Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TIDAK banyak mantan presiden yang selalu dikenang oleh dunia. Dikenang bukan karena tak pernah berbuat salah, tetapi lantaran menorehkan karya-karya yang mengubah peradaban manusia, dari kegelapan menuju peradaban yang menempatkan manusia sebagai sumber nilai bagi kehidupan.
Di antara mantan presiden yang langka itu ialah Nelson Rolihlahla Mandela. Presiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999 itu adalah sosok yang memiliki integritas, satunya kata dengan perbuatan. Sepanjang hayatnya didedikasikan untuk perjuangan melawan rasisme, kemiskinan, dan beragam kesenjangan di negaranya. Mandela dikenal memiliki kepribadian kukuh, tak mengenal kompromi, sehingga rela dipenjara selama 27 tahun dari vonis pengadilan seumur hidup.
Meski lama ‘menikmati’ dinginnya hotel prodeo, jabatan presiden yang diraih Mandela dari pemilu demokratis pertama di Afrika Selatan pada 1994 tak membuatnya jemawa. Partai yang dipimpinnya, Kongres Nasional Afrika, dalam pesta demokrasi itu meraup 62% suara.
Visi hidup Mandela sebagai pejuang kemanusiaan dan hak sipil selama ini menjadi visinya ketika menjabat orang nomor satu di ‘Negeri Pelangi’ itu. Ada sejumlah warisan Mandela yang patut dicatat oleh tinta emas sejarah Afsel dan dunia. Pertama, upayanya memperjuangan kesetaraan gender. Hal itu ditegaskan dalam pidato kenegaraan pertama Mandela pada 1994.
Saat Mandela terpilih sebagai presiden, perempuan hanya menduduki 2,7% kursi di parlemen Afsel. Namun, pada 2013, kurang dari dua dekade kemudian, perempuan menguasai 44% kursi legislatif. Perjuangan Mandela membuat hasil untuk eksistensi politik perempuan Afsel.
Kedua, bergabung dalam perjuangan melawan HIV/AIDS di saat banyak yang menyangkal penyakit tersebut. Ketiga, mempromosikan pendidikan ilmu pengetahuan dan lingkungan. Selama rezim apartheid, warga kulit hitam Afsel dilarang mempelajari sains dan teknologi.
Keempat, menghapus diskriminasi dengan meningkatkan partisipasi politik warga Afsel. Kelima, kepemimpinan Mandela berorientasi pada rekonsiliasi. Mandela mengajak rakyatnya melupakan kepedihan, berdamai dengan masa lalu untuk menyongsong masa depan. Dari 1996 hingga 1998, sekitar 20 ribu korban berkumpul, bersaksi di hadapan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Keenam, mempromosikan perdamaian dan keadilan di seluruh dunia. Perjuangan peraih Nobel Perdamaian itu tak sebatas untuk negaranya. Setelah pensiun sebagai presiden, selain mengedukasi masyarakat tentang krisis HIV/AID, Mandela juga terlibat dalam menengahi konflik di sejumlah negara Afrika, seperti di Republik Demokratik Kongo dan Burundi.
Untuk menghormati kontribusinya terhadap perdamaian dan kebudayaan, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan Resolusi A/RES/64/13 pada 2009 dan menetapkan tanggal 18 Juli sebagai Hari Internasional Nelson Mandela.
Di ujung masa jabatannya sebagai presiden, Mandela tak ada tondo-tondo untuk memperpanjang masa jabatannya meskipun rakyat Afsel telanjur cinta dengan penyuka batik ini. Selain tak ada niat untuk memperpanjang periode kekuasaan, Mandela pun tak pernah berupaya menyiapkan dinasti atau kelompoknya untuk menduduki tampuk kekuasaan yang akan dilepaskannya. Dia memandang menjadi warga negara biasa sama mulianya dengan menjadi kepala negara.
Pantaslah jika Mandela berjuluk ‘Bapak Bangsa’, ‘Bapak Pendiri Demokrasi’, ‘Pembebas Bangsa’, ‘Sang Penyelamat’ dan sebagainya. Mandela adalah negarawan sejati. Dia hanya memikirkan generasi mendatang, bukan mendongkrak approval rating dengan berbagai cara agar terpilih kembali.
Indonesia sejatinya mampu melahirkan tokoh sekaliber Nelson Mandela. Seorang pemimpin nasional harus teralirkan darah pejuang. Sosok yang memang telah lama berjuang atau bekerja untuk rakyat dengan berbagai saluran perjuangan, seperti pendidikan, sosial, ekonomi, hukum, dan lain-lain.
Bukan tokoh karbitan dengan seabrek pencitraan. Bukan pula tokoh yang memiliki rekam jejak kekerasan/pelanggaran HAM. Indonesia membutuhkan tokoh besar yang mempunyai kapasitas besar, kemampuan kognitif dan afektif yang mumpuni untuk memimpin.
Pemilu 2024 bukan sekadar ajang suksesi kepemimpinan nasional, sirkulasi kekuasaan. Pesta demokrasi ini adalah sarana pendidikan politik bagi rakyat agar menggunakan hak suara secara bertanggung jawab. Demikian pula Presiden Joko Widodo, jangan kehilangan momentum untuk mengakhiri kekuasaan secara cemerlang (husnul khatimah) dengan memastikan pemilu berlangsung jujur, adil, dan penuh kegembiraan. Inilah legasi besar yang patut diwariskan. Jika gagal, entahlah apa yang terjadi.
Patut direnungkan pesan dari ‘Sang Pembebas Bangsa’. Apa yang kita lakukan, kata Nelson Mandela, tidak akan memberikan dampak kepada masyarakat sebelum kita jujur kepada diri sendiri. “The first thing is to be honest with yourself,” kata Mandela. Tabik!
JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.
ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.
DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.
“APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.
SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.
WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.
SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta
SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran
Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.
HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.
ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu
TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.
BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.
Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved