Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Jokowi Versus Jokowi

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Gro
31/5/2023 05:00
Jokowi Versus Jokowi
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Gro(MI/Ebet)

DALAM ilmu anatomi dan fisiologi, tubuh itu merupakan satu kesatuan. Karena itu, perintah otak akan diterjemahkan sama oleh bagian tubuh lainnya. Otak memerintahkan kaki ke utara, ya ke utara. Disuruh ke selatan, akan manut saja ke selatan. Semua begitu, tanpa ada yang mbalelo.

Maka, ketika ada yang berbeda antara perintah otak dan apa yang disampaikan secara verbal, gestur tubuh akan 'mengoreksinya'. Ketika otak bilang cawe-cawe, tapi mulut berkata tidak, anggota tubuh lain akan gelisah dan tidak bisa tenang. Hanya soal waktu akan muncul penyangkalan.

Begitulah kiranya yang terjadi pada Presiden Joko Widodo dalam kurun sebulan ini. Di awal bulan ini, saat mengumpulkan enam ketua umum partai politik di Istana Merdeka, Jokowi sempat membantah anggapan dirinya ikut campur dalam persiapan Pemilu 2024. Menurut dia, pertemuan itu hanya dilakukan untuk berdiskusi.

"Cawe-cawe? Bukan cawe-cawe. Wong itu diskusi saja kok (disebut) cawe-cawe. Diskusi," kata Jokowi memberikan tanggapannya sambil tertawa, di Sarinah, Jakarta Pusat, dua hari setelah persamuhan dengan enam ketum parpol itu.

Jokowi pun mengatakan, dirinya juga merupakan seorang pejabat politik. Namun, urusan capres dan cawapres merupakan urusan partai atau gabungan partai. "Saya tadi sampaikan, saya ini juga pejabat politik. Saya bukan cawe-cawe. Urusan capres, cawapres itu urusannya partai atau gabungan partai," Jokowi menegaskan.

Namun, karena sepertinya perintah yang sebenarnya dari anggota tubuh pemberi perintah ialah ikut cawe-cawe dalam urusan capres-cawapres, selang empat pekan kemudian Jokowi membantah pernyataannya sendiri di awal bulan. Jadilah Jokowi membantah Jokowi. Jokowi versus Jokowi.

Saat mengundang sejumlah pemimpin redaksi di Istana Kepresidenan, awal pekan ini, Jokowi secara terbuka mengatakan ia memang cawe-cawe. Ia mengeklaim bahwa dirinya boleh cawe-cawe dalam politik demi kepentingan bangsa dan negara. Menurut Jokowi, cawe-cawe yang dilakukannya tidak menyimpang dari konstitusi.

Ia juga mengeklaim langkah itu ditempuh agar pembangunan tetap berlanjut meskipun ada transisi kepemimpinan. "Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti yang positif, masa tidak boleh? Masa tidak boleh berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar. Untuk negara ini, saya bisa cawe-cawe," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan Indonesia butuh keberlanjutan pembangunan untuk menjadi negara maju. Oleh karena itu, kata dia, diperlukan sosok pemimpin yang melanjutkan berbagai pembangunan saat ini.

Jokowi mengaku tak ingin penerusnya di kursi kepresidenan kelak justru menghentikan berbagai upaya pembangunan yang saat ini sudah berjalan. "Kepemimpinan itu jangan maju-mundur. Siapa pun yang memimpin harus mengerti apa yang dikerjakan, mikro, makro, situasi global," kata Jokowi.

Jadi, atas nama janji 'menuju negara maju' sesuai versi Kepala Negara (yang belum sepenuhnya ditunaikan), Jokowi boleh cawe-cawe, merasa sah mendikte siapa yang akan menggantikannya tahun depan. Saya kok jadi ingat suasana kebatinan Presiden Soeharto di era Orde Baru, saban menjelang pemilu dulu.

Pak Harto selalu mengatakan bahwa demi keberlangsungan pembangunan, demi suksesnya Repelita, demi stabilitas politik yang terjaga, Orde Baru harus selalu tegak. Demi klaim itu semua, Pak Harto pun rela ikut cawe-cawe memenangkan Golkar dengan persentase kemenangan yang sudah ditentukan (biasanya menang 70%).

Apakah klaim demi meneruskan pembangunan era Orde Baru itu telah sejalan dengan amanat hati nurani rakyat, bukan hal utama. Yang penting kekuasaan harus tetap digenggam. Yang pasti, semua kroni harus tetap mendapat asupan gizi. Itulah yang akhirnya dikoreksi oleh gerakan reformasi.

Begitu juga situasi hari ini, saat Presiden yang juga Kepala Negara terus-menerus ikut cawe-cawe soal siapa yang mesti menggantikannya pada Pilpres 2024. Banyak yang mulai mengkritik, baik secara institusi maupun perorangan. Mereka dulu penyokong dan pendukung Jokowi. Para pengkritik umumnya menyebutkan konstitusi kita mengamanatkan bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan rakyat.

Kedaulatan itu dilaksanakan berdasarkan undang-undang, termasuk ketika memilih presiden dan wakil presiden yang merupakan orang-orang yang dicalonkan parpol atau gabungan parpol. Jadi, bukan calon yang disarankan, direkomendasikan, dibisikkan, apalagi distigma sebagai anjuran.

Pada akhirnya, kita tinggal menunggu, apakah akan ada lagi perintah dari anggota tubuh pemberi perintah untuk kembali ke jalur konstitusi? Apakah akan ada lagi episode Jokowi versus Jokowi lagi? Seperti petikan syair lagu Rhoma Irama berjudul Kegagalan Cinta: 'Kau yang mulai, kau yang mengakhiri'.



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.