Negeri para Dewa Menanti Orient

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
08/2/2021 05:00
Negeri para Dewa Menanti Orient
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

KEWARGANEGARAAN Arcandra Tahar, Gloria Natapradja Hamel, dan Orient P Riwu Kore telah memunculkan kegaduhan. Meski demikian, selalu ada jalan keluar atas setiap masalah yang muncul.

Arcandra sempat menjabat Menteri ESDM selama 20 hari sebelum diberhentikan Presiden Joko Widodo pada 15 Agustus 2016. Diberhentikan, karena ternyata ia berkewarganegaraan Amerika Serikat. Tidak lama berselang, pada 14 Oktober 2016, Arcandra dilantik lagi menjadi Wakil Menteri ESDM.

Sementara itu, Gloria sempat digugurkan dari keanggotaan Paskibraka dua hari sebelum upacara pada 17 Agustus 2016. Keanggotaannya dipermasalahkan lantaran memiliki paspor Prancis, negara asal ayahnya. Akan tetapi, akhirnya ia bergabung dengan tim Bima, Paskibraka yang menurunkan bendera pada sore hari.

Kasus kewarganegaraan Gloria tidaklah serumit Arcandra yang menduduki jabatan publik. Jabatan yang mensyaratkan calon berkewarganegaraan Indonesia. Akan tetapi, serumit apa pun masalahnya, tetap dapat diselesaikan secara baik-baik.

Kewarganegaraan Amerika Serikat Arcandra gugur ketika ia mengucapkan sumpah sebagai Menteri ESDM. Sumpahnya, “Bahwa saya akan setia kepada UUD 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara…”

Kasus Orient P Riwu Kore mirip dengan kasus Arcandra, samasama terkait jabatan publik. Akan tetapi, Orient tidaklah seberuntung Arcandra yang kasus kewarganegaraannya selesai secepat kilat.

Jika Arcandra mengucapkan sumpah, Orient mengisi persyaratan model BB.1-KWK saat mengajukan syarat sebagai kepala daerah kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU). Salah satu butir pernyataan itu ialah, “Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, UUD 1945, citacita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus Tahun 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Pada saat Orient meneken pernyataan kesetiaan di atas meterai itu, kalau benar saat itu ia masih berkewarganegaraan asing, otomatis kewarganegaraan asingnya gugur. Tentu saja masih ada syarat administrasi lain yang harus dipenuhinya untuk mendapatkan kembali kewarganegaraan Indonesia.

Orient memastikan bahwa dirinya masih berstatus warga negara Indonesia. “Saya tidak pernah melepas status kewarganegaraan Indonesia. Saya WNI yang sah karena NIK saya tercatat secara resmi di database kependudukan pada Ditjen Dukcapil,” kata Orient pada Jumat (5/1).

Kontroversi kewarganegaraan Arcandra, Gloria, dan Orient patut dijadikan pertimbangan apakah negeri ini tetap tidak mengakui  kewarganegaraan ganda seperti diatur UU 12/2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Terlepas dari persoalan kewarganegaraan, eloknya, Orient yang berpasangan dengan Thobias Uly tetap dilantik pada 17 Februari. Dalam hukum administrasi negara dikenal asas praduga absah. Artinya, segala sesuatu dianggap absah, kecuali dibuktikan sebaliknya.

Seluruh syarat pencalonan kepala daerah sudah disahkan, kemenangan pilkada juga sudah disahkan. Disahkan KPU yang diawasi Bawaslu. Semua yang sah itu harus dianggap tetap sah sampai ada putusan berkekuatan hukum tetap mengatakan sebaliknya. Janganlah Orient divonis lewat peradilan wacana, itu preseden buruk bagi negara hukum.

Orient-Thobis tetap dilantik karena KPU Sabu Raijua sudah menetapkan keduanya sebagai calon bupati dan wakil bupati terpilih pada 23 Januari. Setelah dilantik, barulah diproses secara hukum terkait kewarganegaraannya dan ia bisa dinonatktifkan.

Dilantik kemudian langsung dinonaktifkan pernah dialami sejumlah bupati dalam kasus korupsi. Pada 24 Agustus 2017, Samsu Umar Abdul Samiun dilantik sebagai Bupati Buton. Sesaat setelah menerima SK pelantikan, Samsu Umar langsung dinonaktifkan karena berstatus terdakwa.

Begitu juga nasib Bupati Tulungagung Syahri Mulyo. Setelah dilantik pada 25 September 2018, tiga menit kemudian ia langsung dinonaktifkan.

Sungguh tidak elok, dalam negara hukum, Orient divonis bersalah lewat wacana di ruang publik. Publik harus menghormati pilihan 48,3% pemilih di Kabupaten Sabu Raijua yang mengantarkan Orient Thobias sebagai pemenang.

Pada Pilkada 9 Desember 2020, warga antusias mendatangi TPS. Tingkat partisipasi masyarakat sebesar 81,77%, melebihi target nasional 77,5%. Pemilih antusias mendatangi TPS karena ingin memenangkan Orient-Thobias. Pasangan ini meraih 21.363 suara, memenangkan pilkada di 5 dari 6 kecamatan yang ada.

Mengapa mayoritas warga Sabu Raijua memilih Orient-Thomas? Rakyat bosan hidup dalam kubang kemiskinan. Saat ini banyak sekali saksi bisu dari mandeknya pembangunan infrastruktur di Sabu Raijua. Di tengah Kota Menia, ibu kota Sabu Raijua, tampak pembangunan gedung DPRD dan gedung perkantoran yang hanya berupa onggokan besi dan tembok setengah jadi yang sudah berkarat dan kusam dengan ilalang yang tumbuhan liar.

Sabu Raijua yang juga dikenal sebagai ‘Negeri para Dewa’ itu berhak menentukan pemimpin yang membawa mereka keluar dari kemiskinan. ‘Negeri para Dewa’ itu menanti Orient.
 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima