Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Mimpi kian tidak Terbeli

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
24/6/2023 05:00
Mimpi kian tidak Terbeli
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

'SAMPAI kapan mimpi-mimpi itu kita beli
Sampai nanti sampai habis terjual harga diri
Sampai kapan harga-harga itu melambung tinggi
Sampai nanti sampai kita tak bisa bermimpi'.

Iwan Fals menciptakan lagu Mimpi yang Terbeli itu pada 1988. Ketika itu, harga-harga tengah melambung tinggi sehingga masyarakat bawah, yang tidak punya cukup uang, cuma bisa membeli mimpi. Mereka tidak sanggup membeli barang-barang keinginan mereka itu.

Saya mengutip lirik lagu itu untuk melihat kondisi saat ini, 35 tahun kemudian. Tidak semua harga melambung seperti  kata Iwan Fals yang memotret suasana 1988. Namun, toh masyarakat bawah belum juga bisa mewujudkan mimpi. Mimpi mereka kian tidak terbeli karena daya beli terus merosot.

Sejumlah analis ekonomi menyebut merosotnya daya beli itu bisa dilihat dari turunnya angka inflasi. Analisis mereka sekaligus mengingatkan agar kita jangan terlampau girang dalam menyikapi inflasi yang rendah sebab inflasi rendah bisa bermakna negatif: turunnya daya beli.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi periode Mei 2023 secara bulanan 0,09%. Angka itu lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Juga lebih rendah daripada bulan sebelumnya yang mencapai 0,25%. Menciutnya inflasi itulah yang oleh ekonom disebut sebagai salah satu tanda daya beli masyarakat melemah.

Penurunan permintaan terjadi khususnya pada barang-barang manufaktur, terutama pakaian dan alas kaki. Komponen yang mengalami permintaan tinggi ialah komponen harga bergejolak, yaitu bahan makanan dan minuman serta makanan dan minuman jadi.

Mengecilnya inflasi tersebut menjadi pola musiman yang kerap terjadi setelah Lebaran. Setelah Lebaran inflasi biasanya selalu drop. Namun, musim kali ini berbeda. Saat Lebaran pada April lalu, angka inflasi juga cuma 0,3%. Padahal, biasanya, di musim Lebaran, inflasi bisa mencapai 0,7%.

Tak pelak, kian terlihat bahwa rendahnya inflasi mencerminkan menurunnya daya beli masyarakat. Dalil ekonomi menyebutkan, jika inflasi inti menurun, salah satunya mengindikasikan tren daya beli masyarakat menurun.

Sebaliknya, jika inflasi inti meningkat, itu menunjukkan tren daya beli masyarakat meningkat. Inflasi inti salah satunya didorong pendapatan dari masyarakat yang meningkat, yang kemudian mendorong aktivitas masyarakat dan perdagangan.

Turunnya daya beli juga tecermin pada merosotnya permintaan. Hal itu  tampak dari sampai dengan Lebaran tahun ini <i>demand<p> sangat rendah. Sektor manufaktur, berdasarkan hasil survei purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia, menunjukkan tren melambat.

Ada catatan penting dari Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani ihwal tren PMI manufaktur Indonesia yang mengalami perlambatan. Menurut Shinta, itu terjadi karena industri manufaktur belum merasakan adanya peningkatan permintaan pasar domestik yang signifikan pasca-Ramadan dan Idul Fitri.

Hal itu disebabkan efek akumulatif inflasi terhadap daya beli masyarakat dan kurangnya lapangan kerja baru. Inflasi yang agak tinggi saja sudah mengguncang daya beli, apalagi bila ada inflasi tinggi. Namun, kali ini, inflasi yang rendah pun nyatanya belum mampu mengungkit daya beli.

Mimpi kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia mestinya terus-menerus diikhtiarkan dan didekatkan kepada kenyataan oleh negara. Namun, perkara 'hari ini' yang mesti dibereskan 'hari ini', yakni ketimpangan yang tinggi, merosotnya daya beli, dan menyempitnya lapangan kerja, seperti luput dari cawe-cawe serius negara.

Semoga otot-otot negara masih kuat dan sigap membereskan tiga masalah mendesak itu. Banyak yang khawatir otot-otot negara jadi melemah karena terlalu sering dipakai mengurusi soal-soal lain yang jauh dari kepentingan rakyat.

 



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.