Garam dan GeNose

20/1/2021 05:00
Garam dan GeNose
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(Dok.MI/Ebet)

KETERBATASAN dan kekurangan tidak melulu berbanding lurus dengan jalan buntu. Bahkan, kondisi serbakekurangan kerap melahirkan terobosan, memunculkan jalan keluar.

Begitulah, setidaknya, yang ditemukan Muhammad Sarwani, warga Purworejo, Jawa Tengah. Keterbatasan pasokan listrik di sejumlah titik di Tanah Air menginspirasi sarjana Fakultas Teknik Mesin Universitas Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, itu untuk melahirkan lampu 'air garam'. Produk itu kini digunakan untuk menerangi sejumlah titik penampungan pengungsi korban gempa Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat.

Awalnya, sejak 2012, Sarwani menggeluti teori reduksi-oksidasi (redoks). Ia terlecut oleh kegelisahan orang-orang yang belum terjamah oleh penerangan lampu listrik karena lokasi mereka yang sulit dijangkau instalasi listrik negara. Karena itu, tergeraklah ia melakukan uji coba, mewujudkan pergelutannya dengan teori redoks selama beberapa bulan.

Hasilnya 100 lampu air garam yang ia temukan mampu menerangi titik-titik tempat pengungsi korban musibah gempa Sulawesi Barat. Aliran listrik yang putus membuat warga Mamuju melewati malam dengan gelap gulita tanpa penerangan, kecuali lampu penerangan darurat yang tampak sebagai titik-titik sinar redup dari kejauhan.

Namun, kehadiran Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo ke lokasi musibah membawa secercah cahaya terang.

Tak kurang dari seratus lampu air garam terbang bersamanya dengan pesawat Hercules TNI-AU pada Jumat (15/1) siang.

"Lampu-lampu ini benar-benar terobosan. Ide brilian anak bangsa. Jadi, cepat kami sambar karena sangat cocok untuk daerah yang tertimpa bencana seperti di Mamuju ini," kata Doni.

Berkat ketekunan sang penemu, Sarwani, dalam mengutak-atik energi alternatif dari air garam itu, kini ia sudah berhasil menggapai mimpinya: menghadirkan cahaya di lokasi bencana. Caranya sangat sederhana, yakni garam dapur yang dilarutkan ke dalam air dan diubah menjadi penyulut cahaya lampu.

Butuh empat tahun bagi Sarwani untuk mewujudkan mimpinya itu. Pada 2016, produk lampu air garam pun siap diproduksi massal. Pengoperasian 'lampu ajaib' ini cukup mudah. Hanya perlu air bersih dan garam. Garam apa saja. Jika tak ada garam, air laut pun bisa. Karena itu, lampu ini juga sangat cocok dipakai para nelayan.

Bukan hanya memberi cahaya di tengah kegelapan, lampu air garam juga bisa dimanfaatkan sebagai charger atau pengecas ponsel Anda. Kalau sedang dipakai untuk menyalakan lampu, fungsi pengecas off. Sebaliknya, kalau sedang digunakan sebagai pengecas, lampu LED tidak bisa dinyalakan.

Kedaruratan dan keterbatasan juga melahirkan GeNose, alat pendeteksi paparan covid-19 temuan Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat pendeteksi virus korona penyebab covid-19 yang dikembangkan para peneliti UGM tersebut sudah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan pada Kamis (24/12/2020).

Dalam laman resmi UGM, ketua tim pengembang GeNose C19, Prof Kuwat Triyana, mengatakan perangkat tersebut dipatok dengan harga Rp15.000-Rp25.000. Hasil tes juga dapat langsung diketahui hanya dalam waktu 2 menit dan tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya. Pengambilan sampel tes berupa embusan napas juga dirasakan lebih nyaman jika dibandingkan dengan usap atau swab.

Begitulah kiranya, bangsa ini tak kering oleh rekacipta. Dalam serbakekurangan, ada sekelompok orang yang menghadirkan tanda penting bahwa kita bangsa besar. Tinggal bagaimana negara memosisikan para inovator itu: serius memfasilitasinya, setengah-setengah, atau membiarkan semua berjalan apa adanya.

Setidaknya saya telah menemukan harapan akan itu dari Media Indonesia. Kemarin, harian ini berulang tahun ke-51. Tema yang diusung ialah Menuju rekacipta Indonesia. Itu sebuah resolusi, tekad kuat, untuk mendorong agar negara ini meninggikan derajat para inovator. Dengan begitu, cita-cita Indonesia maju bukan tekad semu. Saya yakin, pengurus negara ini akan mendengarkannya lalu mewujudkannya.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima