Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERISTIWA langka itu hanya sekali terjadi pada 17 Agustus 2017. Ketika itu, setelah upacara peringatan 72 tahun kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara, empat presiden foto bersama.
Mereka ialah Presiden BJ Habibie (1998-1999), Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014), dan Presiden Joko Widodo (2014-2024). Perbedaan di antara mereka tidak menghalangi para pemimpin itu untuk berdiri berdampingan sangat dekat satu sama lain.
Amat disayangkan bahwa momen istimewa itu hanya sekali terjadi. Hubungan antara mantan presiden dan penerusnya lebih banyak diwarnai keretakan silaturahim. Tengoklah bagaimana keretakan hubungan antara Bung Karno dan Pak Harto, antara Pak Harto dan Habibie, antara Gus Dur dan Mbak Mega, Mbak Mega dan SBY, juga SBY dan Jokowi.
Bisa jadi momen empat presiden foto bersama itu meninggalkan kesan amat mendalam sehingga terbawa mimpi oleh Presiden SBY. Mimpi bersatunya para pemimpin negeri ini.
SBY memimpikan bersama-sama Megawati dan Jokowi berangkat menggunakan kereta api menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di perjalanan, ketiganya menyapa hangat rakyat Indonesia yang pernah mereka pimpin.
Mimpi itu ditulis dan dibagikan sendiri melalui akun Twitter SBY pada Senin (19/6). Tidak disebutkan apakah mimpi itu datang pada malam hari atau siang bolong. Yang pasti, mimpi itu ditulis SBY persis sehari setelah putranya, Agus Harimurti Yudhoyono yang kini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, bertemu Puan Maharani, Ketua DPP PDIP yang tak lain ialah putri Megawati.
Harus jujur diakui bahwa mimpi SBY sejatinya menjadi mimpi seluruh rakyat Indonesia. Sudah lama rakyat negeri ini kepingin melihat mantan presiden dan penerusnya untuk secara berkala bertemu dan bersilaturahim penuh persaudaraan.
Presiden Jokowi mengamini bahwa mimpi SBY itu mimpi kita semua. ”Kalau presiden-presiden, mantan presiden, itu bekerja sama, bersama-sama membangun negara ini, ya, itu mimpi kita. Mimpi kita semuanya,” ujar Jokowi pada Selasa (20/6).
Elok nian bila mantan presiden dan penerusnya bekerja sama membangun bangsa. Perbedaan politik di antara mereka tidak memisahkan persaudaraan dan persahabatan pribadi.
Aliran politik di antara para pemimpin boleh berbeda, tetapi silaturahim tidak boleh terputus. Tidak ada yang meragukan bahwa pemimpin memainkan peran sentral baik bagi kemajuan maupun kehancuran negara dan bangsa. Baik pemimpin, baik negara. Jahat pemimpin, busuklah bangsa.
Terus terang kita merindukan persatuan di antara mantan presiden dan penerusnya. Persatuan dan keakraban di antara mereka adalah modal kuat bagi resolusi problem. Karena, andai kata para pemimpin bersatu, setengah persoalan bangsa terselesaikan.
Bukannya bersatu dan bahu-membahu membangun bangsa, mantan presiden dan penerusnya justru memperlihatkan secara kasatmata keretakan silaturahim.
Mestinya mantan presiden dan penerusnya adalah pribadi-pribadi yang sudah selesai dengan diri mereka. Karena itu, mereka memiliki otoritas untuk meminta rakyat bersatu, mengingatkan agar rakyat tidak terkotak-kotak, sebab di antara mereka tidak menebalkan sekat pemisah.
Bolehlah meniru Amerika Serikat. Mereka yang pernah memimpin ‘Negeri Paman Sam’ bergabung dalam President Club. Para mantan presiden itu duduk bersama untuk memberikan masukan terbaik bagi presiden yang sedang memimpin.
Para mantan Presiden Amerika Serikat itu bersedia mewakili presiden yang sedang menjabat untuk melakukan kegiatan sosial di daerah bencana. Ketika terjadi bencana Aceh, misalnya, dua mantan Presiden Amerika Serikat, George Bush Senior dan Bill Clinton, datang bersama ke Aceh pada 20 Februari 2005.
Kedatangan keduanya dalam rangka menjalankan tugas khusus Presiden George Walker Bush yang saat itu memimpin. Mereka terlihat begitu kompak. Begitu antusias menjalankan tugas yang diberikan presiden penerus mereka.
Kini, rakyat merindukan Mbak Mega dan SBY bersama-sama menjalakan tugas yang dimintakan Presiden Jokowi. Setidaknya mereka bisa hadir bersama-sama dalam upacara kenegaraan. Rakyat hanya butuh keteladanan bahwa mantan presiden dan penerusnya tidak pernah merawat perseteruan.
JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.
ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.
DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.
“APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.
SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.
WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.
SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta
SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran
Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.
HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.
ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu
TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.
BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.
Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved