Taji Doi Moi

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
10/2/2021 05:00
Taji Doi Moi
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(Dok.MI/Ebet)

JIKA tidak ada Doi Moi, boleh jadi ekonomi Vietnam tak setangguh hari ini. Pembaruan ekonomi yang dicanangkan Partai Komunis Vietnam sejak tiga setengah dekade lalu itu sukses mengantar Vietnam menjadi raksasa ekonomi baru di Asia. Bukan cuma itu, ‘renovasi’ ekonomi tersebut juga terbukti tangguh melawan badai yang melanda negeri berpenduduk 95,5 juta orang itu.

Di tengah mayoritas perekonomian dunia sedang suram dihantam pandemi covid-19, ekonomi Vietnam tak sekali pun tersentuh oleh resesi. Perekonomian bahkan tumbuh positif 2,91% selama setahun pada 2020, menjadikan Vietnam negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kala pandemi.

Betul bahwa tingkat pertumbuhan tersebut, sebagaimana dikatakan Kepala Kantor Statistik Vietnam Nguyen Thi Huong, merupakan capaian terendah dalam 11 tahun terakhir. Namun, hasil itu tetap yang tertinggi di Asia, melampaui Tiongkok yang tumbuh 2,3%.

Pemulihan supercepat di bidang manufaktur menjadi pendorong utama pertumbuhan. Manufaktur untuk setahun penuh naik 5,82%. Sepanjang tahun lalu, ekspor Vietnam meningkat 6,5% dan impor naik 3,6%.

Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc berharap ekonomi negerinya tumbuh 6% tahun ini. Namun, ekonom dari Bank of America bahkan memprediksi perekonomian Vietnam bisa tumbuh 9,3% pada 2021, jauh lebih tinggi daripada proyeksi Bank Dunia di angka 6,7%.

Doi Moi jelas bertaji. Pada 1986, Kongres Partai Keenam memperkenalkan reformasi ekonomi penting dengan elemen-elemen ekonomi pasar sebagai bagian dari paket reformasi ekonomi luas. Kepemilikan swasta dalam bidang industri, perdagangan, dan pertanian digenjot. Reformasi ekonomi itu telah mengubah haluan dari ekonomi-sosialis terpusat menjadi sosialis berorientasi pasar terbuka.

Investor asing diberi penghapusan pajak pada periode tertentu dan hak guna bangunan 75 tahun. Revolusi di era damai ditempuhnya dengan bergabung ke ASEAN (1998), menjadi anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC, 1998), merealisasikan penuh Persetujuan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA, 2006), dan  menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO, 2006).

Doi Moi berangsur menarik perusahaan penanaman modal asing di kawasan industri dan sejak awal abad ke-21 menunjukkan angka menakjubkan. Jika berminat masuk, pelaku PMA disuguhi kemudahan perizinan, yaitu penerbit­annya cukup di tingkat gubernur setempat, tidak harus ke ibu kota negara. Hasilnya pada 2002 investasi asing langsung (FDI) Vietnam yang baru US$2,07 miliar melesat menjadi US$20,3 miliar hanya dalam kurun lima tahun (pada 2007). Kini, FDI Vietnam bahkan lebih dari US$40 miliar.

Dalam sekelebat, Vietnam juga berhasil mencapai pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahunan 8%, dari 1990 hingga 1997. Capaian itu berlanjut menjadi sekitar 7% dari 2000 hingga 2005. Alhasil, Vietnam pun menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di dunia.

Pada saat bersamaan, manufaktur, teknologi informasi, dan industri teknologi canggih membentuk bagian besar dan tumbuh dengan cepat. Padahal, sebelum itu Vietnam praktis hanya mengandalkan pertanian yang menguasai 90% perekonomian.

Doi Moi juga memberikan berkah buat pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita mereka naik tajam, dari US$471 pada 2001 melesat menjadi US$2.300 pada 2015. Peringkat Vietnam dari sisi competitiveness membaik jadi 56/140 pada 2015-2016 dari 77/104 pada 2004-2005.

Lewat Doi Moi, Vietnam menjelma menjadi salah satu negara Asia dengan kebijakan ekonomi paling terbuka. Akibatnya, neraca perdagangan pun mencapai 160% PDB, lebih dari dua kali rasio yang dimiliki Tiongkok dan lebih dari empat kali rasio India.

Vietnam memperlakukan Doi Moi bukan sekadar slogan kosong. Mereka fokus, konsisten, disiplin, serta ada saling percaya antara rakyat dan pemerintah. Itu pula yang menyebabkan Vietnam cepat pulih dari pandemi walau dihantam korona dalam dua gelombang. Data Worldometers menunjukkan, hingga kini ‘hanya’ 2.001 warga Vietnam terpapar oleh covid-19 dengan angka kematian yang juga ‘hanya’ 35 orang.

Karena rumput tetangga memang lebih hijau, tak ada salahnya kita menirunya. Apalagi, ekonomi kita tak jeblok-jeblok amat: kendati terkontraksi minus 2,07% pada 2020, tahun ini kita masih bisa diharapkan melompat ke 4,5%-5,5%. Vietnam punya Doi Moi, kita punya reformasi, juga restorasi. Tinggal ditambah dengan konsistensi dan percaya diri.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima