Menaklukkan Kengeyelan

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
23/12/2020 05:00
Menaklukkan Kengeyelan
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(Dok.MI/Ebet)

TUJUH dasawarsa lalu, Albert Camus telah menarasikan dalam Sampar wabah di Kota Oran, Aljazair, dengan deskripsi mengerikan. Namun, hari ini, kita seperti tengah mendapatkan gambaran terkuat dari novel Camus berjudul asli La Peste tersebut setelah muncul wabah covid-19.

Ikhtiar menemukan serum, atau dalam bahasa kita ikhtiar menemukan vaksin covid-19, demikian berliku. Persis seperti perlombaan lari, saat vaksin mulai ditemukan, virus mematikan itu juga bermutasi menjadi kian ganas di Inggris. Suasana tersebut mirip usaha yang kerap hampir sukses, tapi seolah kembali lagi ke titik nol.

Apakah kita akan mundur? Jelas tidak. Seperti gambaran Camus, serum itu pasti ketemu. Vaksin itu pasti ampuh. Lalu, virus-virus itu bakal pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, sama ketika dia dulu datang tanpa permisi.

Namun, sebelum sampai virus itu pergi, perang melawan covid-19 bak dongeng dalam novel The Plague (Sampar), sekaligus juga perang melawan keraguan, melawan ketidakpercayaan. Tak semua senang, nyaman, percaya pada kehadiran vaksin. Saat sebagian besar orang berupaya 'meratakan' kurva korona dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, masih ada yang amat yakin bahwa covid-19 hanyalah rekayasa. Pagebluk itu konspirasi, begitu kira-kira keyakinan mereka.

Itulah yang terekam dalam survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Survei menunjukkan masih ada sekitar 28% warga tidak takut tertular oleh covid-19. "Yang takut, lalu mengambil langkah-langkah disiplin ketat, ada sekitar 71%," kata Manajer Kebijakan Publik SMRC Tati Wardi pada rilis daring survei nasional SMRC bertajuk Kepercayaan Publik Nasional pada Vaksin dan Vaksinasi Covid-19, di Jakarta, kemarin.

Survei nasional SMRC dilakukan pada 16-19 Desember 2020 melalui wawancara per telepon kepada 1.202 responden yang dipilih secara acak. Persentase warga yang tidak takut tertular oleh covid-19 menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan survei SMRC sebelumnya pada 7-10 Oktober 2020. Ketika itu, persentase mereka yang tidak takut tertular covid-19 baru 16%.

Sebaliknya, proporsi warga yang takut tertular oleh covid-19 mengalami penurunan dari 84% pada survei 7-10 Oktober 2020 menjadi 71% dalam survei 16-19 Desember 2020. Kecenderungan kekhawatiran pada covid-19 itu pada gilirannya berpengaruh terhadap kesediaan untuk mengikuti vaksinasi covid-19.

Menurut survei SMRC tersebut, ada 40% warga yang menyatakan takut tertular oleh covid-19 menyatakan bersedia divaksinasi, sementara hanya 29% warga yang menyatakan kurang/tidak takut pada covid-19 yang bersedia. Dengan kata lain, semakin tinggi keyakinan warga bahwa mereka tidak akan tertular korona, semakin rendah keinginan mereka untuk bersedia divaksinasi.

Penurunan proporsi warga yang merasa takut tertular oleh covid-19 itu juga 'konsisten' dengan penurunan tingkat keyakinan publik tentang jumlah kasus yang terinfeksi oleh virus korona. Pada awal Oktober 2020, sekitar 82% warga yakin bahwa jumlah kasus positif covid-19 semakin banyak. Namun, proporsi tersebut menurun menjadi 65% dalam survei terakhir (16-19 Desember 2020), saat kian banyak orang mulai tidak takut terhadap covid-19.

Kondisi itu mirip juga dengan novel AJournal of the Plague Year karyaDaniel Defoeyang berkisah tentang wabah penyakit pes di London pada 1665. Novel tersebut menampilkan rentetan peristiwa mengerikan yang membuat pembacanya dapat menyimak kekagetan pada masa awal wabah dan penyebaran virus baru saat itu.

Defoe menceritakan Kota London memberlakukan serangkaian aturan baru, seperti pelarangan perayaan publik serta penutupan restoran dan tempat minum--serupa dengan di dunia nyata saat ini ketika wabah virus korona melanda. Defoe menulis bahwa tidak ada 'yang lebih fatal terhadap penduduk kota ini daripada kelalaian warganya sendiri yang tidak memedulikan aturan', padahal mereka bisa berdiam di rumah. Defoe menambahkan, "Saya melihat penduduk lainnya menaati aturan dan banyak yang hidup oleh karenanya."

Tiga gambaran di atas (novel Sampar karya Camus, survei SMRC, dan novel karya Defoe) menjadi cermin bahwa 'akhir cerita bahagia' kemenangan melawan wabah kerap diganjal kebebalan sikap. Keberhasilan menaklukkan covid-19 harus diawali dengan kemenangan melawan keraguan, ketidakpercayaan, kengeyelan.

Jika keyakinan, kepercayaan, dan 'kepasrahan' sudah bisa direbut, sama seperti tulisan novel Defoe, 'Ketika waktu itu tiba, penyebaran wabah melambat, cuaca musim dingin muncul dengan udara bersih serta dingin yang menusuk, sebagian besar mereka yang jatuh sakit telah pulih, kota mulai sehat, warga mulai sembuh'.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima