Cara KPK Menjawab Kritik

Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
02/11/2021 05:00
Cara KPK Menjawab Kritik
Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KPK ternyata suka kemewahan. Mereka rapat kerja di hotel bintang 5 di Yogyakarta. Mereka dikritik.

Yang mengkritik mantan orang dalam KPK yang telah berada di luar, tetapi kiranya masih merasa orang dalam KPK. Sebuah perasaan yang boleh jadi menunjukkan begitu dalam cinta mereka kepada KPK.

Kritik itu dibalas dengan fakta yang membelalakkan mata. KPK menjawab, kegiatan serupa juga diselenggarakan di tahun sebelumnya. Kegiatan itu pun diikuti 'orang dalam' KPK yang sekarang telah menjadi 'orang luar' KPK yang 'dari luar' mengkritik 'ke dalam' KPK.

Jika dahulu ikut menikmati ihwal yang sekarang dikritik, kiranya inilah contoh inkonsistensi. Bila benar demikian, kritik atas rapat kerja di hotel mewah itu bukanlah ekspresi cinta, melainkan ekspresi yang kiranya mengandung kebencian.

Rapat kerja yang dikritik itu berlangsung 27-29 Oktober 2021 di hotel bintang 5, Sheraton Mustika Yogyakarta. Agendanya antara lain pemaparan Ignasius Jonan mengenai Strategic Learning: Transformasi Organisasi Menuju Purpose-Driven Organization, pemaparan sistem akuntabilitas kinerja KPK, dan rapat pemusnahan hasil sadapan yang tidak relevan. Rapat serius itu juga diselingi dengan acara yang ringan-ringan, seperti lomba kreasi tumpeng, hiburan musik di sebuah resto, lalu wisata bersepeda yang berakhir di sebuah rumah makan yang khusus disewa.

Kritik atas kemewahan itu juga dilontarkan Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM. KPK mestinya menjadi teladan kesederhanaan bagi instansi lain. KPK sebagai lembaga antirasuah mestinya menunjukkan empati pada masyarakat di masa pandemi yang sulit ini. Apa jawab KPK?

Hotel bintang lima kalau tarifnya bintang tiga, kenapa tidak? Jawaban lain, kadang-kadang pejabat struktural juga harus menarik diri. Retreat. KPK mengumpulkan semua pejabat struktural untuk membangun kebersamaan, menyatukan persepsi, apa yang harus dilakukan ke depan.

Ada juga jawaban KPK mengenai penggunaan anggaran negara. Bukankah kemewahan raker itu dibayar dari pajak? Menurut KPK, kegiatan rapat KPK di luar daerah ini berkontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional yang dicanangkan pemerintah, khususnya di sektor pariwisata yang terpukul akibat pandemi. Bukankah Yogya termasuk destinasi wisata?

Demikianlah KPK menjawab kritik dengan posisi 'defensif'. Ada jawaban 'klise' (menyamakan persepsi). Ada jawaban 'pembenaran diri' (pemulihan ekonomi nasional). Ada jawaban 'menyerang balik' pengkritik (kegiatan ini sebelumnya juga diikuti yang mengkritik).

Yang paling konyol ialah jawaban pimpinan KPK yang mengatakan bahwa rapat kerja macam itu juga dilakukan lembaga pemerintah. Di lembaga lain terjadi korupsi. Apakah orang boleh mengatakan hal yang sama terhadap KPK? Sebuah analogi yang buruk.

KPK memang jarang dikritik. Dia lebih sering dipuji. Dia satu-satunya lembaga kepublikan yang dipercaya. Begitu tinggi kepercayaan publik akan 'kebersihan' dan 'kejujuran' KPK sampai KPK dicandrakan mendekati malaikat.

Lalu, terjadilah perubahan undang-undang tentang KPK yang antara lain menghadirkan eksistensi Dewan Pengawas serta mengharuskan karyawan KPK berstatus ASN. Kritik pun datang bertubi-tubi terhadap KPK, khususnya dari mantan 'orang dalam' yang telah menjadi 'orang luar' karena tak lolos seleksi menjadi ASN.

Kritik tentu baik bagi kesehatan lembaga kepublikan yang mana pun termasuk KPK. Sebaliknya, cara menjawab kritik dan substansi jawaban atas kritik memperlihatkan kematangan dan kearifan mereka yang dikritik.

Terus terang sejauh ini KPK ternyata tak kuat menghadapi kritik. Mereka kayaknya harus sering dikritik agar terlatih dan bijak menjawab kritik. Akan tetapi, jauh lebih baik bila menjawab kritik dengan perbuatan daripada dengan perkataan. Kiranya tahun depan rapat kerja diselenggarakan di kantor KPK. Bukankah KPK punya dua gedung besar yang bahkan dapat menakutkan siapa pun yang dipanggil ke gedung itu?

Tak hanya kritik yang perlu dijawab dengan perbuatan, tetapi juga temuan BPK. Bukankah temuan BPK bahwa pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan tipikor belum sepenuhnya efektif?



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima