Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Petaka Beras

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
02/8/2023 05:00
Petaka Beras
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

ANTREAN orang untuk memborong beras mengular pada akhir pekan lalu. Komoditas pangan itu pun raib dari rak-rak di sejumlah supermarket di berbagai wilayah. Mereka, yang panik dan takut harga beras bakal terus membubung, rela berdesak-desakan memburu belasan karung berisi beras untuk setok beberapa waktu ke depan.

Jangan salah, situasi di atas bukan terjadi di negeri ini. Kondisi itu, kini melanda Amerika Serikat, negeri dengan skala ekonomi terbesar di kolong langit. Situasi panik melanda 'Negeri Paman Sam' itu setelah India mengumumkan menyetop ekspor beras nonbasmati ke seluruh penjuru dunia, mulai dua pekan lalu. Padahal, India ialah salah satu pemasok beras terbesar di seluruh dunia dengan pasokan 25% dari total kebutuhan beras dunia.

Maka, terjadilah 'kiamat' beras di sejumlah tempat. Di Texas, sebagaimana dilaporkan NBC, konsumen tiba-tiba membeli beras dalam jumlah besar untuk menghindari kekurangan pasokan dan potensi kenaikan harga (inflasi). Di toko-toko di Dallas-Fort Worth, pelanggan memborong beras hingga mengosongkan rak dan menunggu dalam antrean panjang untuk menimbun beras.

Mereka sangat ingin membeli 10, 12, 15 tas beras. Sang pemilik toko menggambarkan situasi tersebut sebagai 'benar-benar gila'. Sejumlah analis memperkirakan, dalam dua hingga tiga bulan ke depan, akan terjadi kelangkaan beras di AS. Apalagi, negeri itu amat bergantung pada beras dari India. Bahkan, di New Mexico, sejumlah kelangkaan malah sudah terjadi.

Rasa waswas juga mulai merembet ke Singapura. Apalagi, negeri tetangga Indonesia itu menggantungkan 40% kebutuhan berasnya (termasuk 17% beras nonbasmati) dari India. Otoritas Singapura pun kian gencar melobi India agar memberi perlakuan khusus kepada Singapura. Namun, sejauh ini, upaya itu belum membuahkan hasil.

India ialah pengekspor beras terbesar di dunia. Negara itu telah melarang beberapa penjualan beras nonbasmati, yang menyumbang sekitar 25% ekspor utamanya, ke luar negeri sejak awal pekan lalu. Kementerian Urusan Konsumen dan Makanan India mengatakan larangan ekspor ditempuh untuk memastikan ketersediaan pangan di dalam negeri dan untuk menahan laju inflasi.

Petaka beras kian nyata mengancam bumi setelah sejumlah negara mulai mengikuti langkah India. Akhir pekan lalu, Uni Emirat Arab dan Rusia telah melarang ekspor semua varietas beras selama beberapa bulan ke depan, termasuk beras asal India.

Perusahaan UEA yang ingin mengekspor atau mengekspor kembali beras harus meminta izin Kementerian Perekonomian. Rusia juga akan melarang ekspor beras dan menir hingga 31 Desember 2023. Alasannya, untuk menjaga stabilitas di pasar domestik. Proporsi UEA dan Rusia dalam ekspor beras dunia memang tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan India, tetapi tetap bisa menambah parah petaka. 'Negeri Hindustan' itu ialah eksportir beras nomor satu, disusul Thailand dan Vietnam.

Kekurangan pasokan beras dunia mestinya bisa diisi oleh Indonesia. Namun, sayang seribu sayang, jangankan untuk memasok kebutuhan dunia, untuk kebutuhan dalam negeri saja kita kerap kekurangan. Benar bahwa beberapa kali kita pernah mencapai swasembada beras. Namun, dalam beberapa dasawarsa terakhir, kita kerap mengimpor beras karena pasokan beras di Tanah Air tidak sanggup memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan tingkat konsumsi beras kita, baik untuk kebutuhan orang per orang maupun untuk industri, rata-rata lebih dari 35 juta ton per tahun. Angka itu menempatkan Indonesia sebagai konsumen beras terbesar keempat di dunia setelah Tiongkok, India, dan Bangladesh.

Padahal, produksi beras kita tidak sampai 35 juta ton dalam setahun. Namun, produksi sebesar itu bisa dicapai dalam situasi tidak terlalu banyak bencana yang berdampak pada naiknya tingkat gagal panen.

Dalam kondisi ancaman bencana, produksi beras kita sangat berat untuk bisa mencapai 33 juta ton, apalagi 35 juta ton. Belum lagi, mulai bulan ini hingga bulan depan, sebagaimana peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, kita bakal terkena puncak El Nino. Itu ialah bencana kekeringan hebat, yang dampaknya lebih dahsyat daripada kekeringan serupa yang pernah terjadi di 2019.

Situasi seperti itu bukan mustahil bakal memicu kelangkaan beras di dalam negeri. Bila sampai kekurangan pasokan beras dunia kian menjadi-jadi dan 'bersekutu' dengan El Nino, ancaman petaka beras di negeri ini bukanlah isapan jempol belaka. Bukan tidak mungkin, kita akan berebut beras dalam beberapa bulan ke depan karena susah mendapatkan beras di pasar global, juga karena paceklik beras di negeri sendiri.

Beras ialah komoditas pokok amat sensitif di sejumlah negara, lebih-lebih di Indonesia. Komoditas pangan ini bisa saja bersalin rupa menjadi komoditas politik bila kelangkaan yang diikuti lonjakan harga terjadi. Karena itu, wahai pemerintah, cawe-cawelah, waspadalah. ***



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.