Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Bahasa Manusia untuk Palestina

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
01/12/2023 05:00
Bahasa Manusia untuk Palestina
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

TERUS terang saya menjadi cupet nalar, pendek akal, kok ada orang di negeri ini yang mendukung Israel. Sungguh, hingga kini saya gagal paham, kok ada anak bangsa yang justru menghinakan Palestina dalam konflik dengan negeri Zionis itu.

Perseteruan di antara kedua bangsa memang bukan barang baru. Ia sudah berlangsung lama, sangat lama, setelah Israel menduduki tanah Palestina. Belakangan, ia kembali menjadi sorotan. Berawal dari serangan pejuang Hamas ke Israel, perang pun pecah di Gaza.

Dan, seperti biasa, seperti yang sudah-sudah, tentara Zionis membabi buta. Mereka lagi dan lagi mempertontonkan kebiadaban, memamerkan kebengisan, menebar maut di mana-mana di tiap sudut Gaza. Pembantaian lebih tepatnya. Genosida lebih tepat lagi. Ini bukan cuma kata pendukung Palestina, melainkan menurut para pakar HAM independen PBB.

Sejak Israel menyatakan perang pada 7 Oktober lalu, sudah sekitar 15 ribu orang di Gaza tak lagi bernyawa. Dari jumlah itu, 6.150 adalah anak-anak dan 4.000 perempuan. Belum lagi ribuan lainnya yang masih hilang tertimbun reruntuhan.

Israel tak pilih bulu. Mereka tak membedakan latar belakang yang harus dibunuh. Tenaga medis, yang menurut hukum humaniter internasional dilarang untuk diusik dalam perang, ikut jadi sasaran. Rumah-rumah sakit yang pantang disentuh dalam perang juga dihancurkan. Rumah sakit normalnya menjadi area penyembuhan, tapi di Gaza berubah menjadi zona kematian. Pun dengan tempat-tempat ibadah, baik masjid maupun gereja.

Kalau para pemimpin Amerika dan negara-negara Barat masih saja pro Israel, itu tak mengherankan. Mereka sekolam. Kalau tokoh-tokoh dunia berdarah Yahudi tetap mendukung Israel, itu tak aneh. Yang mengherankan, yang aneh, jika sikap pro dan dukungan serupa diberikan oleh sebagian dari kita, bangsa Indonesia.

Dan, keanehan itu secara kasatmata, terang benderang, diperlihatkan. Ada seorang aktivis perempuan yang saban tampil di layar kaca amat bersemangat menjadi die hard-nya Israel. Dia konsisten ngotot bahwa Israel benar, Palestina salah. Dalam dirinya mengalir darah Yahudi.

Seorang dosen, pegiat medsos tapi juga sering disebut buzzer dan kini menjadi juru bicara tim pemenangan salah satu pasangan capres-cawapres, juga mirip-mirip. Dia menyalahkan Hamas. Dalam sebuah talk show televisi, dia bahkan tak menganggap penting nestapa tiada henti, tiada tara, rakyat Palestina sebelum serangan Hamas itu. Duh....

Ada pula seorang warga Kabupaten Tangerang yang dalam videonya bilang ‘pendukung Palestina tak ada ot*knya, sedangkan pendukung Israel ada ot*knya’. Dia lalu meminta maaf setelah warga marah.

Terkini sebuah ormas di Sulawesi Utara unjuk dukungan kepada Israel. Dengan membawa bendera Bintang Daud, mereka bentrok dengan massa pendukung Palestina. Satu tewas dalam insiden ini.

Fakta-fakta itu hanya sedikit contoh dari banyaknya orang di Republik ini yang memihak Israel. Alasannya? Itulah yang membuat saya kehabisan nalar. Karena sentimen agama? Lah, di Palestina kan juga banyak yang beragama Kristen. Bahkan, gereja-gereja mereka ikut dihancurkan Israel.

Karena keyakinan bahwa Israel adalah bangsa pilihan? Lah, kalau manusia pilihan, kenapa seenak udelnya menganeksasi tanah manusia lain? Ini bukan kata saya lho. Ini kata PBB, lembaga resmi dunia, yang berulang kali mengeluarkan resolusi, tapi tak dianggap oleh Israel.

Menyikapi permusuhan Palestina-Israel mestinya memakai pendekatan kemanusiaan dan keadilan. Itulah yang dilakukan tokoh-tokoh besar. Mohandas Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi, misalnya. Bapak Bangsa India ini beragama Hindu, tapi sebagai manusia mendukung Palestina. Dia pernah bilang, “Palestina adalah milik bangsa Arab, sama seperti Inggris milik bangsa Inggris atau Prancis milik bangsa Prancis.”

Pembaca pasti tahu Albert Einstein? Fisikawan pemenang Nobel ini menulis surat kecaman kepada orang-orang yang mendirikan negara Israel di tanah Palestina pada 14 Mei 1948. Dia berkata, “Ini akan menjadi kesedihan terbesar saya melihat Zionis melakukan banyak hal kepada orang Arab Palestina seperti yang dilakukan Nazi terhadap orang Yahudi.”

Selain itu, ada Nelson Mandela, pejuang dan pemimpin Afrika Selatan yang meruntuhkan apartheid. Meski beragama Kristen, dia lantang menentang penjajahan Israel. “Kami tahu betul bahwa kemerdekaan kami tidak lengkap tanpa kemerdekaan rakyat Palestina," begitu ujar Madiba suatu waktu.

Pemimpin Katolik dunia juga kerap menyampaikan simpatinya kepada rakyat Palestina. Paus Benekditus, umpamanya, mendukung penuh terbentuknya negara Palestina.

Belum cukup, tak sedikit umat Yahudi di berbagai belahan bumi membela Palestina. Rabbi Naftuli Flohr, amsalnya, memimpin aksi solidaritas untuk Palestina di New York. Mereka Yahudi beneran, bukan Yahudi pesek.

Hanya dengan bahasa manusia kiranya kita bisa merasakan penderitaan dan bersikap adil terhadap rakyat Palestina. Bukan dengan bahasa lain, khususnya bahasa agama.



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.