Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KAMIS, 19 Oktober 2023, besok, ialah hari pertama pendaftaran bacapres dan bacawapres oleh partai politik atau gabungan parpol. Rencananya, pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin) yang diusung Koalisi Perubahan (NasDem, PKB, dan PKS) menjadi bacapres-bacawapres yang bakal 'mengawali start' kontestasi Pilpres 2024 itu.
Kita layak mengapresiasi Koalisi Perubahan yang membuat tradisi 'pembuka pintu' rumah demokrasi itu. Kelayakan apresiasi itu berkaitan dengan kesiapan koalisi tersebut dalam mengarungi kompetisi yang menjadi jantungnya demokrasi, yakni pemilu. Apalagi, ada sebagian sikap skeptis publik atas keberlangsungan demokrasi di negeri ini. Sikap itu kiranya bisa dijawab besok, saat pasangan Amin benar-benar bisa mendaftar dengan lancar.
Skeptisisme publik kiranya wajar belaka. Sebab, beberapa langkah rezim akhir-akhir ini dinilai mulai menyimpang dari jalur konsistensi demokrasi. Dimulai dari munculnya wacana presiden tiga periode, penundaan pemilu, hambatan (ada yang menarasikan penjegalan) kepada kelompok politik yang berbeda, dugaan kriminalisasi terhadap kelompok yang berseberangan, hingga aturan batas usia capres dan cawapres, ialah bentuk-bentuk aksi keluar jalur itu.
Namun, apa pun dan sebesar apa pun tingkat skeptisisme terhadap jalannya demokrasi, mestinya jantung demokrasi harus berjalan dengan baik. Suplai darah ke otot-otot jantung harus dipastikan sanggup mengalir dengan baik. Jantung dalam sistem demokrasi ialah pemilihan umum yang bebas, transparan, jujur, dan adil.
Karena dengan melalui pemilihan umumlah, mayoritas rakyat dapat menentukan pilihan nasib bangsa ke depan. Melalui pemilu pula demokrasi bisa dipastikan kelangsungan hidupnya. Apalagi, demokrasi sudah kita sepakati sebagai konsensus bangsa.
Maka, ketegangan yang terjadi pascaputusan Mahkamah Konstitusi awal pekan ini, mestinya tidak membuat ada yang berangan-angan menunda tahapan Pemilu 2024, termasuk tahapan pendaftaran bacapres dan bacawapres. Kemarahan para pihak atas putusan MK mesti dijawab oleh penyelenggara pemilu dengan memastikan bahwa Pemilu 2024 berjalan jujur, adil, dan transparan.
Hanya dengan garansi seperti itu, skeptisisme sebagian kalangan bisa dikurangi. Sebab, saban pemilu, kita menghadapi kekhawatiran akan minimnya partisipasi. Khususnya pemilu pasca-Orde Baru. Pada Pemilu 1999, partisipasi publik dalam pemilu mulai turun, dari 96% pada pemilu-pemilu Orde Baru menjadi 92%.
Sejak itu, tingkat partisipasi pemilu terus turun, yakni 84,1% pada 2004, lalu anjlok menjadi 71% pada Pemilu 2009. Pada Pemilu 2014, partisipasi memang naik lagi menjadi 75%, dan kembali meningkat menjadi 81,6% di Pemilu 2019, tetapi belum mampu menyamai partisipasi publik seperti pada 1999.
Begitu pula dengan tingkat partisipasi pemilih dalam pilpres langsung sebelum 2019, yang lebih minim. Pada Pilpres 2004, tingkat partisipasi pemilih 79,7%. Lalu, Pilpres 2009 turun hanya 74,8%. Pada Pilpres 2014, tingkat partisipasi bahkan anjlok ke angka 69,78%. Baru pada Pilpres 2019, tingkat keikutsertaan pemilih bisa mencapai 81,9%.
Partisipasi dalam pemilu-pemilu di era Orde Baru memang tinggi. Namun, partisipasi itu semu. Partisipasi tinggi terjadi lebih karena mobilisasi dan 'ancaman' pelabelan bahwa mereka yang tidak berpartisipasi dalam pemilu ialah warga yang tidak bertanggung jawab. Pemilu pasca-Orde Baru disebut sebagai babak baru demokrasi karena partisipasi muncul karena tingkat kesadaran.
Kendati demikian, munculnya sikap skeptis sebagian publik patut jadi catatan. Tantangan kali ini ialah mulai munculnya kegalauan bahwa Republik ini akan berada di jalur despotisme baru. Sebagaimana pernah disebutkan ahli politik John Keane, despotisme baru ditandai dengan kelihaian penguasa dalam memanipulasi dukungan luas publik.
Dalam despotisme baru, semua tatanan demokrasi dijalankan. Tapi, ia serupa pseudo democracy, demokrasi seolah-olah. 'Kelebihan' dari despotisme baru ini ialah kendati banyak langkah penguasa yang sejatinya antidemokrasi, merekayasa hukum, mengkriminalisasi siapa pun yang berbeda, tapi mereka tetap mampu mendulang dukungan dan meraup tingkat kepuasan.
Maka, kelancaran pendaftaran bacapres dan bacawapres di KPU besok ialah upaya menyehatkan jantung demokrasi. Kelancaran kontestasi ialah cara memastikan bahwa otot-otot demokrasi cukup kuat mengangkat tantangan yang berat. Juga, garansi agar sirkulasi darah demokrasi tetap berjalan sehat dan lancar.
JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.
ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.
DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.
“APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.
SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.
WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.
SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta
SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran
Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.
HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.
ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu
TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.
BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.
Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved