Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ayo (Bicara) Utang Lagi

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
24/5/2023 05:00
Ayo (Bicara) Utang Lagi
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

HAMPIR di mana-mana, membicarakan utang selalu tidak enak. Kecuali bagi orang yang hidupnya hobi berutang. Bagi orang tipe seperti itu, urusan utang asyik-asyik saja dibicarakan dan dilakukan.

Tapi, saya yakin negara kita bukan tipe 'yang asyik-asyik saja' ihwal utang. Itu karena negara kita bukan tipe negara yang hobi utang, bukan? Tengoklah pengakuan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada awal tahun ini. Menkeu kerap merinding ketika membicarakan utang negara.

"Saya ini bicara di universitas Islam, jadi saya tahu kalau bicara defisit dan utang itu langsung bulu kuduk bisa berdiri," ujar Sri Mulyani saat memberi sambutan di Ground Breaking Kampus III UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dikutip Selasa (24/1/2022).

 

Loh, apa pasal? Bukankah rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) menurun? Bukankah pula itu berarti tidak ada yang patut dirisaukan? Apalagi, kemampuan pemerintah membayar utang juga terus diklaim cukup memadai. Mengapa harus merinding?

Tidak lain dan tidak bukan, jumlah utang yang besar dan tingginya ketidakpastian globallah yang membuat alarm kewaspadaan Bu Menkeu terus menyala. Rasio utang terhadap PDB memang relatif aman. Tapi, di tengah krisis global termasuk krisis keuangan dunia, merasa aman karena indikator statistik semata bukanlah sikap bijak.

Karena itu, menghadapi para kritikus utang kiranya justru berterima kasih. Bukan malah terus-terusan menangkis. Mengaku merinding, bergidik, berdiri bulu roma, jauh lebih elegan ketimbang selalu bilang, “Rasio utang terhadap PDB dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal.”

Jawaban soal utang yang kelewat tenang jelas bertentangan dengan kenyataan. Faktanya, utang pemerintah terus bertambah. Hingga Maret 2023, posisi utang pemerintah lebih dari 7.000 triliun rupiah. Tepatnya Rp7.879,07 triliun. Rasio utang pemerintah, hingga 31 Maret 2023 mencapai 39,17% dari produk domestik bruto (PDB).

Dalam setahun (selama Januari hingga Desember 2022), utang negara bertambah lebih dari Rp800 triliun. Jumlah itu akan terus bertambah karena pemerintah terus menarik utang baru. Pekan lalu, misalnya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan kembali menerbitkan surat utang negara (SUN) dalam valuta asing berdenominasi yen Jepang.

Surat utang yang juga disebut Samurai Bonds itu diterbitkan dalam empat seri dengan total nilai 104,8 miliar yen Jepang atau setara Rp11,35 triliun. Utang itu digunakan untuk menambal defisit APBN, khususnya guna membiayai pencapaian-pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Maka, kritik atas terus bertambahnya utang pemerintah sejatinya ialah peringatan kepada rezim agar negeri ini kian waspada. Proyek-proyek yang dibiayai utang dan APBN mesti lebih ketat menjalankannya. Jangan sampai salah rencana. Jangan pula setelah proyek jalan, eh anggaran membengkak tidak terkira. APBN pula yang mesti menanggung separuh pembengkakannya.

Tidak ada garansi bahwa yang saat ini semua masih aman-aman saja, tahun depan atau beberapa waktu ke depan tetap seaman sediakala. Ada beberapa negara yang awalnya biasa-biasa saja, tiba-tiba harus terjerat utang. Mereka gagal bayar, lalu ambruk. Pakistan, contohnya. Kini, negeri berpenduduk sekitar 230 juta jiwa itu di ambang kebangkrutan. Cadangan devisanya menipis, sekitar US$4,3 miliar, dan hanya sanggup mengimpor kebutuhannya untuk keperluan tiga minggu saja.

Financial Post menulis penurunan cadangan devisa tersebut disebabkan pelunasan pinjaman komersial sebesar US$1 miliar kepada dua bank yang berbasis di Uni Emirat Arab. Kini, sudah tiga kali pula lembaga keuangan IMF menyuntikkan utang ke Pakistan. Tapi, itu tidak menolong juga.

Contoh lebih gamblang lagi Amerika Serikat. 'Negeri Paman Sam' bakal gagal bayar utang-utang yang jatuh tempo bulan depan bila DPR-nya menolak melonggarkan batas plafon utang pemerintah Biden. Sudah sejak Januari lalu, Menteri Keuangan Janet Yellen mendesak DPR Amerika Serikat untuk membahas penaikan plafon utang guna membayar utang ini. Hingga pekan lalu, upaya itu belum membuahkan hasil.

Jadilah utang Amerika yang jumlahnya lebih dari Rp460 ribu triliun tersebut (sebesar 59 kali utang pemerintah Indonesia) beban negara di bawah pimpinan Joe Biden itu. Rasio utang terhadap PDB-nya pun terus membengkak menjadi 125%. Jadilah Amerika sebagai negara kuat yang harus menambah utang untuk membayar utang.

Sebelum ini, pemerintah AS selalu menyebut utang mereka aman. Utang juga digunakan untuk membiayai proyek-proyek penting demi menjaga kemajuan dan kebesaran Amerika. Tapi, nyatanya, pada saatnya Amerika kini butuh utang karena harus membayar utang. Jika tidak boleh mengutang, maaf mulai Juni AS jadi negara gagal bayar utang.

Negeri ini tentu tidak ingin seperti itu. Langkah terbaik, teruslah waspada. Teruslah merinding saban membicarakan utang yang jumlahnya kian bertambah. Jangan sampai pemerintah mengalami apa yang pernah diperingatkan Rhoma Irama lewat lagunya Gali Lobang Tutup Lobang. Kata Bang Haji, 'Gali lobang tutup lobang, pinjam uang bayar utang'. Kalau itu pun terus ditangkis, benar-benar terlaaluu….



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.