Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kekuatan Influencer

Ahmad Punto Dewan Redaksi Media G
21/9/2023 05:00
Kekuatan Influencer
Ahmad Punto Dewan Redaksi Media G(MI/Ebet)

ISTILAH influencer atau pemengaruh kian populer, sekurangnya dalam satu dekade terakhir ini, seiring dengan lajunya era digital dan perkembangan media sosial. Menjadi sebuah tren global, ketika seseorang yang memiliki pengikut (follower) di media sosial dalam jumlah banyak, didayagunakan untuk memengaruhi perilaku ataupun pilihan pengikutnya di media sosial dan publik pada umumnya.

Pada awalnya para aktor digital itu lebih banyak dimanfaatkan untuk tujuan komersial atau pemasaran produk dan jasa. Dalam tingkatan paling sederhana, mereka mungkin sebatas di-endorse untuk mengiklankan produk di media sosial. Ya, mirip-mirip iklan di televisi lah, cuma platformnya saja yang kini berbeda.

Seiring waktu, levelnya naik, keterlibatan para influencer tak sekadar disuruh cuap-cuap atau berakting memamerkan produk. Mereka juga mulai terlibat atau dilibatkan secara aktif dalam sosialisasi dan kampanye brand (merek) produk atau jasa yang meng-endorse-nya. Keberhasilan mereka eksis di media sosial maupun di dunia nyata sehingga bisa meraup ribuan, bahkan jutaan pengikut, dijadikan inspirasi.

Ujung-ujungnya sih tetap jualan, tapi pakai gaya yang berbeda menyesuaikan dengan tren yang berkembang saat ini yakni social commerce. Memasukkan unsur inspiratif menjadi salah satu ciri social commerce yang membedakannya dengan e-commerce (lokapasar) pada umumnya.

Berkembang lagi, influencer tak lagi melulu jualan atau mempromosikan barang konsumsi, tapi juga mengungkit isu-isu di sektor lain. Dalam beberapa tahun belakangan banyak lahir influencer tekun menebar pesan-pesan kebaikan pada isu lingkungan, pendidikan, kesehatan, bahkan politik dan hukum. Mereka mencoba memberikan dampak positif bagi publik, seperti seharusnya seorang influencer berperilaku.

Namun, yang namanya pengaruh (influence), selalu ada yang baik, ada pula yang buruk. Influencer juga sama. Pengaruh yang mereka miliki tidak melulu digunakan untuk mempromosikan hal-hal yang positif. Sebagian dari mereka, pengaruhnya malah digadaikan untuk memasarkan atau mengampanyekan hal-hal negatif.

Contohnya banyak. Beberapa waktu lalu, misalnya, marak diberitakan soal platform investasi bodong yang menyewa sejumlah influencer yang dipoles seolah-olah 'crazy rich' untuk menggaet korban. Benar saja, banyak orang kena tipu dan menanamkan uang di investasi abal-abal itu. Hasilnya ambyar, imbal hasil investasi tak didapatkan, uang yang ditanamkan pun hilang.

Belakangan, beberapa influencer termasuk artis dan selebgram juga ketahuan mempromosikan judi online. Boleh jadi atas sumbangsih mereka juga, judi online yang sesungguhnya adalah barang haram di negeri ini menjadi digandrungi masyarakat dan mampu memutar uang panas hingga puluhan triliun rupiah setiap tahun.

Pada isu politik pun bad influencer berderet jumlahnya. Mereka, para influencer tersesat itu, sebagian bersalin rupa menjadi buzzer (pendengung). Mereka konsisten mendengungkan pengaruh buruk lewat media sosial, bahkan terkadang tak segan untuk menyebar berita-berita bohong dan fitnah untuk menjatuhkan lawan.

Sesungguhnya, teramat sayang jika pengaruh besar yang dipunyai para pemengaruh itu malah dipakai untuk sesuatu yang nirguna, bahkan untuk hal-hal yang merusak. Mereka punya daya guna, tapi yang disodorkan justru daya rusak. Mereka tidak sadar kerusakan yang ditimbulkan dari penggunaan pengaruh yang melenceng itu bisa luar biasa besarnya.

Padahal, dalam hal-hal tertentu, influencer dinilai memiliki kekuatan yang lebih besar, bahkan ketimbang pers atau media arus utama sekalipun, untuk memengaruhi keputusan publik. Bayangkan kalau kekuatan sebesar itu tidak dipakai untuk membangun, tapi justru untuk merusak. Impaknya akan sangat dahsyat, dan siapa lagi kalau bukan publik yang akan menanggungnya?

Dalam konteks politik kebangsaan hari ini, sejatinya kita membutuhkan lebih besar lagi kiprah para pemengaruh di media sosial. Dengan jumlah penduduk berusia muda lebih banyak ketimbang yang tua, kiranya para aktor digital itulah yang akan lebih didengar, diikuti, dan dijadikan teladan. Karena itu, harus dicatat, yang dibutuhkan negara ini ialah pemengaruh baik, bukan pemengaruh buruk.

Di sisi lain, dunia politik penting bagi influencer karena ia identik dengan kekuasaan. Politiklah sesungguhnya kasta tertinggi bagi seorang influencer bila ia ingin menebar pengaruh sekaligus gagasannya kepada publik yang lebih luas. Bukankah dengan menggenggam kekuasaan ia akan lebih mudah untuk merealisasikan gagasan-gagasan itu?

Namun, jangan pula kebablasan. Setelah berkuasa, jangan balik ke mode awal jadi tukang endorse produk, apalagi meng-endorse calon penggantinya.



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.