Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Amplop Merah di Rumah Ibadah

Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group
28/3/2023 05:00
Amplop Merah di Rumah Ibadah
Ade Alawi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DIIRINGI lantunan selawat menjelang salat Tarawih di sebuah masjid di Sumenep, Madura, beberapa orang membagikan amplop berisi uang Rp300 ribu per jemaah. Pembagian amplop itu kini menjadi bahan perbincangan hangat di masyarakat. Silang pendapat pun menyeruak soal patut tidaknya pembagian fulus di rumah ibadah tersebut.

Membagi amplop, sembako, atau apa pun yang bermanfaat di masjid atau musala saat Ramadan sebenarnya perkara lumrah, bahkan mulia. Pasalnya, Ramadan adalah bulan istimewa, bulan di saat pahala setiap amal salih akan dilipatgandakan oleh Sang Khalik, 10 kali lipat sampai 700 kali lipat. Balasan amal salih ini membuktikan Ramadan berbeda dengan bulan-bulan lainnya.

Tak mengherankan bila Ramadan disebut juga Syahrul Judd (Bulan Kemurahan). Sang Pencipta memberikan keutamaan kepada hamba-Nya yang bermurah hati, suka menolong, atau membantu sesama. Fenomena kemurahan hati di masa Ramadan tak hanya monopoli masyarakat Indonesia yang memang dikenal dermawan. Di berbagai belahan dunia lain pun sama. Bahkan, seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di salah satu negara Timur Tengah dimanjakan oleh warga lokal saat Ramadan. Mereka mendapatkan makanan enak sepanjang bulan puasa dari warga lokal.

Dasar kemurahan hati pada masa Ramadan antara lain disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan At-tirmidzi, Anas radhiyallahu’anhu menyampaikan, ditanyakan kepada Rasulullah, “Sedekah manakah yang paling utama?” Rasulullah menjawab, “Sedekah di bulan Ramadan.” Tak pelak lagi banyak orang bermurah hati, suka berbagi rezeki seperti membagikan takjil, nasi boks, dan kain sarung.

Berbagi rezeki yang paling utama ialah berbagi yang penuh keikhlasan, tanpa pamrih, bukan untuk maksud-maksud tertentu, seperti ingin dipuji, dihormati, apalagi bermotif politik untuk mendongkrak elektoral dalam Pemilu 2024. Sejak di taman kanak-kanak atau sekolah dasar, kita diajarkan oleh para guru bahwa jika tangan kanan membagi, tangan kiri tidak perlu tahu. Artinya, ketika beramal, kita tidak perlu menunjukkan kepada publik bahwa kita beramal.

Seorang artis ternama keturunan negeri jiran, suami dari seorang penyanyi kondang, kebaikannya baru diketahui luas ketika sudah wafat dan banyak yang bersaksi, termasuk pemilik sebuah yayasan panti asuhan di Pejaten Barat, Jakarta Selatan, bahwa sang artis sudah empat tahun menjadi donator yayasan tersebut. Sang artis sering datang ke yayasan tersebut tanpa publikasi, apalagi mengundang infotainment untuk berbondong-bondong melakukan liputan.

Nah, dalam kasus pembagian rezeki di sebuah masjid di Madura, yang menjadi masalah itu ialah kentara dengan dugaan motif politik. Amplopnya berwarna merah dan bergambar dua tokoh, bupati dan anggota DPR RI. Kejadian itu kini tengah ramai diperbincangkan. Warna merah menunjukkan identitas partai tertentu. Terlebih gambar di foto itu merupakan tokoh politik yang sudah terkenal.

Seorang tokoh anggota DPR RI yang ada di foto itu mengaku bahwa dirinya memang membagikan amplop tersebut. Menurutnya, tak ada masalah karena bukan musim kampanye. Lagi pula, katanya, itu masjid keluarganya, punya abahnya. Pembagian amplop itu bagian dari zakat mal yang setiap tahun dikeluarkannya sejak 2006. “Ini zakat mal, bukan money politics. Tahun depan saya akan bagi lebih besar lagi,” ujar politikus berkepala plontos itu.

Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Pasal 4 menyebutkan bahwa zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah. Dalam konsiderans UU tersebut ditegaskan bahwa zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, zakat merupakan pranata keagamaan yang bertujuan meningkatkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

Selaras dengan populasi mayoritas muslim, realisasi pencapaian zakat di Tanah Air seharusnya besar pula. Namun, faktanya masih jauh panggang dari api. Berdasarkan data dari Pusat Kajian Strategis Baznaz, pada 2021 realisasi zakat yang dapat dikumpulkan baru mencapai Rp14,1 triliun dari potensi yang dapat dicapai sebesar Rp239 triliun per tahun. Untuk mencapai realisasi zakat, seorang muslim harus meyakini bahwa zakat adalah kewajiban, salah satu dari Rukun Islam. Di samping itu, zakat merupakan salah satu instrumen untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Pada masa Umar bin Al Khattab RA (13-23 H/634-644 M), dengan sistem pengelolaan zakat yang berbasiskan good governance (akuntabel, transparan, partisipatif) melalui baitul mal, zakat berhasil menciptakan negara kuat dan sejahtera. Tentu saja, Khalifah Umar menerapkan kewajiban berzakat kepada umat tanpa melalui amplop merah, kuning, biru, atau hijau, sesuai warna bendera partai politik. Tabik!



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.