Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BENARKAH memburu rezeki ekonomi di negeri ini masih sulit dan makin susah? Jawabnya tergantung dari sudut pandang mana kita melihat. Kok, rumit amat? Begitulah kalau mau agak lebih mendetail, harus mau ribet.
Kalau dari sudut pandang statistik pertumbuhan ekonomi, jawabnya enggak benar cari rezeki makin susah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengonfirmasi itu. Ekonomi kita di kuartal pertama 2023 ini tumbuh 5,03%. Alhasil, sejak kuartal IV 2021, ekonomi kita terus tumbuh di kisaran 5% secara tahunan.
Mau lebih detail lagi? Mari kita zoom in. Dari angka pertumbuhan ekonomi 5,03% di kuartal I tahun ini tersebut, lebih dari separuh ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Angka persisnya 52,88%. Capaian itu tumbuh 4,54%.
Itu artinya, daya beli masyarakat (tecermin dari tingkat konsumsi) lumayan tahan terhadap guncangan. Berarti pula, masyarakat masih punya tabungan. Boleh juga diartikan sumber rezekinya masih relatif jalan walau kadangkala agak seret.
Namun, itu baru dari satu perspektif, yakni pertumbuhan ekonomi. Bakal berbeda kesimpulan bila pisau analisisnya dari data tren tingkat kemiskinan. Sumber datanya sama, yakni BPS, tapi kesimpulannya bisa berbeda. Dari perspektif ini, amat sah bila kita tarik benang merah bahwa mencari rezeki kian susah.
Data BPS terakhir menunjukkan angka kemiskinan pada September 2022 mencapai 26,36 juta orang, atau 9,57%. Jumlah tersebut bertambah 200 ribu orang bila dibandingkan dengan angka kemiskinan pada Maret 2022. Kenaikannya pun merata, baik di desa maupun di kota.
Jumlah itu mirip seperti pada 2007, berbeda 220 ribu jiwa lebih rendah. Jumlah tersebut tidak signifikan karena pemerintah juga menggelontorkan dana yang besar untuk memberikan bantuan pada penduduk miskin. Angka anggaran perlindungan sosial dari 2013 hingga 2022 meningkat cukup tinggi. Terutama pada 2020, naik hingga 61% karena ada pandemi covid-19.
Itu artinya, bila gelontoran bantuan tidak berlipat-lipat, jumlah penduduk miskin bisa naik signifikan. Kondisi itu menunjukkan bahwa mereka yang masuk kategori gampang jatuh miskin masih banyak. Pangkal mula pembuat masyarakat kita gampang jatuh miskin ialah gejolak harga.
Lembaga ekonomi Indef bahkan sudah mewanti-wanti bahwa angka kemiskinan bakal naik lagi tahun ini. Apalagi, sejumlah harga, mulai harga bahan bakar minyak hingga harga beras, sudah naik. Daya beli masyarakat akan terus terguncang. Sudah harga naik, mencari rezeki sulit.
Salah satu faktor penentu daya beli masyarakat yang sangat penting ialah harga barang dan juga jasa. Ketika harga naik, kemampuan daya beli masyarakat pun cenderung turun. Sebaliknya, ketika harga turun, kemampuan beli masyarakat pun akan meningkat. Naiknya angka kemiskinan dan turunnya daya beli mestinya menjadi alarm penting bahwa ada benarnya pendapat yang menyebut bahwa memburu rezeki semakin susah.
Kalau ruang-ruang berburu rezeki kian sempit, pendapatan riil masyarakat juga kian menipis, mengempis, lalu habis. Pendapatan riil jelas menjadi penentu daya beli masyarakat.
Karena itu, jangan gampang silau dengan statistik pertumbuhan ekonomi. Bahwa itu merupakan indikator penting ekonomi suatu negara, ya. Namun, menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai rujukan tunggal pencapaian kesejahteraan masyarakat, bakal bias dan bisa sesat pikir.
Pertumbuhan ekonomi, kata banyak kaum teknokrat, mesti disandingkan dengan pemerataan. Berbicara pemerataan, otomatis berbicara tentang akses ekonomi, jalan berburu rezeki. Bila aksesnya mudah dan inklusif, ruang perburuan rezekinya luas, pertumbuhan ekonomi akan dirasakan oleh sebanyak-banyaknya orang.
Sebaliknya, bila akses ekonomi sulit, bahkan eksklusif, serta ruang-ruang perburuan rezeki makin sempit, capaian pertumbuhan ekonomi kiranya sekadar indah dalam statistik namun menyisakan banyak lubang. Mirip seperti jalan raya yang dibiarkan rusak berlama-lama.
Ekonomi kita tidak sekadar membutuhkan pertumbuhan yang tinggi, tapi juga perlu perluasan lahan berburu rezeki. Syukur-syukur, seperti kata Ali bin Abi Thalib, bila rezeki itu yang menghampiri kita, tidak perlu diburu.
JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.
ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.
DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.
“APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.
SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.
WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.
SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta
SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran
Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.
HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.
ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu
TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.
BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.
Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved