publik juga menafsirkan sesuka hati karena kata tak lazim itu memang tak punya arti.

'Baru mo diajak Omon Omon, udah kabur aja..Gondok ya dihajar kanan kiri??!' tulis akun @AraituLaki di platform X, seusai debat rampung. Ada pula kicauan akun @Masinton, "Omon-omon..dikira suhu ternyata cupu!"

Banyak lagi contoh yang bisa kita lihat di media sosial maupun percakapan luring yang menunjukkan betapa penggunaan istilah omon-omon menjadi multitafsir dan pada akhirnya sekadar dijadikan bahan lucu-lucuan. Konsekuensinya, dengan banyak orang aktif memperbincangkan candaan omon-omon, percakapan yang membahas substansi debat pun sedikit banyak teralihkan.

Lantas, apakah itu tujuan dari sang pencetus istilah baru tersebut, yakni mengalihkan fokus penonton debat dari materi yang substantif ke hal yang receh? Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Boleh jadi omon-omon memang dimunculkan sebagai bagian dari agenda yang disiapkan, tapi mungkin juga muncul begitu saja karena spontanitas untuk menutupi ketidakmampuan menjawab pertanyaan sekaligus mengalihkan fokus dari intisari pertanyaan.

Ben Okri, novelis asal Nigeria, pernah mengatakan politikus dan pesulap punya banyak kemiripan. Mereka sama-sama mampu mengalihkan perhatian orang-orang dari yang mereka kerjakan sebenarnya. Dalam konteks ini, omon-omon mungkin bisa dianggap sebagai alat sulap dan politikus yang melontarkan omon-omon kiranya sedang bermain sulap. Ia memainkan sulap untuk mengalihkan perhatian publik dari sesuatu yang jauh lebih penting.

Sebagian 'sulapnya' barangkali berhasil mengelabui publik, terutama di awal-awal pascadebat. Keriuhan media sosial dengan deretan panjang postingan yang menyertakan istilah omon-omon menjadi bukti bahwa niat untuk mengalihkan fokus publik lumayan berhasil. Gara-gara omon-omon, perhatian publik terhadap substansi debat nyata betul teralihkan.

Namun, rupanya itu tak bertahan lama. Belakangan, perbincangan publik kiranya sudah terlihat kembali fokus. Percakapan netizen mengenai debat sudah balik ke jalur yang lebih substantif, tak lagi sekadar mengulik guyonan soal omon-omon. Istilah itu pun sudah tidak lagi menjadi trending. Mengapa? Mungkin karena efek sulapnya sudah habis.



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.