Kepala Daerah bukan Burung Beo

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
12/4/2021 05:00
Kepala Daerah bukan Burung Beo
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SIKLON tropis Seroja memang membawa duka nestapa. Curah hujan dengan intensitas tinggi, angin puting beliung, tanah longsor, dan banjir bandang menyapu semuanya. Rata tanah. Ada ratap tangis dan duka amat mendalam.

Ada sisi lain di samping ratap tangis. Sisi kemanusiaan dari orang-orang yang rela berkorban, bahkan mau mempertaruhkan nyawa, untuk membantu sesama manusia. Mereka mengasihi sesama manusia sama seperti mengasihi dirinya sendiri.

Narasi mengasihi sesama tampak nyata dalam dua foto yang viral di media sosial. Benar adanya bahwa gambar menyampaikan makna jauh lebih efektif daripada deskripsi. Satu gambar bernilai ribuan kata, satu gambar setara dengan seribu kata.

Ada foto seorang perempuan separuh baya mengenakan kemeja biru, celana jeans, dan masker. Tanpa mengenakan alas kaki dan dengan celana digulung selutut, ia berjalan dan menerjang lumpur. Satu kardus dibawa di atas kepala dan satu lagi dibawa di tangan kanannya.

Perempuan dalam gambar tersebut ialah Merliaty Praing Simanjuntak, istri Bupati Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Ia dan beberapa perempuan lainnya, pada Selasa (6/4) ingin memberi bantuan kepada masyarakat di Desa Kiritana, Kecamatan Kambera. Mereka melintasi jalan berlumpur sejauh 4 kilometer.

Seorang warganet, @Paltiwest, menulis, ‘Keputusan tersebut sangat berisiko, sebab lumpur yang dia dkk seberangi di Desa Kiritana, bersebelahan dengan sungai besar yang arusnya deras. Sementara itu, badan jalan sudah longsor. Jika tanggul jebol, maka sangat mungkin dia dan teman-teman menjadi korban’.

Merliaty Praing Simanjuntak rela berkorban sekalipun nyawanya terancam. Dia mempraktikkan hakikat kasih paling agung. Tak ada kasih yang paling agung daripada orang yang mau mempertaruhkan nyawanya untuk orang lain. “Saya cuma melakukan yang seharusnya kita lakukan sebagai panggilan kemanusiaan,” kata Merliaty.

Jalan menuju panggilan kemanusiaan juga ditempuh mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao. Fotonya viral. Ia hanya mengenakan kaus putih, celana pendek, kakinya beralaskan sepatu. Dalam gambar itu ia sedang memikul kardus berisi bantuan.

Xanana turun langsung menyalurkan bantuan dari kota hingga ke pelosok. Saat tiba di lokasi, ia disambut warga yang sangat antusias dengan kedatangannya. “Warga sangat mencintai Xanana,” kata sahabat saya dari Timor Leste.

Setiap bencana selain melahirkan pahlawan kemanusiaan seperti dalam dua foto yang viral itu, juga menjadi momentum kelahiran pemimpin sejati. Ada 22 kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur dan sebanyak 15 kabupaten/kota yang terkena dampak langsung siklon tropis Seroja. Namun, tidak satu pun kepala daerah yang membantu korban bencana melampaui panggilan tugas mereka.

Rhenald Kasali, dalam tulisannya berjudul Bencana dan Pemimpin, menyebut krisis (bencana) menjadi semacam moment of truth untuk menilai kualitas kepemimpinan para elite. Apakah dia seorang pemimpin sejati, pemimpin berkualitas emas, atau pemimpin gadungan yang berkualitas tembaga.

‘Dalam kondisi krisis, seorang pemimpin sejati akan memimpin rakyatnya untuk bersama-sama menyelamatkan para korban seraya mencari jalan keluarnya. Dia bisa menjadi problem solver atau part of the solution. Bukan malah menjadi part of the problem. Sementara para pemimpin gadungan justru menghindar, tak jelas di mana keberadaannya’, tulis Rhenald Kasali.

Kepala daerah itu mestinya menjadi pemimpin, teladan, panutan, penunjuk arah, pemikul beban kala bencana menerjang daerahnya. Keteladanan Presiden Joko Widodo yang mendatangi daerah bencana patut ditiru. Para kepala daerah memimpin dengan kata-kata bukan dengan perbuatan. "Mereka yang tak berbuat baik bukan apa-apa selain burung beo, hanya kata-kata," tukas Paus Fransiskus.

Siklon tropis Seroja hanyalah pemicu, pangkal soal bencana ialah kerusakan lingkungan yang akut. Eloknya kepala daerah di tingkat kabupaten/kota mengambil alih tanggung jawab melestarikan lingkungan. Hutan membantu menjaga keseimbangan alamiah yang hakiki dan yang mutlak diperlukan bagi kehidupan antargenerasi.

Bencana alam di NTT mestinya semakin menyadarkan para kepala daerah untuk tidak sesuka udel mengalihkan fungsi lingkungan untuk kepentingan pertambangan. Sungguh ironis, pada saat alam murka, ada kepala daerah yang asyik bicara tambang batu gamping.

Kehadiran tambang di NTT menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah bahkan tak terpulihkan. Janji untuk melakukan moratorium pertambangan jangan sekadar kata-kata, tapi lakukan sekarang juga dengan tindakan nyata. Jika cuma kata-kata, apa bedanya dengan burung beo?



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima