Menengok Tiongkok

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
23/1/2021 05:00
Menengok Tiongkok
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

NEGERI Tirai Bambu selalu memantik ‘cemburu’. Terutama pada pertumbuhan ekonominya, perdagangannya, kemampuan produksi massalnya, hingga percepatannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta di bidang farmasi.

Eskalasi dan ekspansi perdagangan negeri berpenduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa tersebut bahkan membuat Amerika Serikat kecut. Di bawah komando Donald Trump, Amerika pun mengobarkan perang ‘bubat’ kontra Tiongkok. Barang asal ‘Negeri Tirai Bambu’ itu dibatasi masuk ‘Negeri Paman Sam’ dengan cara pengenaan bea masuk yang sangat mencekik leher. Presiden Trump meningkatkan tarif impor untuk US$200 miliar produk impor Tiongkok, dari yang sebelumnya 10% menjadi 25%.

Tujuannya untuk melindungi ekonomi Amerika agar tak terus berdarah-darah oleh serbuan produk Tiongkok. Maklum, sebelum adanya penaikan tarif barang impor tersebut, defi sit perdagangan AS dengan Tiongkok sudah mencapai sekitar US$30 miliar pada Januari 2019.

Toh negeri yang dipimpin Xi Jinping itu tak kehilangan akal oleh langkah pengetatan tersebut. Mereka menemukan pasar baru, mencari terobosan baru, dan mengayun pendulum negosiasi baru dengan negara-negara lain yang pasarnya tak kalah ‘seksi’ daripada di Amerika. Tiongkok pun menyasar Vietnam, Iran, Rusia, Indonesia, beberapa negara Amerika Selatan, serta Afrika.

Hingga kemudian pandemi covid-19 datang, diawali dari Wuhan, lalu menyebar ke seluruh dunia. Tiongkok sebagai titik awal terjadinya pandemi dinujum akan rontok secara ekonomi, bahkan bisa kembali ke titik dasar. Alasannya, sebagai negara berpenduduk lebih dari 1,4 miliar, orang akan kesulitan mengatasi wabah yang amat mudah menular.

Namun, justru semua prediksi itu yang rontok. Tiongkok relatif mampu menjinakkan covid-19 kurang dari setahun. Praktis dalam hitungan 10 bulan sejak korona ditemukan di Wuhan, virus mematikan tersebut sudah bisa dihalau dari ibu kota Provinsi Hubei itu.

Secara nasional, berdasarkan data Worldometer, sejak Desember 2019 hingga Januari 2021, ‘hanya’ sekitar 88 ribu warga Tiongkok yang terpapar covid-19. Padahal, total jumlah warga yang dites lebih dari 160 juta orang. Itu berarti hanya 0,055% yang terkena covid-19 dari total orang yang dites. Adapun di Indonesia, dari sekitar 8,6 juta orang yang dites, terdapat lebih dari 965 ribu positif covid-19, alias 11,2%.

Tidak mengherankan bila keberhasilan Tiongkok menekan penyebaran covid-19 (jumlah kasus harian positif covid-19 saat ini rata-rata kurang dari 150 orang) berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonominya. Biro Statistik Nasional Tiongkok awal pekan ini merilis produk domestik bruto Tiongkok pada 2020 tumbuh 2,3%. Pertumbuhan positif tersebut didorong investasi dan konsumsi, serta didukung pemulihan dari pandemi covid-19 yang relatif cepat. Alhasil, itu juga yang mendorong ekspor.

Angka pertumbuhan 2,3% itu memang terendah dalam 44 tahun, lebih rendah daripada 6% yang dicapai pada 2019. Namun, capaian di tengah pandemi tersebut melebihi prediksi para ekonom dan sejumlah lembaga ekonomi dunia yang memperkirakan ekonomi Tiongkok hanya akan tumbuh 2,1%. Tiongkok kemungkinan menjadi satu-satunya ekonomi besar yang tumbuh, karena negara-negara raksasa ekonomi dunia, termasuk AS dan Jepang, masih terus berjuang dengan pandemi.

Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut terutama dipicu pertumbuhan pada kuartal terakhir yang meningkat menjadi 6,5%, dengan momentum ekspansi 4,9% yang dicapai pada kuartal ketiga, dan pertumbuhan 3,2% yang terlihat pada kuartal kedua. Pemulihan awal Tiongkok dari pandemi dan dimulainya kembali pekerjaan memungkinkan produksi industri meningkat, berkontribusi pada permintaan barang-barang, termasuk peralatan medis dan elektronik.

Laman Bloomberg menuliskan bahwa permintaan global untuk barang-barang buatan Tiongkok diperkirakan akan tetap kuat karena pandemi terus membuat sebagian besar populasi dunia terkunci. Sudah menjadi eksportir utama, nilai pengiriman barang Tiongkok meningkat 3,6% pada 2020. Impor turun 1,1%, menghasilkan surplus perdagangan tahunan US$535 miliar, tertinggi sejak 2015. Tahun ini, ekonomi Tiongkok pun diprediksi bakal tumbuh 7,9% hingga 8%.

Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, pernah mengungkapkan tujuh kunci keberhasilan Tiongkok dalam mencegah, menanggulangi dan mengendalikan covid-19: pemerintah bertanggung jawab penuh, mobilisasi massa, determinasi politik, menyesuaikan kebijakan secara tepat, mengurangi dampak ekonomi, transparan dan pemanfaatan iptek. Saatnya kita meniru Tiongkok, yang telah terbukti cepat keluar dari jeratan pandemi covid-19. Syaratnya, ada sikap saling percaya, saling respek, disiplin, dan tanggung jawab penuh dari semua lini, termasuk warganya. Jangan alergi menengok Tiongkok.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima