Terawan Menawan

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
22/4/2021 05:00
Terawan Menawan
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

VAKSIN Nusantara telah dipakai untuk menawan Terawan Agus Putranto. Akan tetapi, vaksin itu pula yang membuat mantan Menteri Kesehatan Terawan tetap menawan.

Menawan menurut kamus bisa berarti menangkap (menahan) musuh atau menarik hati, memikat. Vaksin Nusantara menempatkan Terawan bak tawanan sekaligus pahlawan yang memikat orang banyak.

Terawan sebagai pahlawan tersirat dalam cuitan Twitter Aburizal Bakrie pada 15 Maret, “Hari ini saya disuntik vaksin Nusantara. Sampel darah saya sudah diambil duluan delapan hari lalu. Saya termasuk yang pertama menjadi relawan untuk vaksin covid-19 buatan anak bangsa ini. Selain saya, tadi istri saya juga ikut divaksin di RSPAD.”

Aburizal divaksin setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) memastikan penelitian vaksin Nusantara belum bisa dilanjutkan ke uji klinik fase kedua.

Pernyataan Badan POM tidak menyurutkan langkah Aburizal. “Saya percaya dengan vaksin ini karena memang saya percaya dengan kemampuan dokter Terawan. Bahkan saya ini pernah utang nyawa, karena beliau dengan metode ‘cuci otak’-nya pernah menyelamatkan saya dari serangan stroke yang fatal,” tulis Aburizal.

Metode ‘cuci otak’ itu lebih dulu menawan Terawan. Dia pernah dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia selama 12 bulan sejak 26 Februari 2018. Akan tetapi, pada saat bersamaan, metode ‘cuci otak’ dikagumi dunia dan paling dicari para pejabat dan orang-orang berduit di negeri ini.

Ibarat pertandingan sepak bola, Terawan selalu keluar sebagai pemenang, meski sering kali dicurangi lawan main. Ia adalah pemenang sesungguhnya dalam pertandingan vaksin Nusantara.

Terawan hadir bersama Menkes, Menristek/Kepala BRIN, dan Kepala Badan POM dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR pada 10 April. Kesimpulan rapat yang dimulai pukul 10.00 hingga 21.05 WIB itu berpihak kepada vaksin Nusantara. Ada 4 poin terkait vaksin Nusantara yang menjadi kesimpulan rapat yang diteken Ketua Komisi IX Felly Estelita Runtuwene.

Pertama, Kemenkes dan Badan POM berkoordinasi dengan Kemenristek/BRIN untuk terus mendukung penuh penelitian dan pengembangan kandidat Vaksin Nusantara di dalam seluruh tahapan penelitian dan pengembangan sesuai dengan standar dan persyaratan good laboratory practice (GLP), good manufacturing practice (GMP), dan good clinical practice (GCP) untuk memastikan khasiat, mutu, dan keamanannya.

Kedua, Badan POM RI untuk segera mengeluarkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis (PPUK) fase 2 bagi kandidat vaksin Nusantara agar penelitian ini dapat segera dituntaskan selambat-lambatnya 17 Maret 2021. Jika sampai batas waktu yang ditentukan tidak selesai, Komisi IX DPR RI akan membentuk tim mediasi untuk menyamakan persepsi antara Tim Peneliti Vaksin Nusantara dan Badan POM RI.

Ketiga, Tim Peneliti Vaksin Nusantara untuk menyampaikan perkembangan hasil klinis fase 1 kandidat vaksin Nusantara. Keempat, Badan Litbangkes Kemenkes untuk terus memberikan dukungan anggaran kepada penelitian kandidat vaksin Nusantara.

Keputusan dan/atau kesimpulan rapat kerja komisi atau rapat kerja gabungan komisi bersifat mengikat antara DPR dan pemerintah serta wajib dilaksanakan oleh pemerintah.

Sanksi bagi pejabat negara dan pejabat pemerintah yang tidak melaksanakan kewajiban keputusan/kesimpulan rapat kerja tidak main-main. Komisi dapat mengusulkan penggunaan hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat atau hak anggota mengajukan pertanyaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kesimpulan rapat itu diabaikan. Badan POM kukuh tidak memberikan izin vaksin Nusantara. Meski demikian, pada 14 April, ramai-ramai anggota DPR mendatangi RSPAD Gatot Soebroto. Mereka diambil sampel darah. Selang tiga hari kemudian, pada 17 April, 105 orang dari beragam kalangan menyatakan sikap mendukung Badan POM yang tak memberikan izin vaksin Nusantara.

Terawan tetaplah menawan, meski seakan-akan ditawan. Dia kembali keluar sebagai pemenang dalam nota kesepahaman antara Menkes Budi Gunadi Sadikin, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Kepala Badan POM Penny K Lukito pada 19 April.

Berdasarkan MoU itu, vaksin Nusantara digocek menjadi penelitian sel dendritik. Dari pengawasan Badan POM sekarang dialihkan ke penelitian berbasis pelayanan yang pengawasannya berada di bawah Kemenkes. RSPAD Gatot Soebroto yang menjadi kantor Terawan justru ditetapkan sebagai penyelenggara penelitian.

Vaksin itu bisa menawan karena di dalamnya ada unsur medis, bisnis, dan politis. Penelitian yang dilakukan Terawan mengusik mereka yang sudah mapan dalam bisnis vaksin.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima