Surga bagi Koruptor

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
14/4/2021 05:00
Surga bagi Koruptor
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI. Ebet)

SUDAH tak terbilang pepatah klasik ‘mulutmu harimaumu’ disampaikan, dipidatokan, dituliskan, dan diajarkan. Toh, ada saja yang masih terpeleset akibat mulut salah ucap. Rupanya kebebasan berbicara sebagai pe­nanda demokrasi kerap dimaknai bebas tanpa ‘syarat’.

Itu pula yang terjadi saat Deputi Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Karyoto tiba-tiba menyebut Singapura sebagai surga bagi koruptor. Mungkin ia terseleo lidah saat membeberkan alasan sulitnya mencari buron kasus rasuah di Indonesia. Beberapa tersangka korupsi kerap melarikan diri ke Singapura untuk mengamankan diri.

“Satu-satunya negara yang tidak menandatangani ekstradisi yang berkaitan dengan korupsi ialah Singapura. Itu surganya koruptor,” kata Karyoto di Gedung Merah Putih KPK, Selasa, pekan lalu (6/4).

Karyoto melanjutkan curhatnya dengan menandaskan bahwa Indonesia tidak akan bisa meminta bantuan pemerintah Singapura dan otoritas keamanan mereka untuk memulangkan koruptor. Otorititas Singapura yang keukeuh menolak ekstradisi menjadi halangan penegak hukum Indonesia mengejar koruptor.

“Tingkat kesulitan menjemput para tersangka di Singapura makin susah jika telah diakui sebagai penduduk atau berstatus permanent resident. Agak repot, sekalipun dia sudah ditetapkan tersangka,” ujar Karyoto.

Lokasi Singapura yang dekat dengan Indonesia, Karyoto melanjutkan, juga dimanfaatkan tersangka sebagai negara tujuan melarikan diri. Alasannya, irit ongkos.

Curhat yang offside. Sebagai penegak hukum yang sudah dibekali kewenangan ekstra, Karyoto mestinya punya beragam jurus meringkus koruptor, alih-alih berbagi kisah soal sulitnya menekuk buron. Undang-undang KPK sudah memberikan banyak senjata. Ada penyadapan, ada kekuatan ekstra untuk ‘memaksa’ institusi lain memberikan bantuan, bahkan punya tim untuk menegosiasikan ekstradisi buron dengan beragam pendekatan. Belum lagi soal anggaran operasional KPK, yang pada 2021 ini disetujui Rp1,3 triliun.

Tentu, masih banyak hal penunjang dan dukungan kuat yang mesti diberikan kepada lembaga antirasuah itu. Namun, itu bukan alasan untuk menyampaikan keluhan secara terbuka, lebih-lebih menyinggung negara lain.

Dampaknya, seperti yang mudah diduga, Singapura, melalui kedutaan besarnya di Jakarta, melayangkan protes keras. Wajar belaka bila KPK, melalui wakil ketuanya, Nawawi Pamolango, meminta maaf atas pernyataan Deputi Penindak­an dan Eksekusi KPK Karyoto yang menyebut Singapura sebagai surga bagi koruptor tersebut. “Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari pernyataan-pernyataan tersebut,” kata Nawawi, awal pekan ini.

Memang betul bahwa KPK tidak bermaksud menghina Singapura. Benar pula bahwa kerja sama KPK dan Singapura tidak lantas rusak akibat pernyataan tersebut. Namun, dalam adab hubungan antarnegara, pernyataan yang tidak perlu tersebut melukai.

Apalagi, Indonesia dan Singapura melalui KPK dan CPIB (Corrupt Practices Investigation Bureau) sudah merintis kerja sama dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemberantasan korupsi, baik pencegahan, pendidikan, maupun penindakan. CPIB sudah sering membantu KPK dalam penanganan perkara rasuah. Salah satunya, kasus korupsi pengadaan mesin pesawat Garuda dan korupsi KTP elektronik.

Itu semua indikasi penting bahwa ibarat jamuan makan malam, hidangan sudah tersedia. Jangan sampai pernyataan ‘surga bagi koruptor’ seperti menarik taplak meja yang di atasnya telah berjajar rapi hidangan tadi. Mudah-mudahan pernyataan itu dipahami oleh Singapura sekadar ‘menum­pahkan minuman’: mengganggu, tapi tak sampai membuat hidangan berantakan dengan piring-piring yang pecah.

Ke depan, gaya berkomunikasi semacam ini tidak boleh diulangi lagi oleh pejabat ataupun penegak hukum. Jika mau berkeluh kesah, sampaikan secara tertutup kepada para diplomat kita, dubes yang ada di negeri jiran, atau ke Kementerian Luar Negeri.

Ketimbang mengumbar pernyataan yang menyalahkan dan melukai negara lain, lebih bijak bila pemburu koruptor mengasah taring, meng-upgrade senjata, memodifikasi strategi untuk menekuk biang korupsi. Tidak usah pedulikan ada atau tidak surga bagi koruptor.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima