Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MARK Zuckerberg tak menyangka jika media sosial Facebook yang ia dan empat kawannya dirikan bakal menciptakan ketergantungan bagi lebih dari 2,8 miliar orang. Hanya dalam kurun satu setengah dasawarsa, Zuck dibantu empat teman sekamarnya di asrama kampus Harvard tempatnya berkuliah, yakni Eduardo, Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes, mampu membuat orang 'mati gaya' jika medsos raksasa itu mendadak down.
Itulah yang terjadi mulai sekitar pukul 23.00 hingga 05.30 WIB, Selasa, kemarin, saat Facebook dan dua anaknya, Whaatsapp dan Instagram, tumbang di banyak negara. Dunia seperti kolaps. Miliaran orang kelabakan. Di Twitter, jalur medsos yang tidak ikut-ikutan tumbang, gerutu bertalu-talu. Yang tak sabar menahan gelisah ada yang bahkan mencuitkan serapah.
Zuck pun meminta maaf. Namun, ia tidak menjelaskan penyebab tumbangnya medsos yang awalnya dibikin hanya dalam waktu dua pekan itu. Ia hanya berkata, "Setelah 6 jam berhenti, kini semua sudah lancar dan terkendali."
Ia mencoba menghibur diri. Namun, kata maaf seolah tidak cukup untuk mengobati luka bagi yang kepalang nyandu. Kurun 6 jam untuk mati suri tidak mampu membendung miliaran orang yang telanjur serbabergegas. Jangankan begitu. Mati setengah jam saja serasa kiamat bagi mereka yang hidupnya keburu dihela waktu.
Maka itu, laju bisnis 'kerajaan' Facebook pun terkikis. Hanya butuh mati 6 jam bagi FB, IG, dan WA untuk merugi US$7,7 miliar, alias nyaris Rp100 triliun. Dari pasar global, akibat ambruknya tiga aplikasi tersebut, saham Facebook dilaporkan hangus hingga 5%. Dibuat dalam tempo cepat, melesat cepat, merugi pun juga cepat.
Beberapa organisasi dan website pengukur iklan global memprediksi kerugian yang diterima Mark Zuckerberg setelah tiga aplikasi andalannya down semalaman, ditaksir merugi hingga US$7 miliar atau setara Rp99,8 triliun. Standard Media Index memperkirakan Facebook kehilangan sekitar US$545 ribu, setara Rp7,7 miliar per jam selama gangguan itu terjadi. Sementara itu, pada Senin 4 Oktober 2021, Facebook, Whatsapp, dan Instagram tidak bisa diakses sekurangnya selama 6 jam.
Sementara itu, Bloomberg Billionaires Index melaporkan Zuckerberg, yang sebelumnya mejeng sebagai orang terkaya di dunia urutan kelima dengan harta senilai US$121,5 miliar, harus kehilangan US$366 juta akibat gangguan tersebut. Posisi Zuckerberg kini terlempar di bawah Bill Gates.
Mengutip laman Forbes, 'pemadaman' ketiga aplikasi tersebut juga membuat Zuckerberg rugi US$5,9 miliar. Hal itu disebabkan turunnya kepercayaan investor buntut melemahnya Facebook di pasar saham. Beberapa ahli menyebut masih banyak estimasi kerugian lain yang memungkinkan Zuckerberg dan petinggi lainnya harus kehilangan puluhan triliun rupiah.
Reputasi dibangun berhari-hari. Namun, hanya butuh beberapa jam untuk menggerus taji. Benar belaka peringatan komposer Adie MS. Dalam sebuah acara bincang-bincang di Metro TV, ia berkata, "Butuh berhari-hari untuk menata harmoni dari ratusan orang dalam sebuah konser. Tapi hanya butuh satu orang dan dalam hitungan menit untuk membuyarkan semuanya."
Respons atas kolapsnya FB, IG, dan WA itu kiranya memberi sinyal penting bahwa ruang-ruang kesabaran kian menyempit. Dalam dunia yang kian bergegas, kesabaran sudah serupa aib. Teknologi menciptakan kemudahan, imajinasi tanpa henti, kreativitas tanpa batas. Akan tetapi, ia juga melahirkan hukum besi: yang tidak bergegas akan ditebas.
Namun, ada juga kawan yang menghibur diri. Setelah aplikasi WA siuman, ia menulis, "Ternyata enak, ya, hidup tanpa medsos. Telinga tidak terganggu dengan ‘tang, ting, tang, ting’..." Ia seperti menegaskan salah satu penggalan syair karya Ebiet G Ade, saksikan bahwa sepi lebih berarti dari keriuhan.
Akan tetapi, saya bersyukur tiga aplikasi tersebut, terutama WA, kini sudah siuman. Saya pun bisa menyusun kata-kata untuk saya antarkan menuju Podium ini. Saya maafkan Zuck.
Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.
FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.
KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.
PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future
USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.
BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.
PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.
KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,
ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.
TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.
FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.
JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.
SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.
'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.
VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.
BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved