Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Muslihat Debat

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
26/12/2023 05:00
Muslihat Debat
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PERIBAHASA buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya tampaknya belum usang atau basi. Faktanya, peribahasa itu masih relevan dengan realitas saat ini, seperti kontestasi Pemilihan Presiden 2024.

Peribahasa itu tepat untuk melihat jurus calon wakil presiden pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka pada debat cawapres, yakni jurus bertanya terkait dengan singkatan atau istilah yang belum lazim terdengar. Jurus yang sama dilakukan ayahnya, Presiden Joko Widodo, pada debat capres pada Pilpres 2014 dan 2019.

Debat calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pilpres 2024 sejatinya ialah adu gagasan, bukan pamer istilah atau singkatan yang belum diketahui lawan debat khususnya dan umumnya masyarakat sebagai calon pemilih.

Namun, debat cawapres pada 22 Desember 2023 yang bertema ekonomi (baik ekonomi kerakyatan maupun ekonomi digital), keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan menjadi ajang unjuk kebolehan dalam penguasaan istilah/singkatan.

Hal itu ditunjukkan Gibran saat bertanya kepada cawapres dari paslon nomor urut 3 Mahfud MD terkait dengan bagaimana membuat regulasi carbon capture and storage. Tak hanya itu, Gibran bertanya kepada cawapres dari paslon nomor urut 1 Abdul Muhaimin Iskandar terkait dengan upaya meningkatkan rating SGIE.

Mahfud tidak menjelaskan pengertian carbon capture and storage, tetapi menjelaskan secara helicopter view prinsip-prinsip membuat sebuah regulasi, seperti kajian akademis. Berbeda dengan Muhaimin, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu secara jujur mengaku tidak memahami singkatan SGIE.

Dalam merespons Muhaimin, Gibran kemudian menjelaskan singkatan SGIE, yakni state of the global islamic economy. Indonesia, kata Gibran, berada pada posisi keempat dunia dalam hal pengembangan ekosistem ekonomi syariah di tingkat dunia. Baik kepada Mahfud maupun Muhaimin, Gibran terkesan menampilkan gaya mengetes dan mengejek.

Jurus yang dilakukan Gibran pernah dilakukan Presiden Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019. Pada Pilpres 2014 Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla, sedangkan Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa.

Pada saat debat capres, Jokowi menanyakan soal langkah meningkatkan peran TPID. Prabowo pun gelagapan menjawabnya karena tidak mengetahui singkatan itu. "Tunggu, singkatan TPID apa, ya, Pak?" Jokowi pun menjawab, "TPID ini untuk tim pengendalian inflasi daerah, Pak Prabowo. Terima kasih," ujar dia.

Setali tiga uang, pada Pilpres 2019, mantan Wali Kota Surakarta itu lagi-lagi menyasar Prabowo dengan istilah asing, yakni cara mendukung perkembangan startup unicorn di Indonesia.

Lagi-lagi mantan Danjen Kopassus itu kelabakan menjawabnya karena Jokowi tidak menjelaskan apa itu unicorn, perusahaan rintisan bernilai di atas US$1 miliar, atau setara Rp14,1 triliun, seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak. "Yang Bapak maksud unicorn? Maksudnya yang online-online itu, iya, kan?" kata Prabowo bertanya balik.

Di kedua debat itu, Prabowo tidak membalas atau menyiapkan singkatan atau istilah teknis. Padahal, Prabowo bisa saja menyerang balik dengan menanyakan istilah asing/teknis pada debat selanjutnya, misalnya, dengan terkait dunia pertahanan.

Pada Pilpres 2024, cawapres Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD juga tampak tidak menyiapkan istilah asing/teknis kepada Gibran. Hal itu menunjukkan Muhaimin dan Mahfud tidak pernah terpikir untuk mengikuti jejak Jokowi yang berhasil mempermalukan Prabowo dalam debat Pilpres 2014 dan 2019.

Debat capres-cawapres yang merupakan implementasi Pasal 50 ayat 1 dalam PKPU No 15 Tahun 2023 merujuk Pasal 277 ayat 1 UU No 7 Tahun 2017 sebenarnya menjadi sarana bagi rakyat untuk memilih calon pemimpin bangsa.

Meski masih debatable, apakah debat mampu memengaruhi calon pemilih atau tidak, yang pasti melalui debat rakyat bisa melihat aspek kognitif (kecerdasan), penguasaan visi, misi, dan program, serta mampu melihat konteks permasalahan aktual.

Selain itu, secara afektif, rakyat bisa mengetahui sikap, watak, perilaku, minat, emosi, dan nilai yang dianut para capres-cawapres. Dari kedua ranah tersebut rakyat bisa menilai kelayakan mereka untuk menjadi pemimpin yang mengurus 275 juta rakyat Indonesia. Masih ada waktu bagi rakyat untuk mengikuti debat capres-cawapres yang tersisa tiga kali lagi.

Bagi capres-cawapres yang kedodoran dalam menjelaskan rasionalisasi program kerja mereka atau sempat menyampaikan data yang diduga bohong dalam debat sebelumnya, masih ada kesempatan kepada mereka untuk memperbaikinya. Bila ada capres-cawapres yang memiliki niat busuk mempermalukan lawan debat dengan istilah-istilah khusus, sebaiknya dihentikan.

Penulis India-Amerika Serikat kenamaan, Deepak Chopra, mengatakan semakin sedikit Anda membuka hati Anda kepada orang lain, semakin banyak hati Anda menderita. Jadi, buat apa ada muslihat dalam debat? Tabik!



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.