Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Karena Sepak Bola Dianggap Segalanya

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
14/7/2023 05:00
Karena Sepak Bola Dianggap Segalanya
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KAWAN saya masih saja uring-uringan. Dia geregetan, kesal, dan marah karena menurutnya pemerintah konsisten memperlihatkan ketidakadilan dalam memayungi olahraga di negeri ini.

Kata teman saya itu, dari dulu, pemerintah timpang membagi cintanya. Mereka menyayangi sepak bola lebih dari yang lain. Saking sayangnya, mereka gercep, sat set, acap kali ada masalah dengan sepak bola. Sebaliknya, karena mungkin cintanya tinggal sisa-sisa, mereka tak jarang abai ketika ada persoalan di cabang olahraga lainnya.

Teman saya itu kemudian menunjukkan bukti terkini. Kata dia, ketika FIFA membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia, semuanya heboh. Presiden hingga menteri bak kebakaran jenggot. Presiden Jokowi bahkan sampai meluangkan waktu untuk memberikan pernyataan resmi pada Kamis (30/3) sore atau sehari setelah FIFA resmi membatalkan perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Kata Pak Jokowi, seperti halnya masyarakat banyak, dia juga kecewa. Dia juga sedih, tetapi apa pun keputusan FIFA harus dihormati dan mengajak untuk tidak saling menyalahkan. Bijak betul sikap itu.

Ketika di kemudian hari FIFA memberikan hadiah kepada Indonesia tuan rumah Piala Dunia U-17 menggantikan Peru, sambutan pemerintah juga luar biasa. Mereka kompak mendukung PSSI yang ketua umumnya ialah menteri Jokowi, yakni Etho, Erick Thohir. Persiapan dimatangkan.

Tiga menteri, yakni Erick, Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono, dan Menpora Dito Ariotedjo sampai-sampai memberikan atensi khusus pada Jakarta International Stadium (JIS). Mereka satu suara akan perlunya renovasi stadion yang dibangun di era Gubernur Anies Baswedan itu agar sesuai standar FIFA. Mereka tiba-tiba menjadi ahli rumput, ujug-ujug merasa punya kompentensi menentukan standar tidaknya sebuah stadion.

Presiden pun merasa perlu turun langsung. Dia mengecek Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, yang selesai direnov dengan biaya Rp155 miliar. Ini bagian dari Rp1,9 triliun yang digelontorkan untuk merenovasi 22 stadion. Pak Jokowi juga melihat seleksi pemain tim U-17.

Jauh sebelum itu, kepedulian pemerintah amat kentara pula dalam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang. Atas perintah Jokowi, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dibentuk di bawah ketua Menko Polhukam Mahfud MD. Sejumlah rekomendasi dihasilkan, meski harus kita katakan penuntasan tragedi itu mengecewakan.

Bahwa pemerintah peduli pada sepak bola, itulah yang kita inginkan. Sepak bola ialah olahraga rakyat, paling digemari rakyat, tapi prestasinya sudah sangat lama tak mampu memuaskan dahaga rakyat. Pertanyaannya, apakah perhatian yang sama, kepedulian yang setara, juga diberikan untuk olahraga lain, event-event lain? Bolehlah ANOC World Beach Games (AWBG) kita jadikan contoh.

Kejuaraan dunia olahraga pantai itu sedianya dihelat di Bali, 5-12 Agustus 2023. Setidaknya 1.500 atlet dari 130 negara ambil bagian. Jelas, ini bukan ajang ecek-ecek. Merupakan kehormatan besar bagi Indonesia dipercaya sebagai penyelenggara. Akan tetapi, yang terjadi?

Dengan alasan anggaran tak kunjung turun, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebagai panitia lokal kibarkan bendera putih. Mereka menyerah ketika pergelaran tinggal sebulan lagi. "Bali mundur dari komitmen mereka untuk menyelenggarakan 2023 ANOC World Beach Games," demikian pernyataan resmi ANOC, Rabu (5/7).

ANOC menilai keputusan itu sebagai sebuah kejutan besar dan kekecewaan yang luar biasa. Karena terlalu mepet waktunya pula, mereka sulit mencari tuan rumah pengganti hingga akhirnya AWBG tahun ini ditiadakan. Bayangkan, gara-gara Indonesia, event besar dunia berantakan. Sungguh memalukan.

Lebih memalukan lagi, pembatalan itu karena anggaran. Kata KOI, birokrasi tak memungkinkan anggaran cair dalam waktu cepat untuk membiayai kejuaraan. Namun, Mas Menteri Dito menyangkal. Dia bilang, pemerintah sudah menyediakan dana meski diakui sempat terjadi perbedaan antara proposal dan hasil reviu hingga akhirnya ketemu Rp446 miliar.

Saya tidak tahu siapa yang salah, siapa yang merasa benar. Yang pasti, keputusan menarik diri sebagai tuan rumah AWBG ialah aib bangsa di mata dunia. Kredibilitas Indonesia di dunia olahraga remuk. ''Tindakan Indonesia tidak dapat diterima. Indonesia mengeluarkan keputusan yang membuat marah publik. Mereka membuat turnamen besar dunia terpaksa dibatalkan,” demikian narasi media Vietnam, The Thao 247.

Begitulah, ketika sepak bola dianggap segalanya dengan rupa-rupa pamrih, olahraga lain, ajang lain, seolah gak penting. Wajar kiranya teman saya uring-uringan.



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.