Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Rule by Law

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
09/9/2023 05:00
Rule by Law
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SEORANG mantan aktivis mahasiswa yang kini menjadi dosen di sebuah perguruan tinggi memberondong saya dengan sejumlah analisisnya tentang situasi penegakan hukum di negeri ini, akhir-akhir ini. Melalui pesan Whatsapp ia menyebut gejala penegakan hukum kita sudah mengarah ke rule by law, bukan rule of law.

Ia menyebut berderet kasus yang ia jadikan argumen analisisnya itu: penangkapan Menkominfo Johnny G Plate oleh Jaksa Agung, belasan kali permintaan keterangan oleh KPK kepada bakal capres Anies Baswedan, dan teranyar pemanggilan bakal cawapres Muhaimin Iskandar oleh KPK untuk sebuah kasus yang sudah 11 tahun diendapkan. Ketiganya, kata mantan aktivis itu, bertemali erat dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

"Apakah ini bukan penjegalan namanya? Mereka ini berada dalam koalisi yang dipersepsikan berbeda posisi dengan penguasa. Bukankah ini bentuk menggunakan hukum sebagai alat politik kekuasaan untuk mengganjal langkah mereka yang berbeda? Ini sudah rule by law," kata mantan aktivis itu.

Saya membaca dengan 'takzim' penjelasan dia tentang perbedaan antara rule by law dan rule of law. Kata dia, rule by law ialah sebuah konsep yang memandang otoritas pemerintahan berada di atas hukum dan memiliki kekuasaan untuk membuat dan melaksanakan hukum sesuai dengan keinginan mereka.

Untuk memperluas gagasan itu, aturan berdasarkan hukum ialah metode yang digunakan pemerintah dan orang-orang yang berkuasa untuk membentuk perilaku masyarakat dan dalam hal mengatur suatu negara serta kelompok masyarakat. Hal itu biasanya memiliki tujuan akhir membujuk masyarakat secara psikologis atau paksaan untuk menyetujui keputusan kebijakan yang tidak mereka setujui.

Corak hukum sebagai alat kekuasaan itulah, lanjut sang teman, yang terlihat secara vulgar dalam pemanggilan terhadap Cak Imin sebagai saksi oleh KPK untuk kasus di kementeriannya pada 2012. Sungguh tanda tanya besar, tandasnya, kenapa pemanggilan baru dilakukan sekarang setelah Cak Imin muncul sebagai bakal cawapres dari Anies.

Persepsi publik dalam pemanggilan Cak Imin berujung pada kesimpulan telah terjadi politisasi hukum. Kepastian hukum bisa diutak-atik untuk kepentingan politik. Cilakanya, itu dilakukan KPK, lembaga antirasuah yang dianggap paling superior. Persepsi publik yang berkembang: KPK bisa dijadikan alat politik.

Sungguh, tandas sang teman itu, ini perilaku berbahaya yang merusak integritas dan kredibilitas KPK. 'Dan, pimpinan KPK seakan telah mengorbankan integritas dan kredibilitas dengan mengacau di air tenang. Bisa jadi ada tekanan yang kuat untuk KPK berperilaku seperti itu', tulisnya.

Ia lalu menuliskan testimoni Jumhur Hidayat, seorang aktivis yang pernah menjadi pejabat di lingkungan Kemenakertrans yang menyebutkan Cak Imin bahkan berseberangan dengan pejabat yang mengadakan sistem yang dikorupsi itu. "Cak Imin tidak setuju dengan pengadaan sistem pengawasan tersebut. Bagaimana ia bisa disebut terkait?"

Kasus lainnya, soal 'kardus durian'. Sang teman mengutip pernyataan mantan komisioner KPK Saut Situmorang yang menjelaskan kasus itu telah dihentikan karena alat bukti tidak cukup. "Kita belum tahu sampai sejauh mana KPK akan dijadikan alat politik karena terkesan mengkriminalisasi Cak Imin," ia menuliskan 'kriminalisasi Cak Imin' dengan huruf tebal.

Baginya, banyak kasus lain yang menunggu dengan magnet yang lebih kuat, dengan nilai yang lebih besar, yang lebih efektif untuk diungkap KPK. Bahkan, sang mantan aktivis itu menulis, kasus itu melibatkan tokoh-tokoh atau pejabat publik. Kasus-kasus itu, bila ditangani dengan sigap, tegasnya, bakal luar biasa berpengaruh bagi pemberantasan korupsi di negeri ini.

Ia lalu mengakhiri analisisnya dengan penjelasan soal rule of law alias negara hukum. Salah satu prinsip yang paling mendasar dalam negara hukum ialah semua orang, baik yang berada pada tingkat kewarganegaraan terendah maupun tertinggi, sebagai penguasa dan berada di lingkaran kekuasaan atau bukan, semuanya setara di mata hukum. Karena itu, setiap orang harus diperlakukan berdasarkan hukum yang sama dan mempunyai hak yang sama. Tidak boleh ada diskriminasi.

Saya belum menuliskan komentar apa pun terhadap analisis sang teman itu. Saya cuma teringat tulisan John Carey, profesor pemerintahan di Universitas Dartmouth, yang percaya bahwa selain pemilu yang bebas dan adil, salah satu ciri terpenting demokrasi ialah supremasi hukum.

Dalam supremasi hukum, undang-undang berlaku sama bagi semua orang dalam negara demokrasi. Hal itu juga berarti bahwa undang-undang diciptakan melalui proses yang telah ditentukan, terbuka, dan transparan, bukan berdasarkan kemauan anggota masyarakat yang paling berkuasa.

Dalam hati saya berdoa, semoga negeri ini masih menjunjung tinggi supremasi hukum, memeluk teguh rule of law. Bukan seperti analisis sang teman, bahwa kekuasaan telah tergoda menerapkan rule by law. Amin.



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.