Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Politik (bukan) Riang Gembira

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
14/11/2023 05:00
Politik (bukan)  Riang Gembira
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SELAMA enam kali pemilihan umum selama Orde Baru, kampung saya di Karawang, Jawa Barat, dikenal pendukung fanatik Partai Persatuan Pembangunan. Bujukan, pembagian sembako, hingga intimidasi dari penguasa, Partai Golongan Karya dan ormas-ormas yang mendukungnya tak menggoyahkan warga berpaling dari partai Kabah itu.

Soliditas warga untuk mendukung partai Kabah bukan perkara mudah, penuh perjuangan. Kekerasan tak pelak menghampiri. Jangankan memasang bendera di lokasi-lokasi strategi sekitar Kecamatan Cikampek, memasang bendera PPP di depan rumah pun hanya bisa dilakukan oleh orang-orang bernyali tinggi.

Bendera akan dicopot setelah sebelumnya diancam untuk tidak pasang bendera lagi oleh aparatur (ABRI), perangkat desa, dan ormas. Alhasil, bendera berkibar hanya sekejap menyapa warga. Akhirnya, saya dan beberapa anak kampung memasang diam-diam bendera di tempat-tempat yang sulit untuk dicopot, seperti di pucuk-pucuk pohon yang tinggi. Melihat bendera berkibar betapa bahagianya warga karena bendera kesayangan dan kebanggaan mereka berkibar. Namun, lagi-lagi

saya harus gigit jari karena bendera itu tak bertahan lama karena ABG (anak buah Golkar) menurunkannya.

Suatu hari tragedi menimpa keluarga saya. Paman saya, salah satu tokoh masyarakat, pada dini hari saat Pemilu 1987, rumahnya diserang orang tak dikenal. Menurut kesaksian warga, pelakunya ialah ormas berbaju loreng merah yang sangat dikenal di Jabar. Pendukung garis keras Golkar.

Rumah paman dilempari batu dan kaca depan dipecahkan. Setelah melakukan aksinya, pelaku kabur. Tuhan masih melindungi keluarga paman. Batu sebesar kepalan tangan jatuh di atas kasur dekat anak paman, bayi yang baru lahir.

Itulah sekelumit kekejaman politik pada era Orba. Sekuat-kuatnya Jenderal Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun akhirnya lengser juga. Dijatuhkan oleh gerakan rakyat (people power) yang dimotori mahasiswa setelah Soeharto terpilih sebagai presiden untuk periode ketujuh dalam Sidang Umum MPR pada 10 Maret 1998 untuk masa bakti 1998-2003

Negara dalam krisis menjelang kejatuhan Soeharto. Krisis moneter dan politik berkelindan sehingga membuat kepercayaan kepada pemerintah terjun bebas. Krisis moneter diawali dengan lumpuhnya perekonomian negara sejak awal Juli 1997. Pemicu utamanya ialah menurunnya nilai mata uang rupiah sehingga kondisi perekonomian limbung dan tidak terkendalikan oleh pemerintah.

Di tahun yang sama, krisis politik juga semakin menghangat setelah mahasiswa di berbagai daerah sudah turun ke jalan. Jauh sebelumnya pemerintah merasa terancam dengan popularitas Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia sehingga terjadi aksi penyerbuan ke kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, yang dikenal dengan ‘Sabtu Kelabu’ pada 27 Juli 1996.

Meski Golkar selalu menang dalam pesta demokrasi lima tahunan, dan terakhir Pemilu 1997, Soeharto tidak percaya diri melihat perkembangan partai yang dinakhodai putri Bung Karno itu. Berbagai jurus dilakukan untuk mengempiskan partai berlambang banteng itu, di antaranya membentuk kepengurusan tandingan PDI di bawah Soerjadi hingga terjadi penyerbuan ke markas PDI yang dikuasai massa PDI Megawati.

Upaya rezim Orba menekan aktivitas pro-demokrasi menemui puncaknya pada 1997. Serangkaian penculikan dilakukan oleh Tim Mawar, tim khusus dari Kopassus yang saat itu dipimpin Prabowo Subianto.

Gerakan reformasi pun bergulir. Sejumlah tuntutan menguar, di antaranya penghapusan Dwifungsi ABRI, dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Komitmen pemberantasan KKN tertuang dalam Ketetapan MPR No XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Selain itu diperkuat juga dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN.

Dua payung hukum terkait pemberantasan KKN sangat relevan sampai kapan pun selama NKRI berdiri, termasuk pemberantasan nepotisme, yakni isu tersebut mencuat lagi ketika putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, berlaga pada Pilpres 2024 sebagai pendamping capres Prabowo Subianto.

Berdasarkan UU No 28 Tahun 1999, definisi nepotisme ialah setiap perbuatan penyelenggara negara secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Jalan Wali Kota Solo itu menuju kontestasi dengan bantuan sang paman, Anwar Usman yang menjabat ketua Mahkamah Konstitusi. Putusan kontroversial MK tentang batas usia capres berujung pemecatan sang paman sebagai Ketua MK oleh Mahkamah Kehormatan MK.

Masalahya, bukan karena politik kekerabatan atau anak muda di bawah 40 tahun, tetapi upaya rekayasa hukum yang penuh cacat moral dan etika di lembaga yang disebut penjaga konstitusi itu. Didapuknya sang anak ke puncak kekuasaan dilandasi Presiden Joko Widodo untuk menyiapkan penerusnya dalam suksesi kepemimpinan pada 2024.

Pesta demokrasi sejatinya harus didasari politik riang gembira. Jika yang dilakukan elite menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan, jalan politik itu bukan riang gembira, melainkan teror yang harus dilawan. Kata bijak menegaskan inde datae leges be fortior omnia posset, hukum dibuat agar orang yang kuat punya kekuasaan yang terbatas. Tabik!



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.